BAB 1

106 13 1
                                    

[sebelumnya silahkan follow dulu. Karena ini cuplikan sebuah novel. Nanti akan ada yang gue privat]

Happy Reading 🌙

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Pernah gak lu berpikir? Sesosok bidadari yang ada dibumi. Berparas indah. Entahlah, padahal gue sedang nggak bermimpi

Perasaan yang sulit terucap. Menyadarkan gue tentang suatu hal. Bahwa gue adalah seorang pengecut semata. Dengan harapan yang hanya gue genggam

Pagi itu, sinar mentari menembus celah kecil untuk memasuki kamar seorang gadis yang sedang terlelap. Gadis itu tengah menanti pangeran yang akan datang, Ini mungkin terdengar seperti layaknya cerita di negeri dongeng. Sebenarnya gadis itu menunggu kakaknya-Alvaro untuk membangunkannya. Alvaro merupakan kakak terbaik yang dimiliki Alvira. Bagaimana tidak? Alvaro selalu mengerti Alvira bagaimanapun keadanya. Usia mereka hanya terpaut satu tahun. Kedua kakak beradik itu memang dididik untuk memiliki rasa kasih sayang.

Ayah mereka adalah seorang pengusaha besar yang memiliki istri seorang ibu rumah tangga yang bertanggung jawab untuk mendidik kedua anaknya. Mereka sadar bahwa Alvaro dan Alvira sekarang tumbuh menjadi seorang remaja. Kenakalan yang mereka perbuat asalkan masih sebatas wajar akan mereka maklumi, toh mereka juga masih remaja.

"Vir, bangun vir, dicariin Rean noh di ruang tamu, buruan elah, gak malu apa!" Alvaro terheran melihat tingkah adeknya yang sedang tertidur dengan pulasnya. Bukanya bangun, Alvira justru menutup tubuhnya dengan selimut. Tanpa mengetahui bahwa sahabat dari kecilnya menunggu di ruang tamu.

"Ah elah bang, lima menit lagi ya, masih ngantuk gue" mohon Alvira kepada kakaknya ini. Tingkah gadis ini selalu menggemaskan dimata Alvaro, sejak kecil hingga remaja tingkahnya selalu sama.

"Udah keberapa kalinya kamu ngomong kayak gitu, di luar ada Rean itu nungguin kamu, ada An dre an" ucap Alva menekankan pada kata Andrean. Tanpa menunggu waktu lama, mata Alvira terbuka lebar, karena ia takut sahabat sejolinya akan menertawakanya.

Andrean Lunatic- sahabat kecil Alvira yang selalu bermain dengannya. Sifatnya yang cool namun menyebalkan membuat Alvira selalu betengkar dengannya. Entahlah, mungkin itu memang sifat sahabat yang satu terhadap sahabat lainnya. Selalu berantem dan sering ejek-ejekan membuat suasana antara sahabat lebih menarik, bukan? Semua itu tidak memutus hubungan antara kedua sahabat ini. Persahabatan mereka sungguh sangat erat dari kecil hingga SMA.

"Kok kakak kagak ngomong dari tadi elah." Ucap Alvira menyalahkan kakaknya. Alvira kini bergegas menuju kamar mandi, tanpa memperdulikan Alva yang sekarang terduduk dikasur Alvira.

"Sekarang siapa yang salah coba?" Tanya Alva kepada dirinya sendiri.

Sebuah cermin menunjukan seorang gadis yang memakai seragam SMA dengan rambut yang dibiarkan terurai, jaket pink abu-abu yang berpadu dengan seragam putih SMA, jam warna abu-abu yang melingkari pergelangan tanganya memberikan kesan keren yang elegan, tak lupa sepatu pink miliknya kini terpasang indah dikakinya. Terlihat feminim memang, apalagi dengan warna yang dominan pink. Namun itu semua tidak menutup kemungkinan sifat gadis itu tomboy bukan? Gadis itu memiliki sifat tomboy yang menyukai warna pink.

"Kuy berangkat" ucap Alvira kepada Andrean yang sedang memainkan ponselnya diruang tamu.

"Cielah, baru bangun neng. Lama amat dah lu, lu tidur atau latihan meninggal?" crocos Andrean mengejek Alvira. Sifatnya yang begini nih yang selalu membuat Alvira naik darah.

WAARHEID (Kebenaran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang