"Dia itu gebetan gue" DEG. Tubuh Iqbaal diam memaku. Sementara Aldi senyum senyum tidak jelas
"Gebetan?" gumam Iqbaal tak jelas
"Siapa yang gebetan siapa?" Marsha tertegun heran. Iqbaal memandangnya lalu tersenyum tipis
"Ga kok hehe"
(Aldi part)
Kenapa muka Iqbaal jadi kaya gitu pas gue bilang Marsha gebetan gue. Apa jangan jangan dia itu.... eh tapi kan katanya dia kan udah punya cewe kan?
"Baal, Sha gue balik duluan ya. Ada urusan" gue berdiri dari duduk tapi ditahan sama Marsha
"Gue ikut" Iqbaal terbelalak melihat Marsha sama gue. Gue memandang mereka bergantian
"Kok lo balik sih Sha?" suara Iqbaal nampak lemas
"Gue ada acara sama bang Kiki hehe. Sorry ya Baal, nanti gue telpon kok" Iqbaal hanya mengangguk lemas tanpa memandang gue dan Marsha
"Yuk"
(Iqbaal part)
Sial. Kok malah gue ngebiarin Marsha sama Aldi pergi sih. Hh..
'drrtt..drrtt'
hp gue layarnya nyala mati nyala mati ditambah geter(?) bbm dr Steffi.
"Baal, aku mau ketemu sekarang. Ada yg mau aku omongin" gitu tulisannya di bbm. Gue langsung R tanpa membalas apa apa. Gue yakin dia mau ngomong sesuatu yang sama dengan apa yang bakal gue omongin.
Steffi terlihat cantik malam ini. Dress soft pink selutut dan wedgesnya membuat dia terlihat anggun. Kita diem dalam keheningan. Menatap indahnya langit yang hanya disinari bulan purnama yang indah
"Mau ngomong apa Steff?" dia malah diam. Gue menoleh ke arahnya, dia melamun
"Malam ini indah ya Baal" gue tersenyum sambil melihat bulan
"Iya. Em.. Steff"
"Iya?" dia tersenyum
"Aku mau ngomong penting" lagi lagi dia tersenyum. Tangannya merogoh bagian dalam tasnya, hendak mengeluarkan sesuatu. Gue menunggunya buat diam dan siap mendengar apa yang mau gue bilang
1...2...3..
Barangnya belom juga keambil. Hh... yaudahlah.
"Steff, aku...aku minta putus"
(Steffi part)
"Steff, aku...aku minta putus" JDER. Kaya ada kilat yang menyambar hati gue. Iqbaal... dia...
"Hah? Kamu bercanda kan? Bercanda mu ga lucu ah hahaha" gue mencoba tertawa, hambar. Dia menatap gue tajam dan serius
"Aku serius" mata gue berair. Sakit. Ya, hati gue sangat sakit mendengarnya, kenapa...kenapa harus gini?
"Tapi.. kenapa?" Iqbaal memegang tangan gue erat. Air mata gue mengalir deras tak ada yang menyeka
"I'm sorry. I can't love u anymore" DEG. OMG. Denger kalimat itu gue rasanya pengen mati!
"Are u serious? Pls don't make me dying now Baal. I love u" gue menangis, menangis dan menangis. Gue sayangggg banget sama Iqbaal, tapi?... Astaga.
"Wait. Do u forget something about this day?" Iqbaal mengernyit heran. Gue berusaha tersenyum dan mengeluarkan barang yang gue cari daritadi di dalam tas
Kado. Ya sebuah kado
(Iqbaal part)
Dia ngeluarin kado. Heh? Gue kan ga ulang tahun.
"Happy 3rd anniversary... eh maksudnya, failed anniversary. I love u, thanks for everything that u had done for me. I will never forget u" SHIT. Gue lupa astaga hari ini anniv kita yang ke 3. Gila!!! Gue bodoh banget sampe harus bilang kaya gitu ke Steffi. Bodoh!
"Steff!!!" gue berlari mengejar dia yang udah pergi duluan tak tahu kemana. Gue ngerti perasaan dia kaya gimana sekarang. Gue yang terlalu mudah ngelupain dia, sampe tanggal anniv aja lupa. Bego lo baal. Bego.
Shit. Gue sekarang bener bener kehilangan dia..
"I'm so sorry Steff. I'm sorry for making u hurt" gue bergumam di dalam kamar menatap langit langit. Ohya! Gue meraih kado dari Steffi. Gue buka kertas kadonya, ada sebuah kotak. Disitu tertulis 'For my prince charming, Iqbaal' gue tersenyum kecut. Gue buka kotaknya, ada surat.
Iqbaal, makasih udah nemenin aku selama 3th ini. Maaf kalo aku belum bisa jadi apa yang kamu mau. Tapi satu yang pasti, aku selalu berusaha untuk jadi yang terbaik.
Baal, aku sayangggg banget sama kamu. Please don't leave me. Kamu satu satunya yang aku milikin setelah kak Dina meninggal 1tahun yang lalu...
Gue jadi inget waktu dia nangis di rumah gue setelah mendapat kabar kakaknya meninggal karena kecelakaan. Tangis kesedihan yang sama seperti semalam saat gue memutuskan hubungan dengannya.
Jujur, saat kamu ngenalin Marsha ke aku, ada rasa cemburu saat melihat tatapan matamu ke dia. Tapi, aku percaya sama kamu kalo dia hanya teman saja. Aku sangat sangat sayang sama kamu Baal, aku berharap kita bisa sama sama selamanya ya. I Love u more than u love me.
Ur beloved girl, Steffi.
Astaga. Gue bener bener ngerasa bersalah sekarang...
"Ayo Steffi angkat telponnya" udah 5x panggilan gue direject sama Steffi. Hh.. gue paham sih dia marah sama gue. Tapi gue butuh bicara sama dia
'drrrtt...drrtt'
AH FINALLY!! Steffi calls!
"Halo Steff? Ah akhirnya kam...."
"Gausah basa basi. Aku capek denger hp ku bunyi terus karna kamu telpon. Kenapa?" potong Steffi. Jutek. Gue mengatur nafas
"Oke. Kita harus ketemu dan aku bakal jelasin semua ke kamu. Aku harap kamu gak akan marah" dia menghela nafas
"Mau ngomong apa lagi? Kalo kamu udah punya pacar? Ha?" nadanya meninggi. Sabar Baal....
"Oke. Kita ketemu di cafe jam 8. Telat? Kamu gak akan pernah ketemu aku lagi" kata dia akhirnya sebelum dia menutup telpon tanpa memberikan gue kesempatan bicara.
Okay, jam 8. Hmm... sekarang jam... 7. Still have a 1 hour. Let's get ready!!
(Author part)
Iqbaal dan Steffi telah duduk di sebuah cafe tempat dulu mereka sering berkencan. Keduanya tak saling tegur sapa, menatap pun tidak.
"Jadi, mau ngomong apa?" Steffi angkat bicara memecah keheningan
"Steff, aku mohon kamu jangan marah lagi. Aku sayang sama kamu, cuma sekarang, rasa sayang itu gak lebih dari sekedar sahabat..." suara Iqbaal bergetar. Sesekali ia melihat kearah Steffi yang diam menunduk
"... aku tahu aku orang paling bodoh di mata kamu. Kamu boleh bilang aku cowo ga guna atau apa terserah, tapi, cinta gak bisa dipaksa Steff" Steffi mendongak heran
"Maksud kamu?" Iqbaal menunduk sambil mengambil nafas lalu menatap Steffi
"Aku... cinta sama orang lain" ....
YEAYYY PLS VOTE YAA THANKYOUUU. SORRY IF DA STORY IS SO BAD^^ happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
One and only, you.
Fanfictioncerbung pertama. Agak gimana gitu tapi ya inilah cerita gua hehe. Happy reading, hopefully u guys like ma story. xx