Tak Diduga

353 11 2
                                    

"Aku.. cinta sama orang lain" Iqbaal menunduk. Tak berani menatap Steffi, yang mungkin sedang terluka

"Siapa?" Iqbaal menatap Steffi. Cewe itu membuka mulutnya yang bergetar. Air mata mulai mengalir di pipinya

"Siapa? Siapa cewe itu Baal?" Steffi menatap Iqbaal nanar. Di matanya tampak kekecewaan yang mendalam

"Aku... gabisa ngomong Steff"

"Marsha?? Ha? Apa dia yang kamu maksud???" Iqbaal terdiam. Dia sangat bingung untuk berbicara dengan Steffi.

"JAWAB BAAL!!!!" Iqbaal menatap Steffi. Cewe itu terlihat sangat berantakan. Matanya merah, air mata masih mengalir, dan mungkin saat ini hatinya telah hancur karena Iqbaal

"Maaf..." Iqbaal memeluk cewe itu. Erat

"Aku sayang kamu Baal.. aku sayang kamu"

"Aku tau. Aku juga sayang kamu Steff" Iqbaal mengelus rambut Steffi. Dia benar benar merasa bersalah telah melukai hati cewe yang tak pernah melukainya..

(Marsha part)

Akhir akhir ini, gue selalu kebayang wajah Iqbaal. Entah apa yang ngerasuki gue sampe setiap saat gue selalu ngebayangin dia

"Itu namanya lo jatuh cinta sama dia" kata kata Neta selalu nyelip saat gue mikirin Iqbaal. Ah gila!! gue kan belom pernah jatuh cinta sebelumnya.

'drttt...drttt'

0876532xxx calling

"Siapa nih?" gue ragu buat angkat tuh telpon. Setelah geter ke 4(?) baru gue angkat

"Halo? Siapa ya?"

"Ini Marsha? Gue Steffi. Kita bisa ketemu?" gue mikir. Steffi? Pacar Iqbaal? Ngapain dia telpon?

"Bis..bisa kok"

"Oke" klik. Telpon dimatiin sama Steffi.

Gue udah nunggu hampir 20menit di cafe tempat gue dan Steffi janjian. Gue nggak habis pikir, tumben amat dia ngajak gue ketemuan. Ada apaan ya?

"Hey. Marsha kan?" seorang cewe berambut panjang coklat duduk di depan gue. Matanya sembab

"Iya. Kenapa lo ngajak ketemuan?"

"Gue habis putus sama Iqbaal" jawabnya lemah. Matanya menatap meja dengan tatapan kosong

"Kok bisa? Kalian ada masalah?" dia malah natap gue tajem. Ngeri gue(?)

"Ya. Kita ada masalah. Dan masalah itu LO!" nadanya meninggi. Gue kaget setengah mati. Gue? Apa salah gue?

"Gu..gue? Maksud lo?"

"GAUSAH PURA PURA GANGERTI!! LO UDAH REBUT IQBAAL DARI GUE!!!" air matanya mulai mengalir disela kemarahannya. Gue semakin bingung dengan situasi ini

"Hah? Are u kidding me? Rebut? Iqbaal? Steff, gue sama dia gak ada apa apa kok"

"Alah gausah ngeles deh lo! Iqbaal itu CINTA SAMA LO!!!" hening. Whatt? Iqbaal? cinta sama gue? Astaga ini pasti mimpi..

"Puas lo sekarang, hah?!! Lo udah rebut kebahagiaan gue!!!!"

'BRAK'

Steffi menggebrak meja sebelum dia meninggalkan gue. Gue jadi ikut merasa bersalah karena udah disangkut pautin sama masalah mereka. Seriously, I can't believe that he loves me. Shit.

(Author part)

Sudah berpuluh puluh kali missed call Iqbaal tak diangkat oleh Marsha. Cewe itu sedang bersama Aldi. Ya, Aldi. Cowo yang selama ini mengejar cinta Marsha.

"Thanks ya Al, lo udh bikin gue sedikit ngelupain masalah tadi pagi" Marsha tersenyum senang

"Iya Sha, sama sama. Btw, gue boleh nanya gak?" Marsha mengangguk tanpa menoleh. Aldi menatap Marsha dalam dalam

"Lo suka ya sama Iqbaal?" Marsha tersentak kaget lalu memandang Aldi bingung

"Eng..."

"Eng?" Marsha terlihat bingung menjawabnya

"Eng.... eh udah sore, pulang yuk!" dengan sengaja Marsha membelokan topik dan sesegera mungkin menarik lengan Aldi

"Yuk" Aldi kecewa dengan apa yang Marsha katakan. Aldi membutuhkan jawaban dan kepastian dari dia.. sehingga Aldi dapat memutuskan apakah dia akan terus mengejar Marsha atau berhenti disini dan merelakan Marsha bahagia bersama orang lain.

[Seminggu kemudian]

semua keadaan telah baik baik saja, seperti semula. Begitupun Marsha yang kini mungkin telah melupakan masalah Steffi yang menyangkut pautkan dia ke dalam hubungannya dengan Iqbaal. Apakah semulus itu? mungkin.... tidak.

"Sha!!" Marsha menoleh lalu tersenyum sumringah

"Hai Net!" Neta, sohib Marsha nampak terengah seperti dikejar sesuatu

"Hh..hh.. ituh.. Iqb..Iqbaal nyarih..in lo..h di..kel..lash.." nafas yang tak teratur membuat kalimat yang dirangkai Neta untuk dibicarakan seperti terpecah(?)

"Iqbaal? Ngapain dia?" Neta hanya menggeleng lalu memberi kode jika ia ingin membeli minum

"Ya.. Baal?" Marsha menepuk pundak cowo tinggi yang berdiri di depan pintu kelas. Iqbaal menoleh

"Eh Sha.. hehe gue cariin" Iqbaal tersenyum manis. ERRRR~

"Tumben? Kenapa?" tak menjawab pertanyaan Marsha, Iqbaal malah menariknya menuju air mancur sekolah

"Ada yang mau gue omongin"

"Apa?"

"Ee.. pertama, gue minta maaf kalo kemarin Steffi sempet ngelabrak lo.." Marsha terkekeh geli sambil mengibaskan tangannya

"Udah lupain aja. Relax"

"Yang kedua.. emm... gue.. gue.. lo.. aduh gimana ya?" Iqbaal nampaknya bingung akan mengatakan hal tersebut. Marsha menyatukan alisnya

"Gue? Lo? Apaan sih?"

"Gini.. Lo mau jadi pacar gue?"

"Hahh?" ....

One and only, you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang