"Permisi, kalau meja dokter Reno disebelah mana ya pak?"
"Kamu masuk keruangan kedua setelah ini meja ketiga dari kanan itu meja dokter Reno."
"Makasih pak."
Saya berjalan dengan sedikit kerepotan karena membawa hasil tugas anak-anak dikelas tadi untuk diserahkan pada dokter Reno diruangannya. Setelah menemukan ruangan kedua dari ruang tata usaha saya melihat dokter Reno tengah disibukkan dengan seorang mahasiswa- yang saya perkirakan adalah mahasiswa tingkat akhir tengah melakukan proses bimbingan.
Sempat keraguan melintas tapi saya putuskan untuk tetap menghampiri dokter Reno saja, toh saya hanya akan mengumpulkan tumpukan kertas tugas tadi."Dok maaf saya mau ngumpulin tugas dari kelas anatomi veteriner 1 tadi."
"Oh iya thanks ya Setya, hampir aja gue lupa, simpen aja disitu ya Set, nanggung nih ada yg lagi bimbingan." Ucapnya sembari mengangkat tangan pada mahasiswa bimbingannya agar mau menunggu sebentar.
Kalo ada dari kalian yang bertanya-tanya kenapa dokter ini meng-gue-kan dirinya dan bukan saya atau bapak jawabannya cuma satu. Dokter Reno adalah salah satu dokter hewan muda yang- hmm apa ya namanya dosen magang? Kontrak? Pokokny beliau itu belum punya NIP yang artinya belum dosen tetap. Kenapa bisa jadi dosen pembimbing? Karena... begitulah saya pun belum paham. Meskipun sudah mahasiswa tapi baru saja memasuki semester kedua, ya masih maba lah istilahnya.Btw saya belum perkenalan ya? Mau kenal saya gak? Mau aja lah ya...
Saya Arsetya Wicaksono, kalo lihat dari nama biasanya orang yang baru kenal saya pun akan dengan sendirinya berasumsi saya orang Jawa. Sebenernya sekali kalian denger suara saya juga sudah ketara sih. Saya memang orang Jawa, lahir dan besar di suatu kota di pulau Jawa bagian Timur. Gersik. Tapi kemudian entah ada angin apa saya memutuskan untuk berkuliah di pulau Jawa bagian Barat. Jadilah sekarang kehidupan mandiri saya dimulai.Oh, dan saya mahasiswa kedokteran hewan. Kenapa kedokteran hewan? Bukan dokter 'manusia' ato dokter gigi aja? Sebenernya untung-untungan juga saya dapet kedokteran hewan. Singkat cerita sih saya bingung dan dilema mau ambil jurusan apa setelah lulus SMA, kemudian datang lah Ilham- ini serius Ilham yang datang, Ilham adik saya. Dia bilang "Mas kalo mas Setya jadi dokter aja gimana? Jadi kalau nanti kucing Ilham kenapa-kenapa lagi mas aja yang sembuhin."
Ilham itu punya peliharaan, mulai dari ikan, kelinci, kucing, sampai burung hantu- kalau yang ini saya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba memutuskan dipelihara.
Suatu hari dia menemukan kucing terlantar dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Ilham sebagai murid SD yang mengikuti ekstrakulikuler dokter cilik berinisiatif lebih untuk menolong kucing tersebut. Kalau menurut saya kemungkinan besar penanggung jawab ekstrakulikulernya adalah seorang mahasiswa kedokteran hewan maka itu bukan diajarkan tentang menolong manusia.Kami- saya dan kedua orang tua saya, yang juga tidak tega akhirnya membawa kucing tersebut ke mantri yang sudah biasa mengurus hewan-hewan ternak warga sekitar kalau terlihat sakit, hampir mirip dokter hewan sih hanya saja mantri tidak bersertifikat dan biasanya keilmuan mereka berasal dari pengalaman turun termurun leluhurnya. Akhirnya si kucing sembuh dan begitulah kenapa akhirnya saya memutuskan kedokteran hewan sebagai pilihan saya di bangku kuliah.
Sekarang. Di Jatinangor. Kehidupan saya dimulai....
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyday With Us
Conto24/7 Percaya deh, hidup ini terlalu membosankan tanpa kita. Iya kita... Enamhari... You cant handle this boring lyfe without us.... Because with us, you gonna get such a rainbow lyfe Noted! Dilarang bucin.