Written © Moonlight-1222
Story © Moonlight-1222
Cover © Phoenixlu.
Author Note : Kisah perjalanan sang duta terinspirasi dari kisah nyata sang duta, tapi diubah alur dengan menjadikan sang duta akhirnya mampu menyelesaikan misinya dengan sampai di Roma. Bila ada kesalahan kata, nama dan tempat, ataupun menyinggung pihak tertentu, saya minta maaf. Cerita ini hanyalah karangan semata, tidak ada niat menjelekkan pihak manapun. Tapi bila ada yang keberatan, silahkan hubungi Moonlight-1222 ya.
......................................................................................................................................................
Spring’s Tears
.
..
...
Kita ditakdirkan untuk terbang bersama, tapi siapa sangka kita malah berakhir saling mematahkan sayap.
*
Di dasar terdalam ingatannya terdapat kenyataan pahit yang melemahkan seluruh sendi tubuhnya. Kenyataan pahit yang tak seharusnya dirinya coba gali. Kenyataan pahit yang telah mati-matian dijaga oleh orang itu agar tak dapat naik ke permukaan dan merusak dinding manipulasinya. Kenyataan pahit yang dengan kejamnya telah diberi cadar dusta semanis empedu.
Pada malam berdarah di waktu musim gugur sebelas bulan yang lalu, orang itu datang bersama kehangatan yang menawarkan perlindungan di tengah tangis pilu penuh ketakutan dan duka nestapa. Sosok tingginya yang tegap dengan rupa rupawan bak titisan Dewa, bagaikan kemilau air penghapus dahaga. Dan nyatanya dahaga itu masih tetap menjejak di kerongkongan sampai saat ini.
Sandiwara tanpa cela berhasil membuatnya terperangkap, begitu saja mempercayai silat lidah tanpa kebenaran. Satu serangan manipulasi berhasil membuatnya meninggalkan kepahitan akhir ingatan masa hidupnya: tertawa tanpa kesedihan. Orang itu sukses, telah berhasil membuat dirinya menjadi sangat bergantung padanya. Hanya mempercayai orang itu, dan dengan bodoh dirinya bahkan telah melabuhkan hati padanya.
Tapi permainan kejam orang itu tak akan selamanya bernyawa, karena Langit tidak akan membiarkan dusta menipu kerapuhan hatinya yang begitu luhur. Tapi di saat tabir penuh muslihat itu mulai tersibak, jalinan benang yang lain malah membuatnya dilema. Haruskah ia meredam kobaran api di dalam hatinya dan mencoba bahagia meski hidup berselimut dusta? Ataukah, menimbulkan kegemparan dengan berulah bersama seseorang yang tengah dibawanya saat ini?
***
“Saat takdir menghadapkanmu dengan kenyataan pahit, keputusan mana yang akan kau pilih? Menolak kepahitan dan berusaha melawannya atau malah meleburkan diri ke dalam kepahitan dan hidup dengan batin tersiksa. Rasakan betapa dalamnya sakit hatimu, resapi rasa pahit kenyataan itu, dan saat kau telah selesai melakukannya, maka kau akan mengetahui apa yang sebenarnya hatimu pilih.”
***
Sejarah mencatat pada masa kekuasaan Kaisar Ho Dinasti Han tepatnya di tahun 0097 CE, Jenderal Besar Gan Chao mengirimkan Tan Ying, seorang utusan yang ditunjuknya sebagai duta besar kemiliteran menuju Da Qin—Kekaisaran Roma. Jenderal Gan Chao berniat membangun persekutuan yang menguntungkan dengan negeri yang terkenal besar dan memiliki perlengkapan militer yang tangguh di dunia bagian barat tersebut.
Diceritakan bahwa Tan Ying tidak pernah berhasil mencapai wilayah Roma, perjalanannya hanya sampai sejauh Laut Barat yang mengacu pada Laut Hitam atau daerah pantai Lautan Pasifik di Teluk Persia. Saat hendak menyeberangi lautan, para nelayan Anxi—Persia—di perbatasan barat memberikan alasan mengapa wilayah Roma cukup sulit untuk dicapai.
“Samudera ini sangat luas, perjalanan bisa saja berlangsung selama tiga bulan bila angin bersahabat. Akan tetapi bila angin tidak berniat menolong, perjalanan bisa mundur menjadi dua tahun lamanya. Itulah alasan mengapa semua orang yang pergi berlayar selalu membawa perbekalan yang cukup untuk selama tiga tahun. Selama perjalanan yang diakibatkan karena luasnya samudera yang seolah tak berujung membuat perasaan rindu akan kampung halaman terus menumpuk. Mereka akan berakhir dengan terus memikirkannya, kemudian beberapa di antara mereka mulai jatuh sakit lalu meninggal.”
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Tan Ying akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan perjalanannya menuju Roma karena resiko yang harus dia tempuh terlampau besar. Meski begitu, tetap saja perjalanan Tan Ying menjadi perjalanan terjauh yang tercatat dalam sejarah Cina di zaman purbakala. Dia akhirnya berhasil pulang setelah menetap untuk mengumpulkan informasi dari penduduk setempat yang pernah melakukan perjalanan ke Roma.
Begitulah kisah singkat perjalanan Tan Ying yang tercatat dalam sejarah. Tapi bagaimana bila sejarah tak benar-benar mencatat kebenaran akan perjalanannya? Bagaimana bila sebenarnya Tan Ying berhasil mencapai Roma dan informasi yang dia dapatkan merupakan hasil jerih payahnya sendiri? Alasan apa yang membuat para penulis sejarah memalsukan perjalanan sang duta? Benarkah karena adanya konspirasi kejam, ataukah karena ada alasan lainnya. Dan semuanya pasti akan terkuak dengan seiringnya berjalannya waktu.
.
.
.
To Be Continued
.............
Halo pembaca HAI, salam kenal. Ini Moonlight, author baru di HAI. Panggil Moon saja ya. Semoga suka dengan karya Moon ini. Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring's Tears [END]
Historical Fiction[Short Story] Sejarah mencatat pada masa kekuasaan Kaisar Ho Dinasti Han tepatnya di tahun 0097 CE, Jenderal Besar Gan Chao mengirimkan Tan Ying, seorang utusan yang ditunjuknya sebagai duta besar kemiliteran menuju Da Qin-Kekaisaran Roma. Jenderal...