"Cinta itu apa adanya. Kalo ada apanya itu napsu," -TFGP
«»
Tiga minggu kemudian.
"RIK, AKU CAPEK, IH"
Bulan jongkok dengan napasnya yang ngos-ngosan, wajah gadis itu memerah dipenuhi dengan keringat. Ia mengelap wajahnya dengan handuk kecil putih yang terlampir di lehernya.
"AH, KAMU MAH CAPEK MULU."
Teriak Riko yang berjarak sekitar enam meter di depan Bulan. Ini bukan sekali dua kali Bulan mengeluh capek, tapi, sudah berkali-kali.
Riko benjalan mendekati Bulan, "Ayo ih, berdiri lagi," ujar Riko seraya mengulurkan tangannya.
Bulan menggeleng, "duduk dulu, aku capek tau gak!" ujar Bulan.
Riko menghela napas, "yaudah, istirahat dulu. Tapi jangan lama-lama."
"Iya, iya, iya."
Akhirnya, Bulan meraih tangan Riko yang terulur. Riko menarik pelan tangan Bulan ke atas agar gadis itu berdiri. Setelah itu, mereka berdua berjalan munuju tempat duduk panjang yang terbentuk dari semen.
Bulan meneguk air mineral dari botol yang hanya tersisa sedikit, "aku haus,"
"Kamu kan udah habis dua botol, Mbul. Aku aja satu botol belum habis."
"Yaudah," Bulan mengerucutkan bibirnya, "aku laper."
"Tadi kan udah beli cilok."
"Ih," tangan Bulan meninju pelan perut Riko yang berdiri di serong kanannya. Riko gak mau duduk, tau tuh dia kakinya gak pegel kali.
"Mana cukup," kata Bulan, "beli tiga ribu doang, kamunya minta mulu lagi."
Riko terkekeh, "yaudah, nanti kita makan lagi."
"Sekarang?"
"Nanti, sayang," ujar Riko yang membuat Bulan mengrucutkan bibirnya, lagi.
"Dah ah, tuh bibir jangan dimanyunin gitu terus," ujar Riko, "Ayuk."
Riko menarik tangan Bulan untuk berdiri. Bulan dengan gaya yang mau tak mau akhirnya berdiri juga karena paksaan dari tarikan Riko.
Bulan tuh udah capek.
Tangan Riko menggenggam erat tangan Bulan agar lari santai mereka beriringan. Kalau gak kayak gini, Bulan bisa ketinggalan jauh di belakang, soalnya Bulan larinya lambat.
Riko tiba-tiba berhenti dan melepas genggaman mereka. Dengan hati penuh syukur, Bulan langsung duduk jalanan berkon-blok dengan kaki yang diselonjorkan.
"Heh, siapa yang suruh duduk?" ujar Riko yang menunduk menatap Bulan.
Bulan mendongak. Dengan wajah yang tidak peduli, Bulan menunduk lagi. Bodoamat deh.
"Ayo berdiri. Kita skot jump dulu," kata Riko, "nih, satu.. dua..," Riko melakukan apa yang dirinya ucapakan tadi.
"Bulan..." tegur Riko saat Bulan belum juga melakukan apa yang Riko bilang. Bahkan, gadis itu masih duduk santai dengan telapak tangan yang menempel di jalanan berkon-blok itu.
"Gak mau."
"Terus, kamu mau apa?" Riko berhenti dari skot jump nya, ia berjongkok di hadapan Bulan.
"Makan."
"Yaudah, nanti. Kita satu kali lagi lari. Abis itu makan."
"Ah, kamu mah dari tadi juga sekali-sekali lagi terus. Tapi boong,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fat Girl Problems [COMPLETED]
Historia CortaSHORT STORY ROMANCE "Rik, aku pengen kurus deh, biar kamu gak malu kalo kita jalan berdua." "Kamu yang gendut kok aku yang malu?" "Ish..." "Heheh.... Kalau aku malu punya pacar gendut, kenapa dari dulu aku milih kamu? Kan yang yang kurus banyak." "T...