Seventh

12 2 0
                                    

"What is love
To make my heart race
On your sweet lips
I want to lay my heart on it" (Seo Hyun Jin Ft. Yoo Seung Woo)

Di halaman sebuah kantor bertingkat delapan, seorang gadis dengan tas jinjingnya berjalan menuju pintu masuk.

“Selamat siang, ada yang bisa di bantu?” tanya seorang karyawan pada Rabel yang saat itu menggunakan blouse berwarna tosca dengan bawahan rok mini berbahan jeans.

“Rabel?” Seseorang memanggil Rabel yang belum sempat menjawab pertanyaan karyawan tadi. Gadis cantik itu menoleh dan menemukan Endra yang baru keluar dari lift dan menghampirinya. “Ngapain?”

“Itu... tadi aku di telpon sama Tim Redaksi, katanya ada yang harus dibicarakan. Namanya...,” kata Rabel berusaha mengingat. “Billy.”

“Billy?” Endra mengangkat sebelah alisnya.

“Mba Rabel, sudah sampai?” Endra dan Rabel serentak menoleh ke arah suara itu.

“Ada perlu apa dengan Rabel, Bil?” tanya Endra tanpa basa-basi.

“Oh, ada yang perlu dibicarakan, Pak,” jawab Billy berusaha sopan. “Mari, Mba Rabel.”

Rabel berjalan melewati Endra untuk mengikuti Billy yang berjalan lebih dulu. Tapi, baru tiga langkah ia berjalan, tangannya ditahan Endra. Pelan-pelan Endra mendekatkan bibirnya ke telinga Rabel.

“Hati-hati, dia itu playboy,” bisik Endra yang membuat Rabel tertawa pelan. Tanpa bicara apa-apa, Rabel melepas tangan Endra lalu melanjutkan langkahnya mengikuti Billy.

Kepergian Rabel bersama Billy diiringi tatapan sinis Endra. Ia ingin sekali ikut bersama mereka, tapi ia harus pergi karena ada urusan yang tidak bisa ditunda.
Sesampainya di ruang rapat, Rabel langsung duduk bersama pria yang dijuluki sebagai pria paling tampan setelah Endra di kantornya. Mereka hanya berdua, membicarakan hal-hal yang sebenarnya sudah dibicarakan di rapat sebelumnya.

Rabel menguap beberapa kali, ia merasa bosan dengan Billy yang jelas-jelas menyukainya itu.

“Mau minum apa?” tanya Billy berusaha menahan Rabel agar tidak pulang dulu.

“Nggak usah, Mas,” jawab Rabel.

“Ahh, nggak papa. Saya buatin teh, ya. Sebentar,” kata Billy sambil menyentuh bahu Rabel. Karena sentuhan yang mengejutkannya itu, Rabel refleks menjauhkan bahunya dari tangan Billy.

Saat menunggu Billy membuatkan minuman, pikiran Rabel tiba-tiba melayang pada Hugo. Ia penasaran apa yang sedang dilakukan pria itu. Apa dia sudah makan? Atau dia sedang bersama Linda?

Dikeluarkannya ponsel dari tasnya, ia hendak menelepon Hugo. Tapi, ia berpikir berkali-kali apakah ia bisa melakukan itu pada Hugo yang bahkan belum jatuh cinta padanya?

Saat Rabel tenggelam dalam pikirannya, Billy datang membawa dua cangkir teh.

“Lama, ya?”

“Enggak kok,” jawab Rabel sambil kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.

Billy meletakkan dua cangkir itu di meja dan menarik kursinya untuk duduk lebih dekat dengan Rabel. Rabel yang merasa tak nyaman hanya bisa tersenyum kecut.

“Ada hubungan apa sama Pak Endra?” tanya Billy sambil memandangi Rabel yang terlihat sangat risih itu.

“Temen,” jawab Rabel singkat. Ia sangat malas berurusan dengan pria yang bersikap terlalu angkuh saat mendekatinya.

“Oh.” Tampang lega Billy tak bisa dibohongi. “Punya pacar?”

Pertanyaan itu membuat Rabel menoleh sambil menaikkan kedua alisnya. Bukannya menjawab, Rabel hanya memandangi pria yang memiliki tatapan centil itu.

Let Me Love U FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang