Kamar Nomor 12

2.3K 78 3
                                    

'10... 11... 12! Ini dia!' Gumam Ify sambil membuka pintu nomor 12 di depannya ini. Niatnya untuk memperkenalkan diri terhambat karena melihat kesibukan didepannya.

"Shil, yang bener aja dong! Masa' tembok lo ditutupin sama poster Harry Potter semua sih! Kan gaenak liatnya!" Gerutu cewek rambut berpotongan bob kepada cewek satu lagi yang sibuk menempelkan poster Ginny Weasley.

"Agni, tembok ini itu sisi punya gue! Jadi terserah gue mau dimodel kayak gimana, okay?" Balas cewek yang sebenarnya cukup cantik (bila dia bersedia menghilangkan kalung dan pin bergambar Harry Potter yang dipakainya).

"Tapi, Shilla, wilayah lo itu disebelah wilayah gue, yang mana tiap gue balik badan tembok elo yang gue liat, jadi-"

"Jadi, gausa bawel Agni. Sivia aja gak bawel kok, lagian ya-"

"Shilla, Agni, ada temen baru," Ucap cewek ketiga dengan senyum sambil berjalan mendekati Ify.

"Hai, aku Sivia, yang lagi nempel poster itu Shilla, yang lagi duduk di kasur itu Agni." Kata cewek itu memperkenalkan dirinya dan dua orang lainnya.

"Hai" Kata Shilla tanpa mengalihkan perhatian (yang disambut cibiran dari Agni).

"Hai, gue Agni. Shilla gabisa ngenalin dia sendiri soalnya pas Tuhan ngasih jatah buat kenalan sama temen di bumi dia ga dateng." Kata Agni sambil mengulurkan tangannya kepada Ify.

"Apaan sih, lo kok ga seneng gitu sama gue, apa salah gue-" Balas Shilla tidak terima.

"Udah ya, biar dia kenalin namanya dulu,-" Pinta Sivia sambil tersenyum. "Nama kamu siapa?"

"Oh, iya. Nama gue Ify. Kalian udah saling kenal ya?"

"Shilla sama Agni itu temen SD jadi kenal lama. Oh iya, itu kamu yang sebelah situ, udah ada namanya di atas kok". Kata Sivia sambil menunjuk ke satu-satunya tempat tidur yang belum tersentuh yang berada di depan tempat tidur Agni.

🐾🐾🐾

Memindahkan semua barang bawaannya dan menata tempat tidurnya agar nyaman ternyata memerlukan waktu yang cukup lama, karena selain menata pakaian, buku, barang barang elektroniknya, Ify juga menempelkan sekitar lima fotonya bersama keluarga, atlet badminton yang tak sengaja ditemui (Agni begitu semangat membahas bagaimana Ify bisa bertemu dengan atlet itu yang disambut dengan cibiran Shilla "Heboh amat sih,") dan teman-temannya, dan merubah sedikit dekorasi tempat tidurnya dengan nuansa biru, warna favoritnya.

Puas dengan hasil karyanya, Ify mengistirahatkan badan dikasur sambil melihat-liat sekeliling kamar ini. Pada dasarnya kamar ini terdiri dari empat set tempat tidur tingkat yang dimana bagian bawahnya diubah menjadi lemari kecil dan meja.

Berada disampingnya adalah wilayah Sivia yang penuh warna hijau (temboknya ditempeli stiker dinding bergambar varietas tumbuhan hijau, mengganti seprai, sarung bantal dan gulingnya dengan warna hijau tosca, dan menambahkan boneka kecil berbentuk kaktus), sangat terlihat kontras dengan dekorasi penuh suasana Harry Potter milik Shilla.

Berbeda dengan Agni yang ada didepannya, dia hanya memajang satu buah foto seukuran kertas A5 yang berisi fotonya dengan salah satu atlet basket terkenal dan mengganti seprai, sarung bantal, dan gulingnya dengan motif bola basket.

Sambil menghitung domba dalam hati Ify mencoba untuk tidur, dan pada hitungan ke 25 dia sudah terbang menuju bukit impian.

🏀🏀🏀

"Fy, Ify! Fy, banguun!" Teriak Shilla berusaha membangunkan Ify yang tidur di minggu pagi.

"Ah, gue nyerah ah! Niii! Ninii! Bangunin Ify dong! Cantik-cantik tapi kebo!" Keluh Shilla lalu pergi duduk di karpet depan tv menemani Agni yang nonton pertandingan basket.

"Males, gue udah nyoba bangunin tadi. Sivia aja!" Balas Agni tanpa melepas pandangan dari tv sambil meraup pop corn ditangannya.

Sivia yang menjadi korban terakhir, mencopot kacamata bacanya dan menutup novel tebalnya, segera turun dari kasur untuk mencoba membangunkan Ify.

"Fy, Ifyyy! Ayo bangun!" Kata Sivia sambil mem-pukpuk pelan lengan Ify.

"Ini jam berapa sih?-" Dia mengalihkan matanya sekilas pada jam di atas tv yang menunjukkan pukul 06.50, berarti sarapan kurang lebih 10 menit lagi. Dan kalau Ify tidak bangun juga, dengan terpaksa Sivia mengarahkan jari-jarinya ke lengan Ify dan mencubit kencang dalam batas wajarnya.

"WAAAAAAA!-" Teriak Ify bangun seketika. "-Siapa sih yang nyubit kenceng amat." Keluh Ify sambil mengusap-usap lengannya.

"Aku." Balas Sivia enteng.

"Lain kali tolong di perhalus ya, Siput."

Setelah tinggal bersama sekitar 3 hari terhitung hari jum'at lalu, mereka berempat mulai mengerti kebiasaan satu sama lain yang cenderung aneh, Agni yang mandi dengan kecepatan benar-benar super hanya 5MENIT (Saat Ify, Shilla, dan Sivia bertanya apa yang bisa dilakukan selama kurung waktu itu dengan enteng Agni menjawab "Ya, mandi" tanpa disertai keterangan lebih lanjut).

Shilla dengan tiada hari tanpa membersihkan tongkat sihir Harry Potter koleksinya (Saat Ify iseng mengehitung berapa kali Shilla menggosok tongkat tongkat itu adalah lebih dari 10kali sehari ditiap kesempatan yang memungkinkan!)

Mungkin hanya Sivia yang paling normal diantaranya semua, tapi jangan salah dia memiliki kecenderungan untuk membaca dengan sangat mendalami tokoh-tokoh dibuku. Contohnya, saat malam pertamakali mereka tidur bersama, tiba tiba Sivia berteriak lalu menangis tersedu-sedu sehingga mengagetkan ketiga teman lainnya yang sedang tertidur lelap. (Dan atas kesepakatan bersama, ketiga penghuni kamar itu men-capnya sudah dalam level kronis)

Sedangkan, Ify, yah.. Bisa dilihat bagaimana keempat temannya merespon asupan tidur Ify yang sudah overdosis.

🌵🌵🌵

Note :
Di mulmed itu model tempat tidur mereka, kalau kalau ada yang gak ngerti maksudku ^^

hellowollem
Surabaya, 19 Juli 2017

[ONHOLD] Cerita Kamar Nomor 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang