"eh lo berdua duluan aja ya ke kantin, gue mau ke kelasnya ka Arsen dulu.""ok,kita duluan ya Ca."
---
"huhh..Ka Arsen dimana ya?di kelas atau lagi dikantin?ah tau lah,ke kelasnya aja lah."
Seperti nya Arsen sedang panjang umur,baru saja Marsya membicarakan nya tanpa ada angin dan hujan Arsen tepat di depan nya sekarang, ia sedang berjalan di lorong kelas 12. 'eumm..tapi kenapa ka arsen sendiri?? Kemana teman-temannya??yasudahlah abaikan!' Marsya sempat berpikir pasti Arsen akan pergi ke kantin,jika iya pasti Marsya bisa jajan gratis hari ini.
"Ka Arsen!!" panggil Marsya sambil berlari menuju ka arsen.
"ha?kenapa?"
"mau kemana lo kak??"
"ke kantin,lo gak ke kantin kenapa sendirian??"
"gak. Lah lo juga kenapa sendirian?" tanya balik Marsya.
"temen-temen gue udah duluan,
yaudah ya gue mau ke kantin,bye." dengan santainya ka arsen meninggakkan Marsya tanpa merasa bersalah."Huh,Ka Arsen gak peka,gue kira dia mau ngajakin gue ke kantin bareng,bodo gue ikutin!" dengus Marsya dalam hati
Marsya sedari tadi berjalan di belakang Arsen,tetapi tidak ada tanda-tanda Arsen menyadari keberadaan Marsya,Arsen begitu santai berjalan tanpa menoleh sedikit pun kebelakang.
"lo ngapain dari tadi ngikutin gue?" ucap Arsen tanpa menengok ke arah Marsya. Marsya sangat terkejut pasalnya ia kira kakanya tidak menyadari keberadaan Marsya tetapi saat-saat ini lah yang membuat marsya paling sebel dengan sifat 'sok cool' Kaka nya itu.
"ya,mau ke kantin lah!!" dengus Marsya. Sejujurnya Marsya sangat sebal dengan perlakuan kaka nya sekarang.
"oh"
"iihh..lo gak peka banget sih,lo gak berniatan ngajakin gue ke kantin bareng gitu.ini malah gue nya di cuekin!!" Ucap Marsya dengan kesal.
Sumpah Marsya sudah sangat muak di cuekin seperti ini lagi,rasa nya Marsya ingin sekali mencakar-cakar mukanya Arsen.
"haha,gue sengaja..gue suka ngeliat lo begini,muka lo kalo lagi marah lucu"
"apaan sii??"
"uuu..maafin gue ya,sorry udah lama gak ngejailin lo kaya begini." Arsen mecubit pipi Marsya dengan gemas.
"ishh..sakit tau!!" pipi marsya memerah karena pipinya sedari tadi di cubitin Arsen dengan kencang.
"uuhh sorry..jadi gimana mau maafin gue gak nih??"
Sebenarnya Marsya ingin sekali tidak memaafkan kakanya dengan rasa kesalnya yang masih meradang di otak,tapi apa boleh buat Marsya bukan tipe cewe pendendam jadi ia harus ikhlas memaafkan walaupun bagaimana masalahnya apalagi Arsen kakanya kandung nya sendiri.
"iya gue maafin!!"
"ikhlas gak maafinnya?"
"iya!!"
"yes,udah lama gue gak ke kantin berduaan bareng lo." ucap Arsen sambil merangkul Marsya.
Sedari tadi Marsya melihat sekelilingnya,ia merasa banyak sepasang mata yang melihat kelakuannya dengan kaka nya,tidak jarang-jarang orang iri kepada sepasang adik dan kaka ini dan banyak juga yang mengira jika Marsya dan Arsen seperti orang pacaran.
---
"eh itu temen gue,lo mau ikut gabung??" tanya Arsen
"eumm..boleh."
Marsya melihat laki-laki yang tak lain adalah temannya ka arsen sedang duduk sendirian di bangku kantin, jika didefinisikan dari belakang laki-laki itu terlihat badannya bagus dan tegak,biasanya laki-laki berbadan seperti ini banyak digemari kaum hawa.
"eh Rald..udah lama lo di kantin?yang lain mana? "
"enggak juga. Oh,yang lain lagi pada pesen makanan!"
"Rald,kenalin ini ade gue 'Marsya',dan Marsya ini temen gue 'Gerald'."
Marsya mengulurkan tangannya "Marsya.."
Gerald merasa begitu familiar melihat perempuan di depannya ini.
Ya,kemarin Gerald melihat wanita itu difoto keluarga arsen. Tetapi ia merasa sebelum melihat foto keluarga arsen ia pernah bertemu perempuan ini sebelum nya,entah kapan dan dimana ia bertemu??"Gerald.." balas Gerald menjabat tangan Marsya.
"nah,lo berdua udah kenalan kan sekarang gue tinggal dulu ya mau pesen makanan dan lo de tetep di sini ya."
"iya kak!!"
Keadaan Marsya dan Gerald sekarang begitu canggung,tak ada salah satu dari mereka yang membuka topik obrolan,mungkin karena baru kenal.
"eumm..l-lo temen sekelas nya Ka Arsen??"
Kali ini Marsya yang membuka topik pembicaraan duluan,Marsya merasa tidak suka bila dalam keadaan canggung seperti ini apalagi dengan orang yang baru kenal,ingin rasanya mengenal lebih jauh tentang orang yang baru dikenal.
"hmm"
Laki-laki itu hanya membalas dengan deheman. Padahal Marsya sudah cape-cape memberani kan diri untuk memecahkan kecanggungan tapi 1 kata yang terlontarkan dari mulut laki-laki itu membuat rasanya ia ingin pindah planet,pasalnya marsya malu,baru kali ini ia terasa terabaikan oleh laki-laki selain kaka nya.
Gerald tidak menghubris perkataan cewe disamping nya itu, Gerald pun tidak tau apa yang dibicarakan cewe itu.
Gerald hanya fokus mengingat apakah benar sebelum nya pernah bertemu dengan perempuan disamping nya ini, Gerald merasa ia pernah membuat ke salahan dengan perempuan ini,tapi kesalahan apa yang pernah ia perbuat??
"l-lo segenk sama Ka Arsen??"
Hening
HeningMarsya penasaran apa yang sedang ia lakukan sampai-sampai Marsya dikacangin seperti ini,Marsya melirik ke arah laki-laki itu,dilihatnya laki-laki itu tidak sedang ngapa-ngapain.
'Bener-bener deh ya nih cowo,gak bisa di ajak ngobrol sama sekali,sok cool bangett. Untung cakep.' batin Marsya
'Kak Arsen cepet balik kek!!kak cepetan balik.' gumam Marsya dalam hati.
"eh sorry ya gue lama,nih De gue beliin batagor."
'akhirnya Ka arsen balik juga,gue gak tahan banget disini.'
"eumm..makasih ya Ka batagor nya,eumm.. sorry gue harus duluan ada yang harus gue kerjain." Marsya langsung berlari menjauh dari mejanya.
***
"iihh..tuh cowo cuek banget sih,gak menghargai banget cewe ngomong,kebanyak—,"
Belum selesai Marsya menggerutu di dalam hati,tiba-tiba ada sebotol kaleng hampir mendarat tepat di muka Marsya,untung saja Marsya cepat menangkap botol itu,kalau tidak,mungkin saja botol itu sudah mendarat di muka Marsya,tapi entah siapa yang melempar kalau dilihat-lihat botol kaleng ini berasal dari lorong kelas 10.
***
Wahh..siapa ya yang ngelempar botol nya??cari masalah aja sama caca!
Jangan lupa vomment yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You Are My Choice
Teen FictionMarsya Deana Jovani. Perempuan berkelakuan sedikit tomboy,pinter, terkategori lumayan terkenal. Kehidupannya dimulai ketika ia kenal dengan dua orang laki-laki yang baru dikenalnya. Karena kedekatannya dengan dua laki-laki itu membuat marsya nyaman...