Remember Me?

2K 196 19
                                    

OUR

(Remember Me?)

Kibum mengernyit begitu mendapati meja makan pagi itu begitu tegang. Tidak ada gurauan dari saudara kembarnya atau bahkan senyum diwajah kedua orang tuanya. Ini—bukan keluarganya sekali. Setelah mendudukan dirinya disamping Kyuhyun, Kibum mulai memperhatikan ketiga keluarganya itu dalam diam. Ada yang salah disini.

"Apa kau akan pergi sekolah?"

Kyuhyun melirik tajam, terlihat kesal dengan ucapan Kibum yang sebenarnya untuk membuka percakapan di meja makan pagi itu.

"Katakan pada adikmu untuk tetap dirumah, Kibum!" ucapan Ibunya dengan nada tegas itu sudah menjawab pertanyaan Kibum mengapa keadaan ruang makan begitu tegang. Rupanya saudara kembarnya itu tengah merajuk. Seperti biasanya. Namun sepertinya kali ini rajukan Kyuhyun tak akan mudah menggoyahkan keputusan kedua orangtuanya, terlebih melihat betapa tegasnya ucapan Ibunya tadi.

"Kau dengar, Kyu? Istirahatlah dirumah" Kibum menatap Kyuhyun sambil menggigit roti bakarnya.

Kyuhyun mendengus. Ia tak akan mendapat bantuan dari Kibum. "Aku akan tertinggal banyak pelajaran kalau membolos lagi" katanya ketus, mencoba membela diri.

"Kau sakit, Kyu!" Nyonya Cho tampak kesal. "Ayolah sayang, kau masih butuh istirahat. Dokter Park bilang begitu"

"Aku baik-baik saja sekarang, Bu. Lihat" Kyuhyun berdiri, merentangkan tangannya, mencoba memberitahu Ibunya bahwa tak ada yang kurang darinya, membuat Kibum terkikik kecil sedangkan kedua orangtuanya tampak mendengus kesal.

"Jangan konyol. Kau tahu maksud Ibu" Nyonya Cho memutar bola matanya malas. "Duduk"

"Hari ini pertandingan keduanya kan?" Tuan Cho buka suara, membuat semua menatapnya. "Kau boleh menontonnya. Kibum akan menemanimu"

"Huh?"

"Jadi kau akan dirumah sampai Kibum menjemputmu ke tempat pertandingan, mengerti?" Tuan Cho memberi solusi, nampak bisa menebak alasan utama Kyuhyun memaksa masuk sekolah meski anak itu masih tampak pucat.

"Tapi Ayah—"

"Kau tidak punya pilihan, seperti itu atau diam dirumah sampai kau benar-benar sembuh"

Tuan Cho menyela, tanpa menatap Kyuhyun, masih bersembunyi dibalik koran bisnis yang direntangkan didepannya. Sebenarnya Tuan Cho sudah tidak fokus membaca koran bisnis itu sejak kedatangan Kyuhyun dan seruan protes istrinya. Tapi kalau dia menurunkan korannya sekarang dan melihat mata Kyuhyun yang menatapnya penuh harap, Tuan Cho yakin dirinya tak akan bisa mengatakan tidak. Sedangkan dia tahu kondisi Kyuhyun belum sepenuhnya membaik.

Kyuhyun merengut, namun tak membantah. Kyuhyun tahu kalau Ayahnya sudah bilang begitu maka tidak akan ada tawar menawar. Anak itu kembali menyibukan dirinya dengan roti bakar diatas piringnya.

"Hei! Kau mencabut infusmu sendiri?"

Uhuk

Kyuhyun melirik Kibum, "Diamlah" katanya dengan nada mengancam, meski mata anak itu melirik pada Ibunya yang sudah mendelik padanya. Sial. Ia akan kena ceramah jilid kedua kalau begini.

.

.

"Kibum!" Kibum membalikan badannya, menemukan Donghae yang tengah berlari kearahnya. "Mau menonton pertandingan sore ini bersamaku dan Hyuk?" tanyanya, meski pandangan temannya itu seperti tengah mencari seseorang.

Kibum mengernyit. Donghae dan Eunhyuk itu sama seperti dirinya yang tak paham dengan Basket. Untuk apa mereka menonton basket?

"Kyuhyun akan ikut bertanding? Aku tak melihatnya sejak pagi?" tanyanya kembali menatap Kibum.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang