Bab 12 (Romantis)

2K 91 1
                                    

Kami tiba di sebuah danau. Air danaunya sangat jernih. Sinar bulan terpantul dari air danau ini. Danau ini sangat sepi, hanya ada suara jangkrik yang terdengar seperti sebuah nyanyian.

Justin menurunkanku. Kami duduk di rerumputan yang tumbuh subur di tepi danau ini.

"Indah bukan?" tanyanya.

Danau ini dikelilingi oleh rerumputan liar serta semak-semak dan padang ilalang yang luas. Hanya ada satu pohon di seberang sana.

Justin memetik setangkai bunga teratai yang tumbuh di tepi danau.

"Untukmu" ucapnya seraya menyelipkan bunga itu di daun telingaku.

"Terima kasih"

Justin hanya tersenyum. Wajah pucatnya semakin terlihat tampan di bawah sinar bulan.

Justin beranjak dari duduknya dan berdiri. Ia membungkukkan badannya dan tangannya menyentuh pipiku.

"You've got that smile. That only heaven can make. I pray to God every day that you keep that smile. Yeah, you are my dream. There's not a thing i won't do i'll give my life up for you coz you are my dream"

Justin menyanyikan lagu Next to You.

Bukan hanya menyanyi, dia juga menari dan memperlakukanku seperti OLLG nya di atas panggung. Aku seperti sedang menonton konsernya saja haha

"And baby, everything that i have is yours. You will never go cold or hungry. I'll be there when you're insecure, Let you know that you're always lovely girl, coz you are the only thing that i got right now"

Justin sampai di bagian reffnya. Ia berdiri di depanku, mengulurkan tangannya supaya aku berdiri.

"One day when the sky is falling" dia menunjuk langit

"I'll be standing right next to you" Justin sudah ada di sampingku.

"Right next to you. Nothing will ever come between us, I'll be standing right next to you. Right next to you"

*lirik selengkapnya bisa tanya ke mbah google :p*

Justin sampai di akhir lagu. Sekarang dia tepat di hadapanku. Wajahnya sudah sangat dekat. Aku bisa merasakan napasnya yang dingin.

"You've got that smile. That only heaven can make. I pray to God everyday. To keep you forever. Oooooo"

Justin mengakhiri lagu itu dengan sebuah ciuman. Sekarang dia menciumku dengan sangat hati-hati. Berbeda dengan saat dia masih menjadi manusia. Mungkin dia takut aku terkena taringnya.

Tiba-tiba Justin melepaskan ciumannya dan sedikit mendorongku.

"Hati-hati" ucapnya tegas.

Ya, tadi aku berusaha menelusuri giginya dengan lidahku.

"Itu sangat berbahaya. Kau bisa terkena taringku" kali ini nadanya lebih tegas.

"Memangnya kenapa? Paling-paling hanya akan berdarah"

"Kau bisa terkena 'bisa'ku. Itu semacam racun vampire. Kau bisa menjadi vampire jika 'bisa' itu masuk ke tubuhmu"

"Itu bagus. Aku memang ingin menjadi vampire"

"Kau ingin menjadi makhluk immortal sepertiku? Tidak, tidak boleh"

"Tapi Justin aku..."

Belum selesai aku bicara, tiba-tiba Justin memelukku.

"Jangan sia-siakan hidupmu sebagai manusia" lirihnya.

"Tapi jika aku masih tetap jadi manusia, aku tak akan bisa bersamamu selamanya"

Because My Angel is a VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang