Chapter 3

529 39 0
                                    

                 

Bulan ke delapan...

Tojo melipat kedua tangan didepan dada sembari mendengarkan pesan dari orang yang telah dikirimnya untuk mengamati pergerakan anggota Shinsengumi selama beberapa bulan terakhir. Salah satu dari mereka telah diketahui sering keluar pada waktu malam hari untuk bertemu dengan seseorang, namun belum jelas siapa identitas sebenarnya orang itu. Sewaktu dibuntuti dari sebuah kedai, dia segera menghilang dalam sekejap.

"Dia sudah curiga kalau ada yang membuntutinya." Ujar Tojo.

Gintoki berusaha menganalisa setiap kejadian yang sudah dijelaskan. "Apa kau yakin dia orangnya?"

"Dari tingkahnya yang mencurigakan, tidak salah lagi orang itu pasti mata - mata Kiheitai."

Gintoki memaksa ingatannya mengulang peristiwa yang sebelumnya juga pernah terjadi di Shinsengumi. Kala itu ada Kamatari Itou yang berusaha mengambil alih komando. Secara teknis dia mendapat dukungan dari Kiheitai serta sebagian anggota Shinsengumi, namun belum sempat tujuannya tercapai, dia sudah lebih dulu mati ditangan Hijikata.

Ia menghela nafas berat. Jika mereka menggunakan strategi seperti waktu itu, bukankah mereka sedang mengulangi kesalahan yang sama? Jelas tidak mungkin! Atau ada hal lain yang terlewatkan olehku? Batin Gintoki.

.

.

.

Seberkas cahaya menembus di antara rimbunnya pepohonan di halaman bagian dalam, tepat di depan ruang tamu Kagura memperhatikan Sougo sedang tertidur dengan seragam lengkap.

Gadis itu mendengus. "Anggota Shinsengumi yang harusnya sedang berjaga malah tertidur disaat tugas!"

Kagura mendekat lalu duduk disamping Sougo. Ia memperhatikan pemuda itu dengan seksama selama beberapa menit, napasnya pelan dan teratur. Segera ia mengambil kuas dan mencelupkan tinta di atas meja, lalu berbalik lagi menatap Sougo sembari tersenyum. Tangannya terulur tepat didepan wajah pemuda itu. Alih - alih membuat wajah Sougo penuh dengan coretan, Kagura justru berakhir dengan posisi tepat di atas Sougo setelah pemuda itu menariknya dengan cekatan.

"Kau harus berusaha lebih keras jika berniat mengangguku." Sougo tersenyum sambil membuka matanya.

Kuas yang dipegang terjatuh mengotori lantai.

Kagura tidak merespon apa - apa, selain kedua alis yang terangkat. Ia pun berusaha menarik kedua tangannya yang digenggam erat.

Ia menarik napas panjang. "Bisa kau lepaskan aku?"

Nada bicaranya terdengar biasa namun mengalami penekanan di ujung kalimat.

"Oo.. Tentu saja!... Tapi, ijinkan aku memelukmu dulu."

Sougo mendekap erat, membuat napasnya sedikit sesak hingga ia mencoba melepaskan diri.

"Kalian sedang bersenang - senang?"

Suara familiar itu membuat Sougo menghentikan aksinya, ia melihat Gintoki bersandar didepan pintu dengan wajah kesal.

"Danna!..."

"Gin-chan!..."

Seru mereka bersamaan.

"Bukannya kau sedang tugas jaga?"

Sougo buru-buru bangun. "Ya, seperti yang kau lihat, aku sedang melakukannya."

Iris matanya yang kecokelatan menatap lekat wajah pemuda itu, ekspresi yang diperlihatkan tak sesuai dengan ucapannya. 

FATE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang