"Kau berbicara padaku?" tanyaku dengan nada sinis.
Belum sempat dia menjawab, aku mengabaikannya dan memilih untuk pergi.
>>>>>>
"Kyungsoo," teriaknya memanggil namaku. Dan kuyakini kalau dia akan mengikutiku.
Aku tidak peduli.
Aku terus berjalan ke arah rumah dengan langkah yang besar dan cepat.
Berharap segera pulang dan tidak akan bertemu lagi dengan 'nya'.
Tunggu,
Aku berjalan
ke arah rumah?
Tidak tidak. Dia bisa tau dimana aku tinggal sekarang.
Aku harus mengecohnya.
Ku tengokkan kepalaku kebelakang dan masih kudapati kalau dia tetap berusaha menyusulku walau tertinggal agak jauh.
Aku berjalan ke arah lain. Yang jelas berbeda arah dengan arah rumahku.
Sudah 15 menit aku berjalan (?)
Dan sialnya,
Wanita itu masih tetap setia mengikutiku.
Memangnya dia nggak lelah apa?
Ehh
Apa peduliku?
Aku juga lelah disini.
Aku terus berlari, hingga tidak sadar aku sudah mencapai Sungai Han.
Sejauh itukah aku berlari?
Aku berhenti sejenak. Lelah. Itu yang dirasakan tubuhku. Aku dapat merasakan kalau keringat dingin mengucuri leher dan dahiku. Tubuhku rasanya sudah tidak kuat lagi untuk berlari.
'Sial, tubuhku masih....,'
Greep!
Saat tubuhku terhuyung ke depan, ada seseorang yang mendekapku.
"Ku mohon, jangan paksakan dirimu,"
Shit, selemah itu kah?
Wanita itu mendekap dan menahan tubuhku yang hampir saja jatuh. Kemudian, dia menuntunkun ke kursi yang terletak disana.
Dia meletakkanku perlahan, dan aku hanya mengikuti. Jujur saja, tubuhku sekarang seperti mati rasa.
Kami duduk berdua di kursi itu.
Setiap aku melihatnya, memori itu selalu terngiang jelas. Bahkan kini tubuhku pun terasa seperti ikut merasakannya. Kesedihan, rasa sakit, air mata, luka, darah, semua itu dapat kurasakan dengan jelas di seluruh sel dalam tubuhku.
"Kenapa kau kembali?" Tanyaku pelan. Dia menatapku, dengan tatapan rasa bersalah.
Iya
Dia memang harus mengetahui kalau dia memang bersalah.
"Panggil namaku, Kyungsoo,"
"Cih,"
'Kim Yoora'
Normal P.O.V
Mereka hanya diam satu sama lain.
Merasa tidak nyaman dengan kondisi ini, Yoora akhirnya memulai percakapan.
"Maukah ku belikan air?" tanyanya dengan suara lembut, dan Kyungsoo hanya diam.
"Apakah sebegitu besarnya kesalahanku hingga kau mencampakkanku sampai seperti ini?"
Kyungsoo tetap diam
"Aku tau, aku memang salah. Dan aku yang membuat semuanya menjadi rumit. Tapi, tidak bisakah kita–"
"Tidak bisakah kau berhenti?"
"Tidak. Aku nggak bakalan berhenti."
"Aku bosan mendengar permintaan maaf mu itu,"
"Maka maafkanlah aku,"
"Kau mengancamku?"
Yoora terbungkam.
"Aku hanya..... ingin kita seperti dulu lagi,"
Kyungsoo mengeratkan rahangnya.
"Siapa yang mengingingkan semua ini terjadi ha?!"
"Ta..tapi, saat itu aku–"
"Ketakutan,"
Tidak ada balasan. Kyungsoo mencoba bangkit dari tempat duduk. Tubuhnya sudah agak lebih baik dari sebelumnya. Setelah bangkit, Kyungsoo berjalan menjuhi tempat tersebut.
"Yoora,"
Yoora mendongak menatapnya.
"Ikatan diantara kita sudah berakhir. Jadi, jangan pernah muncul dihadapanku....."
"Atau kau akan terbunuh untuk yang kedua kalinya,"
*Di balik pohon
'Terbunuh?! Kedua kalinya?!' – (??)
tbc
🌙💡
Vote nya jangan lupa ya :3
KAMU SEDANG MEMBACA
M.O.N.S.T.E.R ♯Do Kyungsoo
ContoDulunya aku hanya seorang anak yang sangat beruntung. Aku memiliki semuanya. Dan aku merasa kalau dunia berpihak kepadaku. Bukan itu yang membuatku merasa beruntung. Tapi... Aku memiliki keluarga yang bahagia. Namun, hal itu tidak bertahan lama...