05 ☀ Terkejut

199K 16.5K 1.4K
                                    


"🎵geudaereul barabol ttaemyeon modeun ge meomchujyo eonjebuteonji nado moreugeyeottjyo... eoneu nal kkumcheoreom geudae dagawa nae mameul heundeuljyo unmyeongiran geol naneun neukkyeottjyo🎵"

Ira menidurkan kepalanya di atas kedua tangan yang melipat menghadap tembok. Jam kosong dan tidak ada guru yang datang ke kelasnya karena rapat. Ira memilih untuk diam di kelas dari pada ikut Dea, Cilla, dan Sisy ke kantin. Pasca kejadian beberapa hari lalu, Ira seperti malas keluar kelas, apa lagi kini geng Sinta mulai suka menatapnya dengan tatapan sinis kapanpun mereka melihat Ira.

Tidak hanya itu hari-hari Ira semakin buruk dengan seringnya Gusti datang ke kelasnya. Berbagai alasan cowok itu katakan ketika Ira bertanya untuk apa dia datang ke kelasnya. Mulai dari minta uang, ketemu Dika, sampai katanya ia tidak sengaja lewat dan ingin mampir. Yang pasti Gusti selalu memberikan alasannya itu setiap kali Ira bertanya padanya.

Menghela napas, Ira menatap tembok yang ada di depannya sambil menyanyikan lagu Original Soundtrack drama Korea Descendants Of The Sun yang berjudul Always. Karena tidak membawa novel dan pelajaran hari ini adalah pelajaran yang Ira tidak suka, ia memilih untuk menidurkan kepalanya di atas meja sambil bernyanyi.

"🎵I Love You.. ijji marayo.. Only You... nae nunmurui gobaek barame heutnallyeo on geudae sarang.. whenever wherever you are.. whenever wherever you are🎵"

"Suara kamu bagus!"

Ira terkejut, ia langsung mengangkat kepala dan badannya menjadi tegap. Entah sejak kapan dan entah bagaimana bisa, kini Gusti sedang duduk di sampingnya sambil meletakkan kepalanya di atas lipatan tangannya juga.

Ira membulatkan mata dan sangat kaget melihat makhluk yang ia anggap aneh itu ada di sampingnya.

"Nyanyi lagi dong!" ucapnya seraya menegakkan badannya seperti Ira.

"Kamu ngapain?" tanya Ira cepat.

Gusti tersenyum, "Aku ngantuk." jawabnya berbohong. Ira bisa menangkap jelas ada binar di kedua mata cowok berambut coklat itu. Suatu ke bullshit-an kalau ia mengatakan jika ia mengantuk.

"Kalo ngantuk tidur aja di kelas kamu sendiri!"

"Gak mau ah. Maunya di sini." jawabnya.

Ira menghela napas berat.

"Kamu tadi nyanyi pake bahasa apa sih? kok aku gak ngerti ya?" lanjut Gusti berusaha mempertahankan percakapannya dengan Ira.

"Kepo!" Ira mengibas rambutnya dan kembali menidurkan badannya di atas meja, Namun dengan cepat Gusti memegang rambut Ira, membuat rambut Ira terjambak dan sakit.

"Auuh!" Ira menegakkan badannya lagi, "Gusti sakit!!"

"Jangan tiduran lagi makanya. Aku mau cerita nih." ujar Gusti.

"Ya udah kalo mau cerita, ya, cerita aja! gak usah pegang-pegang rambut!" Ira mengusap kepalanya sambil menatap sebal ke arah Gusti, sementara cowok itu masih tetap dengan ekspresi yang sama.

"Mau cerita apa?!" tanya Ira ketus.

"Masa kemarin ya? pas pulang sekolah ada anak SMAN 6 yang nembak aku di depan sekolah." ucap Gusti bercerita.

"Terus?" Ira mengernyitkan dahinya.

"Terus kamu cemburu gak?"

Ira membulakan mata, "Dih! ngapain? Kurang kerjaan banget cemburu sama kamu!"

"Gak cemburu?"

"Gak!"

"Yakin?"

"Iya!!"

GUSTIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang