(Pangeran Lian)
Suara langkah tegas menggema dj ruangan itu. Ruang makan istana mendadak hening, tak ada satupun suara yang terdengar. Begitupun dengan para dayang yang hanya bisa menunduk dalam-dalam. Sedangkan Liu wei masih bersujud di lantai tanpa mengangkat tubuhnya, ada ketakutan yang menggelayut di hatinya.
Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh kedua bahunya, Liu wei terkejut dan mengangkat kepalanya. Ka melihat sebuah pakaian berwarna biru, kemudian merasakan tangan itu menarik tubuhnya hingga ia bangun perlahan.
“Bangunlah, ini aku Lian,” bisik Pangeran Lian.Liu wei segera bangun dan mendongakkan wajahnya, matanya memerah dan setetes air mata mengalir di pipinya, dari mata indahnya. Kedua tangannya mengerat pakaiannya dengan erat. Tanpa di duga Pangeran Lian mengusap air mata di pipi Liu wei.
“Jangan takut, aku akan memintakan ampun pada Kaisar,” bisik Pangeran Lian lagi.
Pangeran Lian menoleh dan menatap Kaisar Zhao, ia membungkukkan tubuhnya sesaat sebelum mengatakan sesuatu.
“Kakak, mohon maafkan Liu wei,” katanya dengan nada sopan.
Tanpa Pangeran Lian ketahui, Kaisar Zhao mengeratkan kedua tangannya di balik meja, dengan rahang yang bergemeletuk keras. Sorot matanya tajam dan menatap ke depan. Bibirnya mengetat dan terkatup rapat.
“Pergilah,” katanya dengan suara dalam dan serak.
Pangeran Lian mengangguk kemudian menatap Liu wei, ia memberikan senyuman kecilnya dan memberikan isyarat kepada kepala dayang untuk membawa Liu wei pergi.Kepala dayang yang mengerti pun menyentuh bahu Liu wei dan membawanya pergi dari ruangan itu. Mereka berjalan keluar dengan kepala menunduk sedangkan para dayang yang lainnya masih menunggu sampai keluarga istana selesai makan.
(*0*)(*0*)
Semilir angin siang berhembus dengan pelan, menerbangkan dedaunan kering. Awan-awan putih beriak dan menggumpal di langit yang biru dan terang, dengan matahari yang bersembunyi malu dibalik awan. Seakan menatap malu pada kecantikan Liu wei, yang membawa pesona dan aura berbeda.
Di bawah pohon ceri yang berguguran bunganya, sosok Liu wei sedang duduk di atas batu besar menghadap sebuah danau teratai. Para angsa putih berenang, diantara teratai yang bermekaran dengan indah. Taman bagian belakang istana, di dekat kediaman para dayang. Liu wei sengaja bolos dari pekerjaannya, ia berlari ke arah taman belakang dan berdiam diri.Mata bulatnya yang cemerlang menatap pada sekumpulan angsa cantik, yang mengepakkan sayap mereka di air hingga terciprat. Bibir mungilnya yang merah tertarik sedikit, membentuk sebuah senyuman manis. Sebelah tangannya mengusap dadanya yang berdegup dan sisa debaran tadi. Ia tak menyangka betapa sempitnya dunia ini, ketika ia harus bertemu kembali dengan pria yang pernah menitipkan benihnya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Of Emperor Zhao✔[TAMAT] (TERSEDIA DI KUBACA DAN GOOGLE PLAY)
FantasíaKingdom Series #1 TERSEDIA DI DREAME DAN GOOGLE PLAY. 18+ The lady who brings a curse. Ketika Kerajaan diramal akan terkena kutukan karena wanita tercantik. Akankah Liu wei membawa senja pada masa kejayaan Kekaisaran Liyingyue yang dipimpin Kaisar Z...