Dua Lelaki #1

6.4K 188 20
                                    

Agus POV

Aku ikut kedua orang tuaku pindah ke kota Bogor. Pekerjaan bapak di instansi kehutanan menyebabkan bapak dipindahtugaskan ke kota hujan ini, makanya sebagai anak semata wayang aku terpaksa meninggalkan tanah batak setelah disana tinggal 3 tahun.

Aku memang orang batak tapi nomaden, lahir di kalimantan, TK di surabaya sampai SD kelas 2 kemudian pindah lagi ke Lampung sampai kelas 2 smp. Naik kelas 3 terpaksa beradaptasi lagi di kota Medan.

Keuntungannya aku punya banyak teman tapi dasar aku-nya yang pendiam sehingga tidak banyak yang menjadi teman akrabku. Tiap sekolah palingan 3 atau 4 orang. Aku pemalu padahal wajahku tidak jelek. Tergolong tampan dan manis kata beberapa cewek yang mendekatiku. Ditambah lagi badanku yang tinggi atletis membuatku termasuk cowok incaran di sekolah. Walaupun dari keluarga kaya aku orangnya sederhana dan apa adanya. Tidak suka naik mobil ke sekolah termasuk sekarang setelah mendaftar masuk ke salah satu SMA Negeri di Bogor.

Aku bingung dengan perasaanku yang sebenarnya. Walaupun aku berusaha menjalin hubungan dengan cewek tapi karena aku seorang cowok yang pemalu dan pendiam akhirnya beberapa cewek yang awalnya agresif mendekatiku menjauh dengan sendirinya. Mereka sepertinya bosan melihat tanggapanku yang dingin pada mereka.

Hingga akhirnya aku tidak sengaja melihat satu cowok kelas X yang menjadi petugas perpustakaan. Melihat cowok putih tinggi yang sedikit melambai itu membuat aku terus kepikiran. Ada pesona yang terpancar darinya hingga aku selalu terbayang-bayang dengan wajahnya.

Dengan kulitnya yang putih mulus dan juga dengan bokongnya yang padat berisi. Aku bingung dengan perasaan ini, apakah aku tidak normal? Di sekolah-sekolah sebelumnya Banyak juga cowok yang melambai tapi aku tidak ada perasaan apa-apa. Dengan cowok tampan ini Mengapa hatiku dag dig dug ya?

Aldi Wahyu, akhirnya aku tahu nama cowok itu. Aku memang suka membaca dan tiap jam buka perpustakaan aku menghabiskan waktu disana. Selain itu aku ingin memuaskan rasa penasaran terhadap Aldi. Katakanlah mengobati rasa rindu ingin bertemu tiap hari walaupun hanya mampu melihatnya dari jauh dan diam-diam tentunya.

Aku selalu gugup saat berhadapan dengannya seperti saat akan meminjam buku tapi sepertinya dia cuek-cuek saja.

Hingga hari itu aku lihat ada seorang cowok kelas XI yang populer di sekolah datang menghampirinya. Ansal Wahyu.  Dia termasuk cowok idaman di sekolah. Tinggi, putih dan tampan.

Aku dengarkan pembicaraan mereka tentang rencana liburan semester ini. Naik gunung? Hmmm boleh juga tuhh tapi apakah aku boleh gabung? Tapi mereka tidak kenal aku. Aku ingin mengenal Aldi lebih dekat lagi. Melihat keakraban mereka dan juga cara mereka bertatapan perasaanku mengatakan kalau mereka berdua memiliki hubungan yang intim. Apakah aku cemburu?.

Saat aku memikirkannya, secara tidak sengaja Aldi menatapku dan aku belingsatan karena kepergok Aldi sedang menatapnya juga. Wajahku memerah, semoga Aldi tidak mengetahui wajahku yang bersemu merah karena malu. Sedikit-sedikit kulirik ke arah Aldi dan berusaha menikmati wajahnya. Saat itu juga matanya menatap tepat ke arah mataku. Ke-gep lagi. Aku beranjak dari tempat dudukku dan mengembalikan buku yang sedang kubaca ke raknya lagi. Dan tanpa menatap Aldi yang sedang sibuk membuka-buka buku besarnya aku berlalu begitu saja.

Aku menuju kamar mandi dan berusaha meredakan debaran jantungku. Aku berdiam diri duduk di closet duduk sambil merenungkan perasaanku ini. Kamar mandi sekolah kami termasuk kamar mandi terbersih se-Kota Bogor dan mendapatkan juara 2 se provinsi jawa barat. Jadi berlama-lama pun disini ga menjadi masalah karena tidak bau dan nyaman-nyaman saja.

"ehh maaf" aku tergagap dan kaget saat secara tidak sengaja menabrak seseorang di pintu kamar mandi. Dan kaget lagi saat tahu yang kutabrak adalah Aldi Wahyu.

2 Wahyu, Bukan KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang