Awal Kesepakatan

6.6K 655 81
                                    


"Hahh...." gadis itu menghempaskan pantatnya pada ranjang empuk itu. Hal yang sama dilakukan pria yang menjatuhkan diri disampingnya.


Satia Salsabila, menatap pria yang sejak tadi siang telah sah menjadi suaminya. Mingyu Kim.


Keadaan mereka saat ini sama. Kacau.


Mingyu memejamkan mata dengan kemeja putih yang dua kancing teratasnya telah terbuka dan dasi hitam yang masih melingkar di lehernnya.

Hari pernikahan yang melelahkan. Sangat. Menghadapi tamu yang segitu banyaknya dan juga...


Pura-pura bahagia.


Itu yang paling melelahkan.


"Gue ga nyangka lu ngundang orang sebanyak itu..." ujar Satia berusaha menghilangkan keheningan di ruangan itu. Pria itu tak langsung menjawab, terlebih dahulu membuka kelopak matanya.

"Itu mah temennya papa sama mama, rekan gue juga ada..." Satia hanya mengangguk lalu memejamkan matanya.


Astaga, rasa lelahnya melebihi ekspetasi.


"Gyu, lu ga mau mandi dulu?" tanya Satia yang masih betah pada posisinya.

"Bentar lagi..."

"Buruan mandi, lah.. Gue juga mau mandi soalnya, kalo kemaleman ga bagus..."

"Yaudah, ayo mandi bareng..."

"Jangan ngarep."

"Lho, kenapa emang? Kan lu istri gue?" Satia mendengus

"Lucu ga sih? Kita nikah karena bayi kembar sialan." Mingyu menoleh ke arah gadis yang duduk disampingnya itu, sebelum membuang pandangannya ke arah lain.

"Sekarang gue tau fungsi lain dari bayi..."

"Mandi Gyu."

"Iyaaaa..."

.

.


"Aahh..."

"Eh, lu apa-apaan, sih? Belum juga mulai udah ndesah.."

Mingyu kaget, saat baru keluar dari kamar mandi dan suara itu langsung menerpa telinganya.

"Ndesah pala lu! Gue mau lepas ini nih, sakit..." ujar Satia seraya menunjukkan sebatang jepit rambut di tangannya. Mingyu mencebik lalu duduk di pinggir ranjang tempat Istrinya berada.

"Sini gue bantuin..."

"Nggak usah, nggak usah..." tolak Satia karena ia tahu, akan lebih sakit kalau tangan Mingyu yang bergerak.

"Udah gapapa, gampang kok ini..."

"Aaakkhh!" Satia memekik kesakitan saat dengan tidak santainya Mingyu menjabut jepit rambut yang terpasang kencang di kepalanya.

"Apaan sih, Sat? Alay banget deh."

"Sat-Sat. Elu yang bangsat! Sakit tauu..." Mingyu mencebik.

"Baru gini juga, nanti kalo selaput dara lu gue jebol lebih sakit, lho..." ujar Mingyu dengan santainya membuat Satia melemparkan tatapan tajamnya.

Pak Gubernur - Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang