Pertemuan

1.1K 19 1
                                    

terkadang cinta menjerumuskan kita pada sebuah kenyataan yg mustahil kita capai. Namun, dengan usaha dan kekuatan cinta itu sendirilah yg akan membuat kita survive dan dapat melalui sebuah kenyataan tersebut walau pahit.

"Marshaaa!! buruan mandinya dong gantian!!" teriakan nyaring terdengar dari luar pintu kamar mandi kecil di sebuah rumah mewah

"Iya bawel" sebuah balasan singkat yang terdengar tidak sopan saat berbicara pada kakak sendiri. Namun tampak biasa jika cewek tersebut yg berbicara.

Her name is Marsha. Anak broken home yg tinggal berdua dengan kakaknya, Kiki di sebuah rumah mewah milik papa mereka. Orang tua mereka memilih untuk hidup masing masing setelah bercerai 3tahun lalu. Dia sangat sangat tidak ahli terhadap percintaan. Hingga suatu saat, ketidak ahliannya itu yang membuatnya terjerumus pada zona rumit tentang cinta...

"Aduh Marshaa please deh. Lo kok ga peka sih??" Marsha yang sedang berjalan menuju kelasnya bersama Neta tertegun

"Peka apaan sih Net?"

"Haduhhh gini nih cewek yang belom pernah pacaran. Lo tadi ga peka sama spik nya si Aldi?? Hah????" Marsha semakin bingung dengan tingkah sahabatnya ini. Ya memang, kalau soal cinta, Neta mungkin ahlinya

"Spik apaan sih? tau ah Net" sedetik kemudian, Marsha berjalan lurus tanpa jeda meninggalkan Neta yang terbengong melihat sahabatnya itu

'BRAK'

"EH LO KALO JALAN PAKE MAT..." mata Marsha tertuju pada seseorang di depannya. Cowok cool, ganteng yang dia tabrak barusan

".....ta" lanjut Marsha pelan. Malah mungkin tak terdengar

"Lo kalo jalan jangan keburu buru. Nabrak kan. Untung kita nggak kenapa napa. Pake mata" cowok ber-name tag Iqbaal Dhiafakhri tersebut langsung pergi tanpa memandang secenti pun pada Marsha yang masih terpesona.

"WOY!!"

"I..Iya baal..."

"Baal?? Hell-o this is Neta here. Lo kenapa sih?" Neta mengusap pipi Marsha pelan sehingga Marsha tersadar dari lamunannya pada Iqbaal.

"Eh lo Net, yuk ke kelas. Udah bel"

Seharian ini, Marsha selalu menunjukkan wajah riang dan ceria. Semenjak bertabrakan dengan Iqbaal, dia tak hentinya tersenyum. Jatuh cinta? Maybe.

Sepanjang koridor sekolah, tak berhenti ia menyapa seluruh siswa dan siswi dengan riang. Meskipun yang tidak kenal sekalipun

"Eh Sha, nonton pertandingan basket yuk? Kakak lo kan tanding" tiba tiba saja, Neta berada disisinya dan mengapit lengannya erat

"Ah males ahh"

"Ayolahh banyak cowok ganteng. Ada Aldi juga ayooo" Marsha menahan langkah Neta dengan cepat

"Kenapa sih Net, Aldi lagiii Aldi lagii gaada cowok selain dia apa??? Bosen denger namanya" Neta meringis

"Ahhh pokoknya ayoooo" sekali hentakan mampu membuat Marsha berjalan mengikuti Neta yang bersemangat melihat tanding basket di Aula sekolahnya.

Kursi tribun telah seperempatnya terduduki oleh siswa siswi SMA Bakti 4. Dengan cepat, dua siswi cantik itu menyerobot kerumunan dan duduk di kursi barisan ke2.

"Eh Sha Sha.. itu kan cowok yang kmrn tabrakan sama lo kan?" lalu sepersekian detik kemudian, kepala Marsha langsung memutar kearah sosok yang dituju Neta.

Ya. Ya dia Iqbaal. Orang yang mampu membuat mata Marsha tak berkedip melihatnya. Cucuran keringat yang membasahi wajahnya membuat Marsha semakin melihatnya dengan tatapan garang(?)

Namun...

'BRAKK..BRUK'

"Marsha!" Marsha terlihat tergeletak pingsan disebelah Neta dengan jidat luka lebam. Muka Neta terlihat panik dan marah. Terlihat matanya mengitari lapangan basket yang sedari tadi berhenti karena teriakan Neta

"Lo!! Lo harus tanggung jawab!" telunjuk Neta mengarah ke sosok cowok yang berdiri cool. Semua mata kini tertuju padanya(?)

"Gue?" cowok yang ternyata Iqbaal itu nampak santai menanggapi tunjukan Neta sambil berjalan menuju Marsha yang masih tak sadar. Tetap tenang dan cool, itulah dia

"Lo sengaja bikin sohib gue jatoh??? Terus nanti kalo ilang ingatan gimana? Tar kalo gabangun bangun gimana?? Hahh?" sepanjang perjalanan menemani Iqbaal yang membawa Marsha ke UKS, Neta terus saja mengomel. Iqbaal memutar bola matanya

"Lebay lo Net. Gini doang" Neta tertegun. 'gimana bisa dia tau nama gue' batinnya.

"Gausah GR. Gue tau nama lo dr nametag lo tuh Neta Savitri Adriani. Seakan bisa membaca pikiran Neta, Iqbaal langsung menjawab tanpa ekspresi

'BRUGH'

Marsha masih tidak sadar. Jidat sebelah kirinya berwarna merah ke unguan terkena bola basket lemparan Iqbaal. Neta dengan setia nya duduk disamping tempat tidur. Iqbaal? Dia duduk di kursi panjang dekat meja obat sambil memainkan gadget nya.

(Marsha part)

Gue dimana ini? Perasaan tadi gue di lapangan sama Neta nonton bangkiki tanding basket.

"Aww" gila. Pusing banget nih kepala gue.

"Net..."

"Sha? Lo udah bangun?" Neta nampak begituu lelah. Matanya merah seperti habis bangun tidur

"Gue kenapa? Terus kok Iqbaal disini?" mata gue menangkap sosok Iqbaal yang kini tengah berjalan mendekat. Astaga! ganteng banget YaAllah.

"Ini gara gara gue. Sorry ya. Kepala lo kena bola basket yang gue lempar" Iqbaal tersenyum. Manis. Dia masih memakai seragam basket. Atasan tak berlengan dan celana pendek serta snickers. Simple, but It's so perfectly handsome.

"Sha? Lo ga maafin gue?"

"Oh e.. iya Baal gapapa kok hehe" astaga!!! mikir apa sih gue.

"Yaudah gue ke lapangan dulu ya. GWS Sha" lagi lagi dia tersenyum. Neta memandang gue heran

"Netttt Iqbaal ganteng yaaaa" spontan gue mengguncang2 tubuh Neta dan melupakan rasa sakit di kepala

"HAHHHH??? Lo jatuh cinta??"

"Dih siapa yang bilang? Gue cuma bilang dia ganteng" Neta menatap mata gue tajam

"Jangan bohong!! Lo suka kan sama Iqbaal???" gue mengalihkan pandangan

"Liat gue. Lo suka kan?"

"Net.. gue mau ngomong jujur" Neta memajukan mukanya ke depan muka gue

"Itu.. Pohonnya bagus ya Net" Neta tertunduk keras. Gue tertawa terbahak bahak. Tatapannya berubah sinis

"Marsha... jangan bercanda. Gue tau tatapan mata lo ke Iqbaal itu tatapan suka kan? Lo jatuh cinta pada pandangan pertama kan?" rentetan pertanyaan Neta membuat gue semakin tersudut

"Gue...."

'BRAK' .....

HAII JANGAN LUPA VOTE+COMMENT YAHH THANKS UDH BACA;)

One and only, you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang