Habis Maling Dimana?

773 60 9
                                    

"Halo, temen-temen! Udah kan ya rundingannya? Sekarang kita kumpul dulu buat menutup acara hari ini. Baris per-kelompok ya!"

Suara Angel terdengar dari speaker yang ada di dalam GOR. Tanpa menunggu, masing-masing senior pendamping memimpin adik-adiknya kembali berbaris.

Sivia yang tadi mengeluarkan seluruh isi tasnya untuk mencari penggaris (benar-benar seluruh isi tasnya, mulai dari hape hingga pernik-pernik yang seharusnya berada di pouch-nya) gelagapan mendengar perintah Angel dan gerakan serentak dari teman-temannya.

"Hadu... Cepet... Cepet..." Gumamnya sambil memasukkan seluruh barang-barang yang berserakan secepat yang ia bisa.

Shilla langsung berdiri dan berusaha menyamakan langkahnya dengan Gabriel, dan Zahra serta Goldi yang berjalan santai dibelakangnya.

Alvin yang sudah berdiri akan menyusul teman-temannya akhirnya membatalkan niatnya karena dia berjongkok dan membantu Sivia mengemasi barang-barangnya.

Sivia beberapa saat terdiam saat melihat Alvin membantunya dan akhirnya terperangah saat Alvin mengangsurkan benda-benda Sivia di tangannya. Sivia mengambil barang-barang di tangan itu, "Makasih" Gumamnya pelan.

Alvin mengangguk lalu pergi menyusul yang lain diiringi tatapan dari Sivia.

🎒🎒🎒

"Sudah semua?" Tanya Angel dari atas podium.

"Sudah." Gema balasan dari adik-adik tingkatnya.

Angel lalu mengangguk puas. "Ditangan saya, udah ada lembar-lembaran laporan tentang apa yang kalian diskusikan tadi. Tapi-" Katanya menggantung sambil mengangkat lembaran-lembaran ditangannya. "-Saya menyebutkan kelompok mulai dari kelompok 1 dan ketua maju ke depan untuk menyampaikan hasilnya." Lanjutnya.

"Kelompok 1!"

Salah satu murid baru perempuan berkuncir kuda maju.

Setelah selesai, teman seangkatannya itu turun, Angel melanjutkan, "Kelompok 2!"

Rio bergerak maju diikuti tatapan sebal Ify, yang juga ingin jadi ketua kelompok.

"Siapa yang mau jadi ketua kelompok?" Tanya Debo.

Kelima adik tingkatnya ini menggeleng, malas berurusan dengan hal-hal seperti ini.

"Tapi, kalian nanti dapet nilai plus lo. Bisa aja diakhir ospek dapet predikat peserta terbaik. Atau, ditargetkan buat jadi pengurus OSIS selanjutnya." Bujuk Gabriel.

Ify lantas membulatkan matanya, sejak awal dia ingin sekali masuk pengurusan OSIS, tanpa pikir panjang ia segera mengangkat tangannya. Dan tidak di duga Rio ternyata juga mengangkat tangannya.

Ketiga teman lainnya tetap malas mengangkat tangannya.

Ify melirik ke arah Rio, "lo bisa emang ngurangin kesinisan lo buat jadi ketua? Hah?" Tanyanya.

"Emang lo bisa? Gigi lo aja dipagerin. Habis maling dimana?" Balas Rio.

Ify kontan melotot.

Setelah Rio menyebutkan hasil diskusinya, ia turun dan menyempatkan dirinya untuk menatap Ify mengejek.

"Sialan..." Desis Ify membalas tatapan Rio.

"Selanjutnya, Kelompok 3!"  Suara Angel mengembalikan Ify dari sumpah serapahnya.

Shilla bergerak maju ke depan. Dan Gabriel lantas menghembuskan napas kesal saat mengingat bagaimana Shilla terpilih menjadi ketua kelompok.

Gabriel menatap pasrah kepada adik yang selama ospek merupakan adik bimbingnya ini. "Serah, udah, serah."

Shilla tersenyum lebar penuh kemenangan. "Terus, kita harus nentuin apa lagi, Kak?" Tanyanya sambil menampakkan muka polos.

Gabriel mengendus pelan, lalu menjawab, "Ketua kelompok."

Kelima adik bimbingnya mengangguk lalu terdiam sambil menatap Gabriel.

"Kok diem? Gak ada yang mau jadi ketua?"

"Saya mau, Kak!" Pekik Shilla.

Gabriel hanya bergumam tidak jelas, berharap siapa pun mengajukan diri, tapi tolong jangan Shilla juga.

"Gimana yang lain?" Tanya Gabriel menatap keempat lainnya.

Duo polos, Alvin dan Sivia langsung mengangguk. Zahra menggumamkan kata 'terserah'. Sedangkan Goldi berkata 'yaudah'.

"Yaudah, berarti Shilla ya." Kata Gabriel separuh hati, pasalnya ia berharap Goldi akan mengajukan diri.

Tapi, Gabriel tidak tahu, kalau Goldi sudah diiming-imingi Shilla dengan traktir makan siang di kantin sekolah selama seminggu penuh!

"Nama kelompok, Gabriel's Army!" Ucap Shilla dengan keras.

Beberapa panitia menatap Gabriel dengan tatapan geli.

"Beken amat nama lo dibikin jadi nama kelompok." Kata Debo usil menggoda Gabriel.

"Diem.." Balas Gabriel dengan suara mengancam lalu merengut kesal.

Shilla lalu terus mengocehkan bagaimana nama itu diambil menjadi nama kelompoknya, yang nyaris persis sama dengan yang dikatakannya pada keempat temannya.

Semua panitia menahan tawanya, namun beberapa ada yang tertawa dengan terang-terangan sambil menatap Gabriel. Angkatan dari panitia tahun inilah, angkatan yang paling mengenal bagaimana terkenal dan bekennya nama Gabriel. Sehingga mendengar bahwa Gabriel adalah pemuda yang gugup dan memiliki sedikit teman adalah guyonan bagi mereka.

"Jadi, lo menjelma sebagai Gabriel yang kikuk? Oke,oke." Kata Debo disela-sela tawanya.

Gabriel tidak menunggu lama segera membalas Debo dengan memitingnya.

"Hahaha! Ampun, Yel!"

💙💜💙

Note :
Thank's to Bolbbalgan4 yang membuat saya semangat untuk menulis.
Votenya udah lebih dari 100! OMG! Terimakasih semuaaa!
Karena sudah mulai bolak-balik kampus, aku jarang up :(. Maafkan ;(
Selanjutnya akan ku usahakan besok udah up.

Keeep vote&coment 😘

Hellowollem,
9 Agustus 2017

[ONHOLD] Cerita Kamar Nomor 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang