Jemari April menggeser tombol hijau lalu menempelkan handphonenya ketelinga.
"Halo."
Tidak mendapat sahutan dari si pemaggil, April kembali bersuara.
"Halo."
"Haalooo." Kesabarannya habis, dengan kesal April memutus panggilan. Dilihatnya kembali nomor yang barusan menghubunginya.
Mendengus kasar ada hal yang pertama dilakukan April setelah melihat nomor itu. Dia tahu nomor yang baru saja menghubunginya adalah nomor tidak dikenal yang sejak semalam telah menerornya. Kurang dari 24 jam si peneror sudah mengirimkan lebih dari 50 pesan. Dengan kesal April membanting handphonenya kemeja kantin.
"Kenapa sih Pril?" tanya Nadia penasaran.
"Kesel gue," jawab April.
"Nih minum lo." Resta datang sambil memberikan es jeruk yang diterima dengan kesal oleh April.
"Ya keselnya itu kenapa?" tanya Nadia kembali dan diangguki yang lain kecuali Resta yang memang baru datang.
"Dari semalam ada yang neror gue."
"Hah! Neror gimana?"
April mengambil handphonenya yang tadi dibanting. Membuka Aplikasi pesan lalu memperlihatkannya pada Nadia. Resta, Mita dan Hani yang penasaran pun langsung mendekat untuk melihat.
Hi cantik
Siapa?
Orang yang akan
Selalu mencintaimuGila
Aku gila
KarenamuLho kok gak
dibales lagi sihKamu udah bobo
ya?Met bobo ya 😙
Cari mati lo
Cari perhatian kamu
LO NGGAK WARAS
Sabar yang
sebentar lagi
kita akan bertemu
dan tak akan ada
yang bisa
memisahkan kita💗💗"Hahaha ..." tawa Resta, Mita, Nadia dan Hani langsung membahana di kantin.
Pesan yang mereka baca hanya baru sebagian. Mereka tidak sanggup lagi melanjutkan membaca pesan yang bagi sebagian orang pesan tersebut adalah pesan wajar yang dikirimkan oleh sang kekasih. Tapi ini, bahkan April pun menyamakan si pengirim pesan dengan peneror. Yang jika di film, isi pesannya adalah sebuah ancaman.
April memandang keempat sahabatnya dengan kesal. Mereka sama sekali tidak membantu apa pun selain tertawa. Bahkan tertawa pun tidak termasuk dalam kategori bantuan. April mengambil handphonenya yang berada ditangan Nadia. Membuat mereka yang masih tertawa langsung diam berusaha meredakan tawanya.
"Apanya yang neror sih?"
"Mita, dia udah udah kirim pesa lebih dari 50 kali dalam waktu kurang dari 24 jam. Belum lagi nelpon yang tiap kali diangkat tuh orang nggak akan ngomong,” tutur April.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Teacher (End)
Teen FictionKehadiran Rian sebagai guru matematika baru di sekolah membuat hari-hari April ditahun terakhir SMA-nya menjadi tidak tenang. Diawal pertemuan saja, Rian sudah menghukum April. Hukuman yang kemudian berlanjut kehukuman lainnya. Hingga suatu peristiw...