Don't Leave Me

2.5K 187 22
                                    

OUR

(Don't Leave Me)

Pagi itu Kibum tak menemukan Kyuhyun dengan segala keributan yang selalu dilakukannya untuk membuat rumah mereka ramai, untuk membuat suasana pagi hari mereka menghangat. Ia tak menemukan Kyuhyun didalam kamarnya dengan cengiran khas-nya ketika berhasil mengerjainya, tidak pula mendapati Kyuhyun tengah menemani Ibu mereka didapur atau sekedar menemani Ayah mereka menunggu sarapan dimeja makan. Pagi itu Kibum hanya mendapati kedua orangtuanya dimeja makan. Tanpa Kyuhyun.

"Selamat Pagi, Kibum" suara Nyonya Cho membuat Kibum tersadar dari lamunannya. Pemuda itu menyahut pelan, "Selamat pagi, Bu. Selamat pagi, Ayah"

Dan sepasang mata hitamnya kembali mencari sosok saudara kembarnya itu dalam diam. Tak sadar jika sedari tadi kedua orantuanya menatapnya dengan helaan nafas. Keduanya yakin jika kedua putra mereka sedang bertengkar sekarang. Semalam mereka mendapati Kyuhyun bergegas masuk kedalam kamar tanpa mengatakan apapun pada mereka, bahkan mengabaikan mereka yang berteriak bertanya padanya. Dan pagi tadi, putra bungsu mereka itu bangun pagi dan berpamitan bahkan sebelum jam dinding menunjuk angka 6. Dan melihat gelagat Kibum sekarang, mereka yakin ada yang tidak beres dengan kedua putranya.

"Kyuhyun-ie—" Tuan Cho memberi jeda, ketika Kibum memusatkan perhatiannya pada Tuan Cho, pria itu melanjutkan. "—berangkat pagi sekali. Dia bilang melupakan tugasnya"

Alis Kibum bertaut mendengar ucapan Tuan Cho. Seorang Cho Kyuhyun melupakan tugas sekolah? Rasa-rasanya tidak mungkin. Kibum mengenal Kyuhyun seumur hidupnya, dan Kyuhyun-nya, adiknya itu tak mungkin melalaikan tugasnya. Kyuhyun punya kebiasaan mengerjakan tugas setelah pulang sekolah, jadi kemungkinan adiknya itu melupakan tugas sangat kecil.

"Jangan bertanya padaku" Tuan Cho mengangkat bahu. Ada baiknya dia tak ikut campur urusan anak-anaknya dulu. Dia yakin kedua putranya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi, dia akan memperhatikan dulu baru membantu jika memang kedua putranya tak segera berbaikan.

"Dia tidak sarapan?"

"Dia bahkan berangkat sebelum Ibumu menyalakan kompor"

Kibum memundurkan kursinya kemudian berdiri. "Aku berangkat dulu, Yah, Bu" katanya kemudian mengenakan mantel.

"Kau melupakan tugasmu juga, Kibum-ie?"

Kibum tak menjawab, pemuda itu hanya mencium pipi Ibu dan Ayahnya kemudian berlari keluar rumah. Dia berhenti ketika melihat sopir keluarganya –yang biasanya mengantarkan mereka, masih berdiri disamping mobil.

"Ahjusshi—Kyuhyun—"

Tanpa melanjutkan kalimatnya, Kibum segera berlari menjauhi rumahnya, meninggalkan sopir keluarga mereka yang menatapnya bingung. Ia sudah mengambil kesimpulan.

.

.

"Jadi?"

Pemuda itu –yang baru saja menyerahkan ramyeon cup yang masih mengepul, kembali bertanya, meminta penjelasan sahabatnya. Tapi sahabatnya itu malah sibuk menyumpit ramyeon lalu meniupinya dan mulai memakannya dalam diam, membuat suasana kembali hening.

"Ini aneh Kyuhyun-ah—karena kau ada disini, seharusnya kita membuat keributan" pemuda itu memulai pembicaraan. "Seharusnya kau berteriak menyuruhku berhenti dan battle game denganmu. Tapi—" memberi jeda, "Kau bahkan tak menyentuh 'kekasihmu' itu" tambahnya sambil membuat tanda kutip ketika menyebut kata 'kekasihmu'.

"Ini langka, kau bahkan membangunkanku tadi" lanjutnya sambil tertawa kecil mengingat keributan kecil yang dibuat sahabatnya itu dirumahnya. Kyuhyun datang saat bahkan dirinya belum bangun.

OURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang