Nyatanya, dia terlalu bangsat untuk lo jadikan prioritas.
- Clara
****SEUSAI bel istirahat berbunyi, Mark langsung menemui Clara di kelasnya. Cowok itu melangkah dengan wajah berbinar membuat siapa saja beranggapan bahwa Mark memang senang mengakhiri hubungan dengan Flora. Memang kabar putusnya kedua orang itu cepat menyebar karena Flora membuat instastory yang menandakan bahwa keduanya tak memiliki hubungan apapun lagi.
"Lala!" teriak Mark yang membuat sebagian orang di ruangan itu menoleh ke arahnya. Mark dengan cengiran polosnya berjalan ke arah Clara yang saat ini menatapnya dengan kerutan dalam di dahinya.
Mark memeluk Clara erat sampai-sampai membuat Clara susah bernapas. Mark melepas pelukannya lalu meraih lengan Clara untuk pergi dari ruangan itu.
Cowok itu ternyata membawa Clara di salah satu pohon rindang yang terletak di samping kantin sekolah. Clara masih heran kenapa cowok itu membawanya keluar dari kelas. Ada hal penting apa?
"Lo bener La." tiga kata yang keluar dari bibir Mark membuat Clara semakin tak mengerti. "Gue harus berterima kasih sama lo." kata Mark masih dengan wajah semringah. Mark kemudian meraih ponselnya lalu menyodorkan ponsel itu yang kini menampilkan foto seorang cewek cantik sedang tersenyum ke arah kamera.
"Ini siapa?" Clara mengamati wajah cewek itu yang tampak tak asing.
"Sandra. Dia seharusnya cewek yang gue pacarin. Karena berkat lo, gue jadi bisa nemu titik terang dari kegalauan gue. HAHA, keren kan gue?" Mark dengan bangganya tertawa. Tertawa di atas penderitaan Clara.
Wajah Clara tampak pias. Hatinya terasa ngilu ketika mendengar ucapan Mark. Seharusnya semalam Clara harus mempertahankan dirinya untuk tidak terbawa perasaan terhadap Mark, mengingat sikap Mark yang selalu labil dalam suatu hal.
Terbukti sekarang.
Gara-gara Clara sudah menaruh harapan ke cowok itu, hati Clara kembali menjadi sakit.
"La? Mata lo berair. Lo kelilipan?"
Clara mendongakkan kepalanya, dia menatap Mark dengan senyuman tipis kemudian menggeleng. "Selamat atas hubungan lo dengan Sandra. Gue ke toilet dulu, mau cuci muka. Kayaknya gue beneran kelilipan."
Clara dengan cepat berlari menuju arah barat. Dia sudah tak tahan ingin menumpahkan air matanya. Ini bodoh. Bagaimana bisa perasaan Clara bisa berubah seperti ini? Rasanya sungguh tidak nyaman.
***
Sudah ada lima belas menit Alden mengamati Clara dari rooftop, sudah selama itu pula Clara tak juga mengangkat wajahnya. Cewek itu tampak asik dengan posisinya yang duduk bersandaran di dinding sembari membenamkan wajahnya di lutut yang ia tekuk.
Sebenarnya Alden ingin sekali menghampiri Clara, namun dia tahu pasti bahwa cewek itu saat ini butuh waktu untuk sendiri.
Tiba-tiba saja ponsel Alden berbunyi, keadaan rooftop yang sangat sunyi membuat suara ponsel Alden terdengar begitu nyaring di tambah lagi persembunyian cowok itu tak jauh dari keberadaan Clara membuat Clara di sana langsung mengangkat kepalanya mencari-cari sumber suara tersebut.
Alden menepuk dahinya pelan seraya mendengus. "Mampus, gue ketahuan." gumam Alden. Cowok itu menghembuskan napas ketika matanya bertemu pandang dengan mata milik Clara.
Dengan senyuman kecil Alden berjalan kikuk ke arah Clara. Sementara Clara tampak mengernyit heran melihat keberadaan Alden yang sangat tiba-tiba.
![](https://img.wattpad.com/cover/113614377-288-k167256.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INVISIBLE
Teen FictionClara menyukai Mark entah sejak kapan. Apakah saat ia bersahabat dengan Mark? Atau ketika Mark melindungi dirinya saat itu? Clara seringkali menemani pria itu ketika Mark akan mengakhiri hubungannya dengan para Perempuan-perempuan yang telah menj...