6. Labirin cinta

35 9 0
                                    

Jill pov.

Ya siapa yang ngga kesal dengan candaan seperti itu. Tae memang ngga waras. Kenapa dia jualan serabi coba. Jualan makanan kesukaan gue.

Sekarang kami sedang makan bersama. Ini dirumah gue. Dia yang ke sini. Memang gue ngga pernah nyuruh dia. Dianya yang berinisiatif nemeni gue di rumah.

"Yang, kenyang ngga? Aku kok ngga ya"

Dasarnya perut lu memang perut karet Tae. Tapi ya gue juga belom kenyang sih hehe.

"Iya gue juga. Terus lu mau ngapain kalo belum kenyang?"

Dia diem aja. Ngga jawab pertanyaan gue. Cuma mainin hpnya aja. Iseng, gue lirik ke layar hpnya.

"Apa lo liat-liat. Kepo banget!"

"Judes amat mas"

Taehyung itu tampan. Dia ngga malu atau gengsi buat jualan serabi. Kadang memang judes kek gini. Penampilannya pas jualan juga keren kok. Pake snapback gitu. Celana pendek selutut sama kaos oblong warna-warni. Bukan pelangi gitu lah. Maksud gue itu, tiap hari dia ganti kaos oblong.

"Tae"

"Apa?"

"Besok gue main ya"

"Sama?"

"Sama temen gue dong!"

"Biasa ae ngomongnya yang"

"Ya ya biasa"

"Cowo?"

"Iya"

"Namanya?"

"Dih, lu juga kepo gitu mas"

"Jangan ngeles lu! Namanya siapa?"

"Hanbin"

"Main kemana?"

"Kok gue berasa ada aroma cemburu ya?"

"Ngga. Ngeles lagi lu?!"

"Lu dulu jawab pertanyaan gue!"

"Kan yang tanya gue duluan!"

"Hm gue nonton sama Hanbin. Dia ngajak gue"

"Oh"

"Oh doang?"

"Ya mau gue jawab gimana lagi coba"

Gue ngeliat wajah tae berubah. Bukan berubah warna tapi raut wajahnya yng berubah. Ngga kek tadi yang ceria. Fyi, Hanbin itu sahabat gue sejak sekolah dasar kelas 3. Kenapa ngga dari kelas 1? Karena gue murid pindahan. Hanbin juga satu sekolah terus sama gue. Satu kelas malah. Iya dia baik banget. Tampan juga.

"Gue pulang ya yang"

"Kok cepet banget"

"Iya. Besok lagi"

"Besok kan gue nonton sama Hanbin"

"Ya besoknya lagi"

"Yaudah tae iya."

Keesokan harinya, pagi-pagi buta Hanbin ke rumah buat nyamperin gue katanya. Gila aja jam 4 shubuh mau jemput buat nonton.

"Belum buka jam segini bioskopnya"

"Loh, siapa bilang nonton di bioskop. Nonton di rumah lu aja lah. Pede banget gue ngajak lu ke bioskop"

Lah bocah satu ini bikin gue malu aja pagi-pagi. Mana baru bangun lagi jam segini.

"Lu belum mandi ya mbin? Jelek gitu"

"Sekali aja lu ga ngatain gue, bisa ga Jill? Iya gue belum mandi. Belum tidur juga semaleman."

Ya gitu. Tiap gue ketemu Hanbin, ngga pernah gitu ngga gelut. Teman-teman juga sudah memaklumi kami berdua. Sejak ketemu pertama pun memang begini. Mau diapain kayak gimana pun ngga ada perubahan.

______

Author pov.

Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Hanbin rasa cukup untuk menonton satu film bersama sobatnya di pagi buta. Jill mengantar Hanbin sampai pagar besi rumah Jill. Tanpa Jill sangka, Taehyung lewat depan rumah Jill ketika Hanbin melambaikan tangan padanya. Hal tersebut membuat pikiran Taehyung mendung. Bisa-bisanya jam 7 pagi gini Hanbin pulang dari rumah Jill. Lalu pukul berapa Hanbin ke rumah Jill? Sejak semalam? Entahlah. Taehyung masih melanjutkan kayuhan sepedanya.

Jill yang mengetahui hal tersebut langsung masuk dan mengambil handphonenya. Ada 6 panggilan tak terjawab dari Kang Serabi, Taehyung. Jill kembali menelepon namun tidak ada jawaban dari Taehyung. Dia merasa tidak enak karena mungkin membuat Taehyung berpikiran buruk tentangnya.

Jill: mas
Jill: tadi baru dari mana kok lewat depan rumahku?
Jill: Hanbin tadi shubuh ke rumah nonton bareng
Jill: mas
Jill: mas

Masih belum ada jawaban dari Taehyung. Ah, mungkin lagi bikin kuah serabi, pikirnya. Selang 1,5 jam, ada tamu yang mengetuk pintu rumah Jill. Jill bergegas membukanya.

"Silakan masuk, m-"

"Mama mana? Dia tadi pesan serabi 10 porsi. Kalau sudah nyampe, suruh bilangin. Gitu katanya."

Taehyung menjelaskan serinci mungkin. Jill berlari sambil memanggil-manggil mamanya. Mama Jill bergegas menghampiri Taehyung yang duduk menunggu di kursi teras sambil kipas-kipas.

"Makasih ya mas. Masuk dulu yuk. Sarapan bareng sini" ucap Mama Jill dengan ramah.

"Eh, ngga usah Tante. Saya harus jualan serabi di tempat biasa. Kapan-kapan saja Tante. Saya pamit. Terima kasih tawarannya. Jill, pulang dulu ya. Mari Tante." Taehyung meninggalkan mereka berdua. Jill biasa saja meskipun chat yang tadi masih belum dibalas juga.

...

Jill memutuskan untuk menikmati udara sejuk di sore hari seorang diri. Langkah kakinya membawa tubuhnya ke arah taman kota. Ya, tempat jualan serabi si Taehyung idaman pembeli. Benar saja, baru dari kejauhan, Jill melihat kerumunan remaja dan ibu-ibu mengerubungi dagangan Taehyung. Pantas saja kalau setiap hari dagangannya selalu habis. Hal itu membuat serabinya selalu baru setiap hari.

"Jill si jelly. Woi!"

Seorang laki-laki menepuk pundak Jill yang sejak tadi masih menghadap kerumunan manusia menenggelamkan Taehyung dari pandangannya. Langsung saja Jill membalikkan tubuhnya

"Ngapain lu di sini, mbin? Lu ngikutin gue mulu ah. Ga suka"

Hanbin merangkul Jill tanpa menjawab amarahnya. Mbin, nama panggilan dari Jill, terus menerus menyeretnya dengan rangkulan di pundak. Jill masih saja ngedumel sambil berusaha menoleh ke arah dagangan Taehyung. Masih tetap sama, hanya dapat terlihat topi merah milik Taehyung.

Jill yang masih terus bercanda dengan Hanbin membuat Taehyung yang sedang melayani pembeli tanpa sengaja melihat gerak-gerik mereka. Mereka berdua masih tertawa lepas sedangkan Taehyung duduk di dekat dagangannya. Sudah mulai sepi sekarang tidak seperti tadi.

Diam-diam Taehyung cemburu melihat Jill yang berulang kali pipinya dicubit oleh Hanbin meskipun berulang kali juga Jill mencoba menghindar. Getar handphone yang ada di saku celananya memecah lamunan.

Tbc.

Serabai ; kth | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang