10 ☀ Marah

141K 14.4K 269
                                    


"Mahesa?" ucap Cilla tak percaya, "tapi kayaknya gak mungkin deh. Buat apa coba dia gitu?"

"Tapi bisa jadi kan, Cill? mungkin dia begitu biar Gusti sama Ira jadi terkenal kan?" ujar Sisy tak masuk akal.

"Syahrini kali terkenal" celetuk Dea membuat Sisy memicingkan matanya menatap Dea.

"Tapi, kalo emang Mahesa, kenapa dia gak temenin Gusti ke belakang sekolah?" tanya Ira mulai penasaran, "kenapa dia harus ngumpet dan foto aku sama Gusti diem-diem?"

"Ya bisa aja kali dia sama Gusti udah sekongkol, kalian kaya gak tau Gusti aja." ujar Sisy.

"Tapi, kayaknya gak mungkin Mahesa deh," kekeuh Cilla, "Kan dia aja gak percaya kalo Gusti yang tulis surat itu?"

"Dari pada kita semua bingung nanti istirahat aku tanya langsung aja sama Mahesa dan Gustinya." ucap Ira menetralkan keadaan.

"Iya kita tanya langsung aja" setuju Sisy, begitupun Dea dan Cilla.

Sebenarnya Ira tidak percaya jika Mahesa yang melakukan hal itu, karena Ira percaya Mahesa bukan orang yang seperti itu. Ketua team basket itu orang yang sangat baik selama Ira mengenalnya.

Namun tetap Ira harus menayakannya langsung ke Mahesa agar semua bisa lebih jelas lagi.


***


Bel istirahat berbunyi. Ira, Dea, Sisy, dan Cilla bergegas menuju kelas Gusti yang ada di sebelah kelas mereka. Mereka akan menanyakan hal ini langsung pada Mahesa. Apa benar dia yang menyebarkan foto tersebut atau orang lain.

Sesampainya di kdepan kelas Gusti, mereka berempat mengintip ke arah dalam. Terlihat dari luar sana kalau Mahesa dan Gusti sedang duduk di kursi mereka. Ira juga melihat beberapa anak kelas ikut mengerumuni mereka berdua, mereka berdua terlihat seperti dua artis yang sedang di wawancarai oleh wartawan saat ini.

Dea mendekat ke pintu kelas dan berteriak memanggil nama Gusti.

"Gusti!! Gus!! Gusti!"

Gusti tidak menoleh, begitupun Mahesa, mereka masih terlihat sibuk bicara pada beberapa orang yang mengerumuninya, entah bicara apa.

"Gusti!!!" seru Dea berusaha memanggil Gusti, "Budeg banget sih itu orang!"

"Sini aku yang panggil." ucap Sisy mendekat ke arah pintu kelas.

"Gusti!!!" panggil lagi Sisy melengking "Gusti!!!"

Cowok yang di panggil itu masih tidak menoleh, bahkan suara 1000 oktav milik Sisy pun tidak mempan padanya. Sisy yang kesal akhirnya memanggil Gusti dengan panggilan khasnya.

"ORANG GILA!!!!"

Saat Sisy memanggilnya Orang Gila, Gusti langsung menoleh dan tersenyum ke arah mereka berempat.

"Liat coba! di panggil Gusti gak nengok, giliran di panggil orang gila baru nengok!" seru Sisy takjub.

"Sadar diri dia hahah." celetuk Dea.

Gusti berdiri, Mahesa juga ikut berdiri, mereka berdua mendekat ke arah Ira, Dea, Sisy, dan Cilla yang ada di luar kelas. Sontak teman-temannya melihat ke arah mereka berenam dan tiba-tiba saja mereka bersorak 'Cieeee'.

GUSTIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang