d

2.8K 260 7
                                    

Jungkook terus menangis histeris dihadapan Yunho dan Jaejoong, meluapkan kesedihannya setelah menerima fakta bahwa ia bukan anak kandung Yunho dan Jaejoong.

Yunho dan Jaejoong bingung menghadapi sikap Jungkook yang terus menangis histeris, hingga akhirnya Yunho mendekat ke Jungkook dan dan mendekapnya erat.

"Stttt . . . tenang Kookie," Yunho mulai menenangkan Jungkook, kasihan melihat anak itu terus menangis histeris.

"Apa karena Kookie bukan anak kandung Appa dan Eomma, kalian sengaja mengabaikan Kookie, lalu akan membuang Kooki begitu saja. Huwaaaa . . . Kookie tidak mau pergi, Kookie mau jadi anak Appa dan Eomma saja.  Huwwaaa. . "

" Kookie tenang ne," Jaejoong ikut mendekat, ikut mengelus punggung Jungkook, ia tidak tega melihat Jungkook seperti ini, bagaimanapun ia yang menyusui Jungkook selama dua tahun, membesarkannya dan menyayanginya. "Tidak akan ada yang membuangmu Kookie . . Maafkan Eomma, Eomma terlalu bersedih hingga melupakan Kookie."

"Huhuhuhuhu. . . " tangisan Jungkook mereda sudah tidak sekeras sebelumnya, "Atau Kookie mati saja Eomma, lalu reinkarnasi jadi anak kandung Eomma dan Appa."

"Anniya, Kookie tidak boleh berkata seperti itu. Maafkan Eomma dan Appa ne, hiks." Jaejoong ikut menangis, ia menyesali sikapnya selama ini kepada Jungkook, bagaimana ia bisa mengabaikan anak sebaik Jungkook hanya karena terlaruy dalam kesedihan telah kehilangan anak kandungnya.

Yunho semakin mendekap Jungkook dengan erat, "Maafkan kami Kookie, Kami mengetahui Kookie bukan anak kandung kami dua tahun yang lalu, kami hanya bingung harus bagaimana. Kookie . .  maafkan kami ne." Yunho mencium pucuk kepala Jungkook berulang-ulang.

"Kookie tenang dulu ne, nanti Eomma ceritakan semuanya." ucap Jaejoong. Jaejoong tersenyum saat Kookie tidak lagi menangis, tapi berbeda halnya dengan Yunho yang merasakan berat tubuh Jungkook bertumpu padanya.

Yunho melepaskan dekapannya pada Jungkook, kaget saat tahu Jungkook sudah tidak sadarkan diri. "Kookie!" teriak Yunho panik. Senyum Jaejoong berubah menjadi kepanika kala mendapati Jungkook tidak sadarkan diri.

"Yun . . . Kookie kenapa?"

Yunho membawa tubuh Jungkook dan membaringkan di tempat tidur miliknya. "Sayang cepat telpon dokter Choi!"

Jaejoong segera melaksanakan perintah suaminya, menelpon dokter pribadinya. 'Ya Tuhan maafkan kami yang telah menelantakan Kookie.' gumam Jaejoong disela menunggu telpon tersambung.

Changmin langsung masuk ke kamar orang tuanya saat Yunho dan Jaejoong panik. Sebenarnya Changmin sudah ada di depan kamar Orang tuanya bersama Bibi Lee sejak Jungkook berteriak histeris. Changmin dan Bibi Lee tidak percaya akan kenyataan yang sebenarnya.

"Kookie!" teriak Changmin sambil mendekat ke tempat tidur dimana Jungkook berbaring tidak sadarkan diri.

"Kookie . . . Kookie bangun, ini hyung, selamanya Kookie adik hyung. Hyung tidak akan meninggalkan Kookie." Changmin berusaha membuat Jungkook sadar dari pingsannya.

"Min, tenanglah!" Yunho meraih pundak Changmin agar namja didepannya tenang.

"Appa kasihan Kookie. ." Changmin menatap adiknya dengan tatapan sendu.

#

Dokter Choi sudah memeriksa kondisi Jungkook. Kondisinya sudah stabil, Jungkook hanya syock saja. Yunho dan Jaejoong bernafas lega setelah mendengarkan penjelasan dokter Choi, mereka kemudian berjanji dalam hatinya masing-masing akan lebih menyayangi Jungkook setelah ini. Jungkook anak yang mereka asuh dan mereka rawat sejak masih bayi yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaan keluarganya.

Jungkook tidur di kamar tidur orang tuanya, ditemani Jaejoong dan Yunho disebelah kanan dan kirinya. Jaejoong terbangun ketika mendengar Jungkook mengigau.

"Kooki anak Appa dan Eomma Jung" igau Jungkook. "Kookie tidak mau yang lain."

Jaejoong tersenyum miris, kemudian mengusap peluh yang membanjiri kening Jungkook.

"Ya Tuhan, badanmu panas sekali." lagi Jaejoong harus panik dikarenakan kondisi Jungkook.

#

tbc

Haiii . . .jumpa lagi, vote dan komentarnya ya sayang. Terima Kasih. Love You . . .

I Love BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang