w

1.6K 130 26
                                    

Sehari setelah pemakan Yunho dan Jaejoonh kondisi Jungkook masih sama, hanya menangis, jika tidak ia hanya diam dengan tatapan kosongnya, sesekali bergumam memanggil Eomma dan Appanya.

"Eomma . . .Appa . . . Kalian dimana? Kapan pulang? Kookie kangen." lirihnya diakhiri dengan isak tangis.

"Kookie . . ." panggil Taehyung saat memasuki kamar Jungkook. Hatinya sakit melihat keadaan adiknya yang sangat kacau akibat kepergian orang tuanya.

"Kookie . . ." panggil Taehyung lagi, kini Taehyung membawa tubuh Jungkook kedalam pelukannya, "Kookie . . .Kookie tidak boleh seperti ini, nanti Eomma dan Appa sedih melihat Kookie seperti ini. Kookie harus mengikhlaskan kepergian Eomma dan Appa ne."

"Tidak, Appa dan Eomma belum pergi, yang dikubur itu bukan Appa dan Eomma." kilah Jungkook.
Sudah berkali-kali Taehyung, Changmin, ataupun Bibi Lee memberikan pengertian pada Jungkook, namun akan dijawab seperti itu, Jungkook bersikukuh jika orang tuanya belum meninggal.

"Baiklah, . . Kita tunggu Appa dan Eomma pulang ne, sambil menunggu bagaimana kalau kita makan malam, Minn-ie hyung sudah menunggu kita dibawah." bujuk Taehyung.

Taehyung membawa Jungkook kebawah untuk makan malam, semua prihatin dengan kondisi Jungkook, baik fisik maupun mentalnya. Changmin miris melihat Jungkook saat menuruni tangga bersama Taehyung, matanya bengkak dengan lingkaran hitam mengelilinginya. Tubuhnya terlihat lemas karena ia tidak mengisi perutnya sejak kemarin malam. 'Semoga ini tidak berlarut-larut Ya Tuhan.' ucap Changmin dalan hati.

"Kookie . . . Makanlah, sejak kemarin malam Kookie belum makan-kan? Hyung tidak ingin kau sakit." Changmin meletakkan semangkuk bubur dihadapan Jungkook.

"Kookie mau disuapin Eomma." pinta Jungkook, membuat kedua hyungnya menatapnya sedih.

"Eomma masih dijalan Kookie," Taehyung terpaksa mengikuti Jungkook yang menganggap Appa dan Eommanya masih hidup. "Kookie harus makan dulu supaya tidak sakit, nanti Eomma dan Appa sedih kalau lihat Kookie sakit." jelas Taehyung.

Jungkook nampak berpikir setelah mendengar penjelasan Taehyung, "Enggg . . . tapi Kookie disuapin ya."

Taehyung tersenyum, "Baiklah Kookie mau disuapi siapa? Tae hyung, Minn-ie hyung, atau Bibi Lim?" tanya Taehyung.

"Enggg . . . Minn-ie hyung. Kookie mau disuapin Minn-ie hyung."

"Baiklah," Changmin menarik kursi yang berada didekat Jungkook, meraih mangkuk bubur yang tadi diberikan pada Jungkook. Changmin mulai menyendok bubur dan menyuapkannya pada Jungkook.

"Hyung . . . Kapam Eomma dan Appa pulang? Kenapa lama sekali mereka pergi? Kookie kangen." tanya Jungkook disela-sela makannya.

Changmin ingin menangis mendengar pertanyaan dari Jungkook. Namun Changmin harus menahannya, ia harus kuat menghadapi cobaan hidupnya demi kedua adiknya. Changmin tidak boleh lemah, ia harus bangkit demi keluarga yang ia miliki sekarang. "Kalau sudaj selesai urusannya pasti akan segera pulang. Mana bisa mereka terlalu lama pisah dengan Kookie."

"Hemmm. . . Benar kata hyung." Jungkook mengangguk - anggukkan kepalanya.

"Setelah makan Kookie tidurne, mau ditemani siapa kali ini?" tanya Changmin.

"Sama Tae-hyung saja."

"Baiklah, Tae temani Kookie ne." pinta Changmin.

"Iya hyung."

Belum mereka beranjak dari ruang makan, dua orang tamu tidak diundang masuk begitu saja tanpa permisi. Dua orang tersebut Kim Young Woon dan Kim Jin Hwan. "Bagaimana kabarmu keponakan paman yang baru saja ditinggal mati orang tuannya, Maafkan paman tadi tidak sempat melayat, paman banyak urusan."

"Pa-paman?" kaget Changmin, begitu pula dengan Taehyung yang melihat Kim Jin Hwan orang yang menabrak Jungkook ketika di resort kemarin.

"Tidak perlu kaget begitu keponakanku, paman disini hanya mau mengambil apa yang menjadi milik paman." ujar Kim Young Woon sambil memutar pandangannya keseluruh penjuru ruangan. "Apa kabarmu anak pungut setelah ditinggal orang tuamu hah?" tanya Kim Young Woon ketika matanya tertuju pada Jungkook.

Jungkook merapatkan tubuhnya dibalik punggung Changmin, dia takut melihat kedua orang yang datang tanpa diundang tersebut, "Appa dan Eomma belum meninggal," lirih Jungkook namun masih bisa didengar oleh Kim Young Woon dan anaknya.

"Hahahahaha, . . ." tawa Kim Young Woon menggelegar menertawakan Jungkook, "Bahkan anak punggut itu tidak bisa menerima kenyataan jika orang tua angkatnya sudah mati, bukankah ini bisa disebut gangguan mental? ah gila lebih tepatnya."

"Paman hentikan! Apa mau paman sebenarnya?"

"Paman hanya mau mengambil rumah dan perusahan milik orang tua kalian yang sekarang milik kami." Kim Young Woon menyodorkan selembar kertas yang langsung disambar oleh Changmin.

"Tidak mungkin. Tidak mungkin Appa dan Eomma menyerahkan hartanya kepada kalian." ucap Changmin.

Taehyung kaget mendengar semua ucapan yang dilontarkan oleg Kim Young Woon, dia orang baru di keluarga Jung. Taehyung menarik tubuh Jungkook yang masih berlindung di belakang tubuh Changmin dan memeluk tubuh bergetar Jungkook.

"Apanya yang tidak mungkin, bukankah itu tanda tangan Appa dan Eommamu?" Kim Young Woon mulai berteriak, "Kemasi barang kalian sekarang, dan enyahlah dari rumah ini malam ini juga!"

"APA!" teriak Changmin.

#

Tbc

Yeah...Berhenti dulu, lanjut besok ya say. Vote dan komentarnya ya. . . terima kasih.

I Love BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang