Written © Moonlight-1222
Story © Moonlight-1222
Cover © Phoenixlu.
***Flashback tidak dijelaskan, diharapkan pelan-pelan membaca agar tidak kebingungan.
......................................................................................................................................................
Spring's Tears
.
..
...
Tatapan hangatmu menghancurkan topeng beku yang menyembunyikan ekspresiku.
Kau membuatku percaya bahwa cinta itu nyata.
Meski pada akhirnya diriku harus hancur di tanganmu--karena ketidakmampuanku untuk menyingkirkan keburukan dari cinta.
Itu tak mengapa. Tak mengapa.
Karena aku meyakini amarah yang sempat membakar hatimu akan padam setelah kepergianku....
Tan Ying menatap kemegahan Kekaisaran Daqin yang tertinggal di belakangnya. Kapal yang membawanya pulang ke Han kian menjauh. Tiga hari ia menetap di Daqin, dan meski berhasil pulang dengan membawa surat persetujuan Kaisar Daqin atas hubungan diplomatik antar Han dan Daqin, tetap saja kemelut yang melanda pemerintahan Daqin mengusiknya. Kaisar Nirva [1] merupakan Kaisar yang bukan berasal dari Dinasti Flavianos [2], dia satu-satunya kaisar yang diangkat oleh Senat Romawi.
Menghabiskan waktu mengabdi pada Dinasti Flavianos, sang kaisar merupakan seorang anggota dewan yang menjabat sebagai konsul Romawi. Sang Kaisar naik tahta dalam usia senja, 65 tahun dan tanpa keturunan, berbeda sekali dengan Kaisar Ho yang naik tahta di usia belia, 7 tahun. Pemerintahan Kaisar Nirva dibebani dengan masalah keuangan dan pemberontakan dari pengawal istana yang membuatnya harus secepatnya mengangkat ahli waris. Trajanos [3], seorang jenderal muda yang populer di kalangan Senat Romawi menjadi pilihannya kala itu.
Tan Ying merasa ia datang di waktu yang tidak tepat, dimana kondisi Daqin sedang tidak stabil. Ketidakmampuan Kaisar Nirva dalam mengatur pemerintahan Romawi membuatnya ragu dengan keberlangsungan hubungan diplomatik mereka. Tapi tetap saja tugasnya hanya sebagai penyampai pesan, mungkin sesampainya di Han, Jenderal Gan Chao memiliki solusi atas permasalahan Daqin.
Melihat negeri Daqin di kejauhan, Tan Ying tak pernah menduga bahwa perjalanannya akan semulus ini setelah sempat ragu saat mendengar gangguan samudera. Dewa telah memberkahi perjalanannya dan keberuntungan pun berpihak padanya, perjalanan pergi selama tiga bulan berhasil ditempuhnya. Ia tersenyum puas pada pencapaiannya, Jenderal Gan Chao pasti sangat senang mendengar keberhasilannya ini, sampai tangan putih nan mulus menyentuh lengan kain pakaiannya. Ia menoleh, menemukan sebentuk wajah cantik asing yang dihias senyum indah.
Ia tersenyum pada jelita itu, bermata saphire yang elok berpadu serasi dengan rambut panjang warna madu. Livia Drusila, putri seorang pedagang Daqin yang telah lama menetap di Han. Gadis cantik itu berhasil memikat hatinya saat ia sedang menyamar ketika patroli di pasar. Sepasang saphire gadis itu bersinar, memancarkan kecerdasan, mengetuk hatinya. Pernikahan berlangsung sederhana, ia memberikan mas kawin kalung giok bermata jade pemberian almarhumah ibunya yang diterima oleh Livia penuh suka cita.
Kepala Livia bersandar di bahunya, mereka menatap negeri Daqin yang kian lama kian mengecil dalam pandangan. Angin laut pagi ini tampak tenang, ombak beriak pelan, dan langit cerah memayungi perjalanan mereka. Dalam beberapa hari lagi mereka akan sampai di perairan Anxi dan kembali ke Han. Karena keberadaan Livia yang membuat Jenderal Gan Chao menunjuknya sebagai Duta Han untuk Daqin. Livia bertugas sebagai penterjemah sekaligus rekan seperjalanannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Spring's Tears [END]
Narrativa Storica[Short Story] Sejarah mencatat pada masa kekuasaan Kaisar Ho Dinasti Han tepatnya di tahun 0097 CE, Jenderal Besar Gan Chao mengirimkan Tan Ying, seorang utusan yang ditunjuknya sebagai duta besar kemiliteran menuju Da Qin-Kekaisaran Roma. Jenderal...