Dua Lelaki #2

5.1K 176 10
                                    

Agus POV

Aku kaget banget ketika tanpa aku tahu Ansal sudah berdiri tak jauh dari kami yang sedang ngobrol asik. Ternyata bicara dengan Aldi nyaman dan menyenangkan. Dari tadi aku dipujinya terus. Aku disebutnya cowok tampan, apakah Aldi juga tertarik padaku atau dia sedang memancingku?

Kedatangan Ansal dan nada bicaranya yang ketus menandakan dia tidak suka aku dekat-dekat dengan Aldi. Berarti dugaanku benar kalau mereka memang ada apa-apanya.

"kok jadi diam Gus, tadi kita sampai mana ya ceritanya?" Aldi sepertinya tidak terusik dengan sikap Ansal. "ceweknya udah berapa lusin?" Aldi kembali berseloroh.

"hahaha, emangnya aku pacaran sama ayam bisa sampai lusinan" sifat humorisku keluar dengan sendirinya. "beneran Di, aku belum pernah pacaran" tanpa beban sedikitpun aku mengatakan kalau aku jomblo sejati.

"ahh masa? Boong banget kamu Gus" mata Aldi melotot kaget seakan ga percaya pada pendengarannya.

"beneran Di" aku memasang wajah serius.

"cowok setampan kamu ga laku?" Aldi tertawa renyah sekali. Bibirnya yang merah sangat ranum sekali dan aku tentunya ingin sekali mencicipi bibir itu. Aku yakin Ansal sudah pernah mengecupnya ehh lebih dari itu kayaknya pernah.

"aku pemalu Di, ga percaya diri" aku kembali curhat, "banyak cewek yang merapat dan aku bingung makanya terlihat dingin sehingga mereka menjauh" tambahku lagi. Aldi mendengarkanku dengan seksama dan menatapku lekat-lekat. Aku jengah juga ditatap Aldi seperti itu.

"di sekolah ini juga kayaknya ada cewek yang gatel ama kamu" ucap Aldi tiba-tiba.

"teman sekelasku Cindy kayaknya ngebet ama kamu, bukannya ngejelekin dia ya tapi saranku hati-hatilah terhadapnya" pesan Aldi.

Tenang Aldi aku saat ini hanya tertarik sama kamu, aku tidak akan luluh terhadap Cindy, batinku.

"ehhmm soal Ansal tadi, kayaknya dia marah" aku teringat kembali pada Ansal.

"ohhh dia, tak usah dipikirin.. Dia mah kayak gitu orangnya suka uring-uringan ga jelas" jawab Aldi tapi aku yakin bukan itu alasannya tadi Ansal terlihat bete dan kesal.

"selesaiii thanks ya Agus, kamu baik banget mau bantuin aku" Aldi memegang tanganku dan meremasnya saat mengucapkan terima kasih. Aku tersenyum dan hanya menjawab iya.
"sebagai ucapan terima kasih, aku traktir di kantin ya" ucapnya kemudian.

"ohh ga usah Di, aku bantuin kamu ikhlas kok" aku menolak tawarannya. Aku beneran membantu dia dengan hati rela tanpa berharap imbalan.

"tapi aku mau mentraktir kamu kok, pokoknya harus mau..  Hayuu" Aldi mematikan komputernya dan menarikku mengikutinya keluar perpustakaan.

Aku terpaksa mengikuti Aldi setelah dia mengunci kembali pintu perpustakaan.

Ansal POV

Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Aku masih kesal dan bete terhadap Aldi. Baru tadi pagi aku menanyakan apa dia sedang memikirkan Agus atau tidak. Ehh tadi di perpustakaan dia sedang ngobrol sambil tertawa-tawa. Panas hati ini melihat mereka. Ahh kamu cemburu Ansal? Apa? Aku cemburu? Cemburu pada Agus? Ga mungkin, masa cowok sekeren dan setampan aku bisa cemburu pada cowok pindahan itu? Ga.

Aldi pun tak ambil pusing dengan sikap cuekku. Dia tidak berusaha mengejarku dan membiarkan aku pergi begitu saja. Mana dia tadi bilang ke Agus kalau aku gitu orangnya suka marah-marah. Arrggh. Awas kau Aldi, kalau ketemu tak sodok-sodok ganas buritmu. Bisik hatiku geram.

Rrtttttt rrtttt
Ada sms masuk.

"jadi badmin ga? Biar tak kabarin Rian"

Ga usah dibalas Sal, bisik hatiku.
Balas dong, ngapain marah-marah sama dia, bisik sisi hatiku yang lain.
Buat apa balas, dia kayaknya mulai menjauh sama kamu, tentang sisi hatiku yang pertama.

2 Wahyu, Bukan KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang