Chapter 1: We Got Drunk

16.2K 1K 43
                                    

Beam mengerjapkan matanya, menatap langit-langit yang terasa asing. Seingatnya langit-langit kamarnya tidak seperti ini, ia tercenung, tatkala otaknya tidak dapat memproses apapun.

"Aku dimana?"

Beam memilih terdiam beberapa saat, baru ia sadari kepalanya terasa berat sekali.

—apa yang sudah ia lakukan tadi malam sebelum tidur hingga ia merasa sepusing ini?

"Uh, kenapa kepalaku terasa berat sekali," Beam hendak memegang kepalanya dengan tangan kirinya, dan baru menyadari tanggannya tidak bisa bergerak.

Mengerjap bingung, Beam kembali mencoba menggerakan tangannya.

shit, apakah ia salah posisi tidur hingga tangannya kebas dan tidak bisa digerakan?

Beam membalikan badannya dari posisi telentang menghadap kiri, dengan maksud ingin memukul-mukul tangannya yang kebas.

Namun apa yang ia lihat saat membalikan badan hampir membuatnya memekik keras.

"Ai!" cepat-cepat ia menutup mulutnya dengan tangan yang bebas.

Beam terkejut luar biasa hingga tidak bisa berkata apa-apa. Didepannya—didepan matanya yang berjarak tidak lebih dari dua jengkal, terdapat wajah Forth yang sedang tertidur nyenyak. Matanya tertutup rapat—Beam sanksi bahwa Forth akan bangun dalam waktu dekat.

"Apa yang terjadi?" Beam berkata pada dirinya sendiri. Wajahnya memucat, "Jangan katakan... Kalau aku... Kalau kami..."

Takut-takut Beam mengedarkan pandangan, mencoba mencerna situasi yang ada dihadapannya ini.

Ia bukan berada dikamarnya; kamarnya tidak berbau tembakau, Forth tertidur lelap disampingnya, tangan kirinya tidak bisa bergerak—Forth memeluknya, selain kepalanya yang sakit Beam kini menyadari tubuh bagian bawahnya juga sakit.

"Shit, apa yang terjadi?" kembali ia bertanya, terlalu bingung dengan keadaannya saat ini.

—Sialan! Kini ia ingat semalam ia dan Forth minum terlalu banyak. Malam itu Forth mengajak Phana, Kit, Ming dan dirinya untuk minum bersama. Sialnya Kit dan Ming tidak bisa, mereka sudah membuat janji berdua. Dan Pha... Ia menolak kalau ia harus menjemput Wayo.

Maka disanalah Beam malam itu, berdua dengan Forth meminum minuman keras yamg dibeli untuk lima orang.

Sesungguhnya Beam sedikit canggung ketika harus berduaan dengan Forth. Oh ayolah, Forth berbeda dengan Pha atau Kit yang satu sekolah dengannya dulu dan satu jurusan dengannya sekarang.

Forth dari jurusan tehnik, dan ia dari jurusan kedokteran. Beam mengenal Forth dikarenakan Pha sahabatnya menjadi perwakilan moon untuk jurusan mereka dan Forth dari jurusan tehnik. Mau tidak mau karena ia dan Kit selalu menemani Pha saat pelatihan, akhirnya ia juga mengenal Forth yang cukup dekat dengan Pha.

Mereka berdua sering bertemu, tapi tidak sering untuk bertemu berdua. Ketika Beam bertemu dengan Forth, maka selalu ada orang lain. Ia tidak pernah benar-benar berdua dengan Forth, maka ia tidak mengerti mengapa malam itu ia mengiyakan permintaan Forth untuk tidak membiarkannya minum sendiri.

"Beam please temani aku ya? Kau tidak akan tega bukan membiarkan aku meminum semua itu sendirian?"

Rutuklah dirinya karena tidak tega meninggalkan Forth sendiri, mau bagaimanapun ia tahu kalau Forth menyukai Wayo. Belakangan ini Beam menyadari Forth terlihat uring-uringan, setiap malam ia selalu mengajak untuk minum, atau pergi keluar bersama dengan teman-temannya.

Ah well, mungkin juga ia tidak tega membiarkan Forth sendirian karena sesungguhnya ia pun tidak mau sendirian.

Ia pun tengah dirundung patah hati.

After That NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang