Hari demi hari kami lewati, tak terasa sudah 3 minggu berlalu dan novel 60% jadi. Di hari-hari ini entah mengapa tugas-tugas banayak berdatangan. Mereka seperti ingin menemani kami. Aku pun lama-lama merasa jenuh dengan kesibukanku ini. Ketika sendiri aku sering menangis hingga pada suatu hari ukuran mataku terlihat lebih besar daripada biasanya, selain itu kantung mataku berwarna lebih gelap. Hari itu hari Jumat, setiap Jumat sekolah dipulangkan pukul 14.00. Aku seperti biasa nebeng dengan Carla. Ketika tiba di depan rumahku, aku pun segera turun dari motor. Carla terdiam sejenak melihatku, kemudian dia berkata....
"Le, aku prihatin sama kamu. kamu sakit?"tanyanya
"Enggak La!"balasku
"Liat tuh mata kamu bengkak, kantung mata kamu juga udah item!"ucapnya
"Mungkin aku cuma kecapekkan aja La!"balasku
"Bukan mungkin, tapi emang udah kecapekkan Le!"ucapnya
"mmmm"balasku singkat
"Kamu kenapa?"tanyanya
"Aku gapapa"jawabku
"Gapapa gimana, kamu gak seperti biasanya Le. Kamu akhir-akhir ini udah nggak ceria. Tubuhmu seperti enggak keurus lagi"ucapnya
"Iya La, aku butuh istirahat"balasku
"Yaudah, kamu berhenti dulu buat novelnya. Mumpung besok hari Sabtu, lagipula tugas kelompok kita udah diselesain tadi. Jadi 2 hari itu kamu buat istirahat ya Le!"ucap Carla
"Iya La, makasih ya!!"balaskuCarla pun pulang. Aku kemudian mengeluarkan kunci rumah dari dalam tasku, Ya hari ini aku di rumah sendirian. Nenekku ada acara di rumah temannya. Aku pun masuk kemudian terhenti di depan cermin. Aku melihat diriku yang sekarang. Yaa benar kata Carla, aku terlihat berbeda, sangat lusuh dan tidak terawat. Aku pun bergegas mengganti bajuku, kemudian aku merebahkan tubuhku ke kasur sambil memainkan ponsel. Aku memencet aplikasi berwarna hijau muda yang akhir-akhir jni kerap digunakan oleh masyarakat, yakni LINE. Setelah membalas beberapa chat dan menghapus chat yang tidak penting, aku melihat beranda line ku. Ku like beberapa timeline temanku hingga terdiam melihat post dari akun islam. Dalam post-postan itu terdapat pesan yang sangat berarti bagiku yakni "Jika kamu sudah mulai merasa sumpek, jenuh, muak, dan bosan dengan dirimu maupun kehidupanmu mungkin itu karena kamu telah melupakan Allah dan terlalu mengejar dunia". Aku menangis sejadi jadinya. Aku oun bergegas mengambil air wudhu kemudian mengenakan mukena dan mengambil kitab Al quran di lemari. Kubaca ayat-ayat suci disitu sambil menangis. Beberapa menit kemudian, terdengar suara adzan shalat ashar. Kumendengarkannya, entah mengapa adzan ini terdengar saaaangaatt merdu sampai-sampai rasanya badan ini bergetar merinding. Setelah itu aku pun shalat. Sembari shalat dan berdoa kusujudkan kening ini di sajadah. Aku sadar belakangan ini aku memeang jarang membaca Al quran dan sering menunda shalat karena lebih mengutamakan urusan dunia. Bibir ini tak bisa berhenti mengucap "Astaghfirullahaladzim". Tapi tak lama kemudian aku mulai tenang. Aku bangkit dari sujudku, kurapikan mukenaku dan ku telepon Carla. Ku bercerita semua padanya tentang bagaimana aku bisa berbeda hingga sekarang. Dia menyemangatiku. Hati ini kembali tenang dan merasa sangat nyaman. "Alhamdulillahirobbilalamin, terima kasih ya Rabb engkau telah anugerahkan nikmat yang begitu banyak padaku termasuk sahabat yang sangat baik".
Senin pun tiba, Aku memasuki area sekolah tidak lagi dengan wajah murung nan lesu, tidak lagi dengan badan yang membungkuk sambil berjalan malas tapi ku berjalan mantap dengan tubuh tegap serta menggengam tas ranselku. Semua temanku di sekolah menyapaku ceria sambil terus melihatku. Ketika aku tiba dikelas semua melihatku dengan ceria sekaligus heran. Ya aku berbeda, kini aku telah hijrah. Hijab yang kugunakan tidak lagi sekedar hijab. Aku kini lebih tau tentang makna menutup aurat yang baik, aku kini menggunakan ciput. Carla langsung memelukku kemudian berkata "Gitu dong Ceria, Senyummu kepada sesamamu adalah sedekah!".