Dear, malam.
Aku ingin ungkap resah hatiku,
Menampakkan butir butir duka dari balik sang kulit,
Seolah engkau lihat gembira namun sedih ada padaku.Dear, malam.
Aku ingin singgahkan kata-kata lipur lara,
Bukan pada siapa-siapa tapi diriku,
Pada juang yang rasanya tak kunjung berjuang.Dear,
Aku rindu...
Aku galau...
Aku menolak...
Tapi aku mengingin...Telah lama ujung tombak ingin kuraih,
Dengan sayatan yang kuharap bermilik racun,
Agar aku tahu apakah bahagia benar-benar nyangkut,
Ataukah ia hanyalah silau sesaat dari mimpi.Dear, malam.
Aku menangis dalam buaian kalbu,
Bersama titisan-titisan dewa yang kuhitung satu-satu.Dewaku yang bukan manusia,
bukan benda berwujud terketahui.Kuhitung dan kuhitung,
Berharap aku telah sampai pada akhir penantian.Malam.
Apakah engkau mendengarku?
Aku berharap ia datang.
Sekarang dan saat ini juga.
Tapi apalah dayaku,
Manusia yang hanya bisa dalam doa?
Mungkinkah penungguan panjang ini kan berakhir?
Kuharap ia tak sampai pada garis awal lagi..Maros, 20 Juli 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Nada-nada Hatimu
Poésietentang kata yg mungkin saja sedang kau ucap saat bahagia galau senang sedih duka dll