limabelas

97 4 3
                                        


valerie pov

hfftt... panas banget siang ini, untung tadi gue udah beli kertas manggis buat tugas besok. mana ini si miranda lama banget ke wc-nya.

karena terlalu lama nungguin miranda yang gak keluar-keluar dari dalem sekolah, gue memutuskan untuk duduk dulu di sebuah kursi di dekat cafe yang berada di pinggir sekolah. dan tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghampiri gue.

"hey valerie" panggilnya.

gue melihat dia dan tampak mengenalinya, wait, dia kan cewek yang waktu itu temuin gue.

"mau apa lagi lo ke sini?" tanya gue.

dia tersenyum licik seperti biasanya, "ya tak perlu gue jawab lagi lo pasti tau" balasnya.

no, gue gak bakal mau lagi lakuin hal itu. itu perbuatan yang tidak baik, gue gak bisa lagi untuk melakukan perbuatan merusak hubungan orang lain.

"plis gue gak bisa lagi, gue gak sanggup" ujar gue memohon.

"kenapa tidak bisa?" tanyanya.

"gue gak mau ngelakuin hal begituan" jawab gue tanpa menoleh ke mukanya.

"lo yakin gak mau? jadi lo lebih memilih cara ini?" tanyanya.

gue melihat dia, "kenapa lo selalu maksain kehendak? kenapa mesti luke yang lo incer?" tanya gue.

"karena cuma luke yang gue cintai" balasnya.

"apa gak ada lagi cowok yang lo taksir selain dia?" tanya gue merasa kesal.

"lo gak bakal ngerti perasaan gue, kalo lo gak lakuin hal ini gue bakal buat lo dipecat dari pekerjaan lo!" ujarnya sedikit membentak.

gue terkejut mendengarnya. hell no gue gak mau kehilangan pekerjaan gue sekarang. karena cuma itulah satu-satunya cara gue bertahan hidup.

dan gue gak tau kalo gue kehilangan pekerjaan itu.

"so, lo masih mau tetap sama keputusan lo?" tanya dia dengan nada mengejek.

maafin gue luke, hannah. gue mesti memilih jalan ini.

"iya gue mau" ujar gue dengan suara bergetar.

dia tersenyum puas mendengar jawaban gue.

++

aduh gue mesti jawab apa ya soal luke semalem. sampe sekarang gue belom kasih dia jawaban, tadi di sekolah dia nanya gue lagi tapi gue masih bingung. belum gue jawab, untungnya dia kasih gue kebebasan buat jawab kapan aja gue siap.

sekarang ini gue sedang jalan kaki pulang dari sekolah menuju rumah ditemani ariana disamping gue. dia ke rumah gue cuma pengen main aja, katanya bosen di rumah.

"kenapa lo belom kasih jawaban ke luke? kan lo suka sama dia" tanya ari.

gue menghela napas, "ya gitu, cuma gue gak mau terburu-buru nerima gitu aja" ujar gue.

"bukannya lo yang nunggu saat-saat seperti ini" goda ari ke gue.

gue salting dengernya, "aelah gak juga ah" balas gue.

ari tertawa mendengarnya. kami pun terus melanjutkan perjalanan menuju rumah gue. dan akhirnya kami sampai di rumah gue dengan keringat yang bercucuran. kami berdua langsung merebahkan diri di sofa.

"akhirnya nyampe juga" ujar ariana lega.

"ke kamar kuy" ujar gue.

ariana menganggukan kepalanya dan kami berdua naik tangga menuju kamar gue yang berada di atas. tapi pas berada di tangga, mama gue manggil.

line • lrh✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang