Don't Say Goodbye (II)

1.9K 244 68
                                    

OUR

(Don't Say Goodbye II)



"Aku memutuskan untuk berhenti, Chwang"

Uhuk uhuk

"Hah?" Changmin berhasil meraih segelas air dan meminumnya dengan terburu sebelum menatap Kyuhyun dengan alis bertaut bingung.

"Kau tahu kan kondisiku sudah tak memungkinkan beraktifitas berat? Yah, kuputuskan saja untuk berhenti" Kyuhyun mengulang, anak itu tak balas menatap Changmin. Lebih suka menatap burger diatas piring. Terlalu takut bahwa tatapan tak relanya mampu dibaca Changmin. "Aku memberitahumu karena kupikir kau orang pertama yang harus tahu di tim. Setelah ini, aku akan menemui pelatih dan Siwon"

Changmin itu orang pertama yang membuat Kyuhyun masuk tim basket –padahal dia berjanji tak akan masuk tim basket sekolah, salah satu alasan Kyuhyun ingin berada di tim basket juga. Jadi tentu saja Changmin adalah orang pertama yang harus tahu perihal keputusannya meninggalkan basket.

"Seperti bukan Kyuhyun yang kukenal sekali" komentar Changmin setelah lama terdiam. Dia kenal Kyuhyun, meski selalu berada dibangku cadangan, sering tak berangkat latihan, dan selalu malas-malasan kalau disuruh rapat tim, tapi setiap Changmin berhasil mencuri pandang ke arah Kyuhyun, tatapan Kyuhyun selalu lebih bersinar ketika menyangkut dengan basket. Dia mungkin selama ini bodoh karena hanya menerka kalau Kyuhyun hanya menyukai basket sebatas jadi penonton, tapi sejak kejuaraan ini dimulai dan Kyuhyun tiba-tiba masuk tim inti, dia tahu kalau Kyuhyun bukanlah pemain amatiran. Sahabatnya yang introvert ini mungkin mengenal basket lebih baik dibanding dirinya.

"Begitu?" Kyuhyun mendongak, tersenyum sinis. "Lalu, Kyuhyun seperti apa yang kau kenal?" tanyanya menantang.

Changmin terkekeh, menyadari tatapan putus asa yang tergambar jelas disepasang iris cokelat yang biasanya sulit ditebak. "Dia tidak mudah menyerah. Dia menutupi keadaannya dari semua orang agar bisa tetap bermain basket. Dia—tak akan menyerah pada separuh hidupnya"

"Nyatanya, Kyuhyun seperti itu sudah tidak ada, Chwang" Kyuhyun tersenyum guyon, sampai mata, tapi Changmin yang melihatnya malah sedih.

"Kenapa, Kyu?" makanan didepannya sudah tak menarik lagi. Changmin butuh alasan yang lebih logis, yang Kyuhyun sekali.

Kyuhyun terdiam, kali ini menatap Changmin tepat dimatanya. Menimbang apakah harus jujur atau tetap pada alasan pertamanya. Tapi tatapan Changmin begitu lembut, begitu menggugah hatinya untuk berkata jujur, Kyuhyun tidak bisa tidak jujur sekarang.

"Apa alasanku ikut kompetisi ini Chwang?" dulu, Kyuhyun selalu duduk dibangku cadangan, tak sekalipun dimainkan. Changmin pernah protes pada pelatih, namun dia malah mendapat ceramahan. Tapi tiba-tiba saat mendengar kompetisi kali ini, Kyuhyun jadi lebih bersemangat. Dia selalu datang latihan –meski hanya duduk-duduk saja, dia juga aktif menyerukan pendapatnya. Dan pada akhirnya Kyuhyun masuk tim inti.

"Kris-sshi?" seingat Changmin, saat pertandingan pembukaan, tatapan mata Kyuhyun hanya terpaku pada sosok berambut blonde yang skill bermain basketnya benar-benar sudah sekelas pemain profesional. Jadi, apa alasan Kyuhyun ngotot ikut kompetisi ini karena Kris? Tapi masa sih?

Changmin sudah akan memberi jawaban lain ketika suara Kyuhyun terdengar. "Benar"

"Hah?"

"Ini" menjeda, "Lebih rumit dari soal matematika" alis Changmin terangkat sebelah. Sesulit itu untuk seorang Kyuhyun yang menyukai matematika? "Hubunganku dengannya" lanjutnya.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang