"Hari-hari yang kita lalui terasa begitu indah,ketika kita makan bersama,kita belajar berdua,kita sering jalan berdua,kita sering bercanda,kamu yang mengeluarkan lelucon garingmu membuat aku tertawa lepas.
Atau ketika kamu menertawaiku ketika aku melakukan hal kecil yang memalukan.Aku rindu sangat rindu ...
Melalui tanganmulah aku merasakan gandengan,pelukan,lambaian,dan kesedihan dalam waktu yang sangat singkat.
Namun sekarang kamu merasa begitu menjauh.
Dan Aku kehilangan sepasang lenganmu tempat aku sandarkan segala yang gigil dan juga dinginnya angin.Dan aku belajar mencintai tak selamanya harus memiliki,ingin berkata rindu namun aku terdiam kala teringat aku bukanlah siapa-siapamu.Satu waktu inginku bicarakan semua padamu mengenai rasa yang ku pendam dalam diam.
Tapi aku hanyalah manusia biasa,yang tak bisa menentukan kemana hatiku akan berlabuh.Maaf saja bila rinduku merepotkanmu.Aku hanya ingin meminta izin untuk menyimpan namamu rapat-rapat.
Aku selalu bersikap seolah tak peduli dengan rindu dan perasaan. Tapi akhirnya sekuat apapun aku menghindar ibarat bibit yang terkubur tanah yang terus di siram air mata lama lama bibit itu akan tumbuh dengan suburnya. Begitulah kira²rinduku
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeritan Tak Bersuara
RandomAku dan kamu adalah sebuah pembatas yang disebut "Teman"