"Kyungsoo, apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"
Aku menggenggam tangannya erat, seakan tidak mau melepaskannya sedetikpun.
Sedikit demi sedikit airmata jatuh memenuhi pipiku.
Aku dan Kyungsoo memang belum berteman lama. Kami berteman cukup dekat hanya karena kami satu bangku saat di sekolah. Dan kami baru duduk sebangku selama 3 bulan. Dia tidak pernah membahas keluarganya atau mungkin menceritakan sesuatu tentang dirinya lebih dalam. Bahkan, jika saja Chanyeol tidak kekelas setiap hari untuk meminta Kyungsoo menemaninya ke kantin, mungkin aku tidak akan pernah tau kalau mereka bersaudara.
Aku masih terus menggenggam tangannya yang terasa hangat, mungkin panas. Suhu tubuhnya belum turun juga. Aku juga masih terus menangis. Entah kenapa, aku seperti mendpatkan firasat kalau hal buruk akan terjadi sebentar lagi.
"Hei, kenapa kau jadi cengeng seperti ini?"
Aku terkejut.
'Su..suara itu...'
"Jangan menangis, dasar lemah,"
Aku langsung mendongakkan kepalaku.
"K..Kyungsoo?"
Dia hanya membalas dengan senyuman lembut.
Biasanya aku selalu luluh dengan senyuman itu, aku bahkan sangat bahagia ketika dia menujukan senyumannya itu untukku.
Tapi kali ini,
Aku membenci senyuman itu.
Sudah sangat jelas kalu dia sedang dalam keadaan yang tidak baik. Senyuman yang bisanya tertempel diwajahnya yang tampan. Kini senyuman ini tersirat di wajahnya yang pucat pasi. Aku benci dengan senyuman yang seperti itu.
Beberapa saat kami terdiam. Tidak ada yang berniat memulai pembicaraan.
Aku menatapnya,
Dan dia menatapku.
Kami sama-sama saling meneliti wajah satu sama lain.
Sampai hingga pandangan kami bertemu, aku langsung mengalihkan pandanganku. Namun, dia tetap saja melihat kearahku.
'Jangan ngeliatin gua mulu nyet. Mau bikin gua mati muda?'
"A..aku akan mencari Chanyeol,"
Saat aku hendak pergi, tiba-tiba ada yang memegang pergelangan tanganku.
'Dingin..'
Aku menengok ke arah pergelangan tanganku, dan mendapati ada tangan besar yang melingkar disana.
"Kyungsoo, kau baik-baik saja?"
Dia terdiam sambil menunduk.
Aku merasakan kalau tangan Kyungsoo sangatlah dingin. Padahal sesaat sebelumnya, tangan itu sangatlah hangat.
Aku khawatir atas perubahan drastis pada suhu tubuh Kyungsoo.
"Kyungsoo, kau–"
"Tolong aku,"
Ucapanku terhenti.
"Hyesun, tolong aku,"
Aku terdiam. Apa maksudnya?
"Aku sudah tidak tahan lagi," ucapnya sambil menunduk lebih dalam lagi. Dan aku bisa melihat kalau bibir tebalnya itu mulai gemetar.
'Dia menangis?!'
Aku tetap terdiam. Sikapnya sangat aneh. Aku masih tidak mengerti apa yang dia katakan.
Tangan kami masih bertaut satu sama lain. Dan hal aneh yang aku rasakan setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
M.O.N.S.T.E.R ♯Do Kyungsoo
Historia CortaDulunya aku hanya seorang anak yang sangat beruntung. Aku memiliki semuanya. Dan aku merasa kalau dunia berpihak kepadaku. Bukan itu yang membuatku merasa beruntung. Tapi... Aku memiliki keluarga yang bahagia. Namun, hal itu tidak bertahan lama...