Dulunya aku hanya seorang anak yang sangat beruntung. Aku memiliki semuanya. Dan aku merasa kalau dunia berpihak kepadaku. Bukan itu yang membuatku merasa beruntung. Tapi...
Aku memiliki keluarga yang bahagia.
Namun, hal itu tidak bertahan lama...
Kyungsoo memejamkan matanya erat. Kenangan tersebut masih teringat segar dipikirannya.
Bagaimana eomma nya disiksa didepan matanya.
'Eomma,'
Air mata tak sengaja jatuh dari kelopak matanya yang terpejam.
Lalu menghapusnya perlahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kyungsoo-ya,"
Kyungsoo membuka matanya perlahan.
"Kapan tanda itu muncul?"
Kyungsoo terdiam sejenak. Dia sudah tau kalau pertanyaan ini pasti akan terlontar dari mulut sahabatnya itu. Dia menjawab pelan.
"2 hari yang lalu."
Chanyeol mengusap wajahnya kasar.
"Kenapa kau tidak memberitahu ku?"
Chanyeol mulai kesal. Akhir-akhir ini, Kyungsoo sering sekali menyembunyikan sesuatu darinya. Dia tidak pernah bercerita apapun lagi kepadanya. Bahkan, hal yang seharusnya memang dia harus berbagi kepada Chanyeol, tetap dia sembunyikan.
"Apa yang ada dikepalamu ha?! Kenapa kau menyembunyikannya dariku?"
Kyungsoo terdiam menunduk.
"Kenapa akhir-akhir ini kau menjadi tertutup kepadaku? Bahkan hal yang sangat penting seperti ini, masih saja kau sembunyikan?!"
Kyungsoo masih teridam.
"Jawab aku Park Kyungsoo!!"
Kyungsoo tau, kalau Chanyeol berbicara baku seperti ini, dia pasti benar-benar sangat serius, dan marah.
"A..Aku.."
"Aku apa ha?!!"
Suasana hening.
"Aku tidak mau menyusahkanmu terus," jawab Kyungsoo pelan sambil menundukkan kepalanya ke arah lantai.
Mendengar jawaban itu, Chanyeol hanya menghembuskan nafas kasar. Lalu dia bangkit dan berjalan ke arah jendela.
Dia menatap keluar jendela, awan mendung menghiasi kota Seoul. Dia melihat kebawah sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Dia menutup matanya secara perlahan.
Menarik nafas dalam-dalam, dan dia hembuskan perlahan
"Apa kau sudah tidak mau menganggapku sebagai saudaramu lagi?" ucap Chanyeol dengan suara parau.
Kyungsoo yang mendengar pertanyaan itu lantas langsung mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Chanyeol.
"B..bukan seperti itu, Yeol,"
"Cih, lalu seperti apa?"
Kyungsoo menunduk lagi.
Dia mengingat kejadian itu,
Kejadian yang hampir saja menghilangkan nyawa Chanyeol karena dirinya sendiri.
"Hei,"
Kyungsoo mengangkat kepalanya.
"Tenang saja Kyungsoo, lu nggak pernah nyakitin gua,"
"Ta..tapi..."
"Hanya satu goresan kan? Itu nggak masalah kali." Ujar Chanyeol santai
Mendengar itu, bukannya makin membaik Kyungsoo justru merasa makin terpuruk.
"Maafin gua, Yeol. Seharusnya lu nggak usah jadi saudara gua,"
"........"
"Gua selalu nyakitin diri lu terus. Harusnya gua adalah orang yang pertama ngelindungi lu kalau ada masalah. Tapi...."
Chanyeol yang melihat perubahan suasana disini, kemudian berjalan mendekati Kyungsoo.
"Ya elah, masih dipikirin aja sih. Selaw kali. Gua saudara lu, sahabat terbaik lu. Gua akan ngebantu lu, apapun itu. Agar lu bisa normal lagi,"
Chanyeol kemudian menepuk pelan pundak Kyungsoo.
"Lu masih inget kan apa yang 'dia' bilang?"
Kyungsoo mengangguk pelan.
Chanyeol pun tersenyum.
"Sekarang, kita harus keluar dari sini. Gua masih belum bisa mastiin kalau lu nggak bakalan...." tegas Chanyeol menggantung.
Kemudian Chanyeol segera bergegas mengambil tasnya. Dan menuju ke pintu untuk memanggil dokter agar memperbolehkan Kyungsoo pulang.
Saat sudah sampai di depan pintu, dia terhenti.
"Kyungsoo,"
Kyungsoo yang sedang memandang ke arah jendela, lantas menengokkan pandangannya kearah Chanyeol.
"Kenapa?"
"Tadi, lu hampir aja ngelukain Hyesun,"
DEG!!!
"A..apa?"
Apakah tadi aku diluar kendali? Aku tidak mengingat apapun. – Kyungsoo
"Gua harap lu bisa ngontrol kekuatan ini dihadapan Hyesun, Soo. Gua nggak mau denger kalau sampai Hyesun terluka karena lu," Jelas Chanyeol dan ingin segera pergi.
"Chanyeol,"
Chanyeol terhenti. "Hm?"
"Kalau gua mulai melakukan hal yang diluar nalar, lebih baik kalau lu bunuh gua saat itu juga,"
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
