The Paradox of Lost Complementary
Ketika Beethoven sudah mulai mengalami ketulian, ia pun mulai mengubah sebuah karya dengan kehendak sendiri, sudah mulai melenceng dari aturan-aturan yang ada pada periode klasik, dan ketika itu terjadi maka dimulai periode Romantic.
Alunan lembut violin berhasil menghentikan gerakan seorang pria tan, ia menutup beberapa jurnal yang baru diterima. Sesaat ia terdiam namun suara violin itu adalah nada-nada yang mengikat dan menarik tubuh untuk bangkit dari kursi nyamannya. Langkah kaki panjang itu sangatlah pelan, mengeratkan jas putih kebanggaannya, melangkah sendirian menyusuri lorong sebuah rumah sakit. Ia berhenti saat berada di ujung lorong menghadap ke taman rumah sakit. Suasana sangat sepi mengingat ini masih pagi hari. Tapi di area ini memang sering kali sepi.
Aroma musim gugur dan tarian daun maple menyatu dengan alunan violin.
Mata hitam itu cukup lama memperhatikan, berdiri tanpa memiliki gerak sedikitpun. Perlahan bibir tebalnya naik membentuk kekaguman luar biasa. Tidak terlalu lama hingga keningnya tiba-tiba mengernyit. Nafasnya meluncur seperti sebuah ejekkan namun sedetik kemudian ia tertawa.
Rupanya seorang gadis sedang bermain violin di taman rumah sakit yang sepi, tanpa penonton, setidaknya sebelum Kai tiba. Mendekati bagian akhir, gadis itu memainkan nada terbuka dan itu terdengar 'kasar', seakan dia bukan pemain violin solo. Seketika permainannya berhenti saat suara Kai ditangkap pendengarannya.
"Apa yang kau lakukan di sana?"
Suaranya terdengar berat. Mata bulat itu melotot, sepasang alis tebal yang ditutupi sedikit poni dari rambut hitamnya. Oh, jangan lupakan bibir hati yang tebal dan begitu nyaman diperhatikan.
Tak
Tak
Tak
"Apa kau senang memandang rendah orang?"
Pria itu terdiam beberapa saat mendengar kata-kata sakratis meluncur dengan ringan dari bibir hati seorang gadis.
Ya Tuhan.
Baru saja dia akan berteriak meminta penjelasan namun gadis itu telah melewatinya dengan cepat.
dr. Kim
Pria berumur dua puluh tujuh tahun. Ia baru saja resmi bekerja di rumah sakit ini sebagai seorang dokter. Ya. Benar-benar seorang dokter hebat setelah melewati banyak tahapan yang amat sangat menyusahkan di umurnya yang masih sangat muda.
Meski menjadi dokter muda, bukan berarti Kai kurang berkompeten, ia telah tertarik dengan dunia kedokteran sejak masih kecil, memberinya inspirasi agar belajar banyak hal tentang medis. Kai mampu berinteraksi dengan pasien, pendidikannya sangat baik, dan ia telah mampu menjalankan sumpah sebagai seorang dokter yang profesional.
Saat akan melangkah mengejar gadis itu ponselnya berdering. Sebuah panggilan dari UGD. Kai harus mengangkat panggilan itu segera.
"Aku akan bersiap ke ruang operasi."
Kaki panjang itu melangkah terburu-buru mengurungkan niatnya mengejar sang gadis. Dia harus melakukan operasi, seorang korban luka tembak baru saja dibawa ke rumah sakit, walau keadaan korban tidak cukup stabil untuk melakukan operasi.
"Kau yang akan membantuku?"
Saat mencuci tangan Kai menoleh menatap seorang pria tua di sebelah. Dia tentu mengenal baik pria ini. Tidak ingin kehilangan sopan santun Kai mengangguk membenarkan. "Ya benar dr. Do. "
"Pagi ini benar-benar ribut untuk beberapa operasi dadakan hingga aku tidak sempat menghabiskan kopi pagiku."
Dengan canggung Kai ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLEMENTARY [KAISOO FF COMPLETE]
Fanfiction[KAISOO FF COMPLETE] Some Chapter Private Kehidupan pernikahan mereka sarat akan cinta, pengorbanan, kebencian, kecemburuan dan harapan untuk saling melengkapi. Ketika Kyungsoo dihadapkam pada pilihan mengikuti ujian masuk fakultas kedokteran atau...