Tolong..
Aku sudah tidak kuat lagi, sungguh aku ingin keluar dari rumah ini. Aku mengalami penyiksaan yang sangat menyakitkan.
Aku ingin mati, aku ingin pergi dari hidupku saat ini. Aku tidak kuat Tuhan aku tidak kuat untuk hidup lagi.
Apa salahku di dunia ini Tuhan? Aku disiksa oleh kedua orang tuaku. Aku dipukul, dijambak, disayat oleh pisau, disiram air panas, dan apa kalian tahu?
Lusa kemarin. Aku dikurung dalam kamar mandi, hingga aku pingsan. Dan sekarang aku sakit demam tinggi. Tapi tetap saja mamaku tidak mengizinkanku pergi ke dokter.
Tapi hari ini aku akan minta dia untuk mengizinkanku pergi ke dokter. Ya.. Meskipun aku ingin mati,tapi aku tidak ingin mati dalam keadaan seperti ini.
Oke.. Aku akan pergi ke kamar mamaku dulu, karna papaku sedang berada di luar kota. Sejak lusa kemarin.
Tok.. Tok.. Tok..
"Siapa?" Tanya mamaku dengan nada dinginnya yang sudah biasa aku dengar.
"Aku ma.."
"Hem... "
Aku masuk ke dalam kamar mamaku, dan kulihat dia sedang mengecat kukunya dengan warna yang bagus.
"Wah.. Ma itu bagus sekali, apa aku boleh mencoba? "
"Mau apa kau kemari, pergi sana!"
"Aku ingin kedokter" Cicitku pelan.
"SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG! TIDAK USAH YA TIDAK USAH!! APA KAU TIDAK PUNYA TELINGA?!!"
"Tapi ma.. Aku sangat pusing"
"Aku tidak perduli"
"Tapi ma.."
"PERGI!"
Dia berteriak dan mendorongku jatuh lantai. Arghh... Sungguh ini semakin pusing..
Aku berjalan dengan lemas dan putus asa menyusuri setiap sudut ruang rumahku tercinta ini.
Mulai dari taman belakang rumah, tempat yang biasa aku papa dan mamaku berkebun bersama. Menanam bunga, ataupun pohon buah.
Kolam renang, tempat biasa aku bermain air bersama, bermain bola air bersama sama. Makan keripik di pinggir kolam. Dan berjemur di kursi santai.
Lalu dapur.. Dulu di sana mamaku sering membuatkanku. Roti, mie goreng dan nasi goreng favoritku. Dan teh susu yang sangat nikmat.
Ruang keluarga, dulu tempat itu adalah tempat favoritku. Tempat aku bercerita banyak hal tentang sekolahku, teman temanku, kepada papa dan mamaku. Sembari aku bercerita mamaku menyisiri rambut panjangku dengan pelan pelan. Dan membuatku tertidur. Lalu saat pagi, aku sudah berada di kamar tidurku.
Lalu taman depan. Tempat yang sering aku pakai untuk bermain sepeda dan piknik kecil bersama kedua orang tuaku.
Tak aku sangka, kini nasibku berubah sangat drastis. Kemana aku harus pergi. Kepada siapa aku harus bercerita tentang kesedihanku ini kepada orang lain. Dimana aku bisa mendapatkan kehidupan, permen, mainan, dan kasih sayang itu lagi?
Mungkin di Surga..
Apa aku mati saja hari ini? Apa aku bunuh diri saja agar aku tidak merasakan rasa perih dari hatiku ini.
Apa aku berdosa bila aku membenci mereka? Apa aku berdosa bila aku kabur meninggalkan mereka? Iya itu bedosa. Dan tidak akan aku lakukan..
Tunggu.. Apa aku bisa kabur dari rumah ini? Mungkin bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CETTLY (SahabatKu Yang Tak Terlihat)
HorrorJangan tanyakan padaku, sejak kapan aku mengenalmu. Aku ingin berteman denganmu, karna aku tak suka melihatmu menangis. Namaku Cettly dan kau Priscilla kan? Aku akan menjadi temanmu.