[LANJUTANYA 😂]
BTW LANJUTANYA AJA TEROOOS SAMPE AKHIRNYA SENOVEL KELUAR SEMUA WKWKWK.~HAPPY READING GUYS~
❤❤❤❤❤❤❤❤
Seperti biasanya kantin selalu terpenuhi oleh siswa saat jam istirahat. Tak terkecuali 3 orang teman yang tengah duduk di salah satu meja kantin. Mereka adalah Alvira, Andrean, dan Renata berbincang dan membicarakan tentang kegiatan yang akan mereka lalui.
Dika sempat melewati mereka. Diliriknya Rean yang tengah menatap tajam Dika, namun Dika tak memperdulikan lelaki itu. Ia terlalu cuek untuk itu. Diseberang meja kantin jauh disana terlihat beberapa kakak kelas yang tengah menjaili teman seangkatan Rean.
"Cih, ngapain sih tu kakak kelas mainya keroyokan. Mentang-mentang senior selalu aja seenaknya, paling-paling satu lawan satu sama gue aja kalah" Ucap Rean sudah tak bisa menahan emosinya melihat perlakuan kakak kelasnya yang semena-mena terhadap temanya.
Ucapan Rean menarik perhatian temanya untuk melihat meja seberang nan jauh disana.
"Re, sampe lu nyari gara-gara sama kakak kelas itu. Gue gak mau temenan ama lu lagi." Virapun angkat suara karena memprediksi Rean akan membela teman seangkatanya itu.
"Kakel kek gitu aja lu bela Vir?" tak habis pikir mengapa temanya ini seperti itu. "Bukanya ngebela, tapi ini untuk ngehindari masalah aja Rean" lanjut Vira.
"Tapi kalo dibiarin gitu aja kakelnya semakin ngelunjak. Sehingga mereka nganggepnya gak akan ada yang berani ngelawan dia."
"Udahlah Re, bener kata Vira. Toh mereka gak ganggu lu kan,setidaknya lu kagak usah nyari masalah sama mereka. Mending kita bahas pekan olah raga aja untuk minggu depan. Ya nggak Vir" Renata yang berusaha mengganti topik pembicaraan, akhirnya berhasil.
"Serah lu deh Ren, gua mah masih pingin makan" ucap Vira tak peduli.
"Ck makan mulu lu, tapi kok kagak gendut-gendut sih" Renata menatap tubuhnya yang sebenarnya sedikit gemuk saja. Tapi gak gendut kok, serius ini.
"Dah mulai dramanya kumat. Insecure mulu lu ya Ren. Sekali kali bersyukur kek. Ngeluh mulu bisanya." Ucap Rean
"Iye-iye. Eh Vir, lukan bisa main basket. Nah di perumahan lu kan ada lapangan basketnya. Ajarin gue ya Vir, biar gue maju lomba basket aja ya" pinta Renata kepada Vira.
"Wokeh siap!" Jawab Vira
"Nah gitu dong, hehehe jangan lupa ajak kakak lu ya Vir. Pliiis" Ucap Renata dengan mengedipkan kedua matanya untuk meyakinkan Vira.
"Buset dah mata lu kenapa? Katarak?" Ceplos Rean dan mendapat pukulan di lengannya dari Renata "Brisik ae lu bambank. Ya Vir, lu ajak abang lu ya, biar makin rame dan seru" muka melas dikeluarkan oleh Renata
"Iye-iye ngomong ae lu mo moduskan ama abang gue." ucap Vira diakhiri dengan senyum sedikit. "hehehe" hanya cengiran yang Renata keluarkan. Bel masukpun sudah berbunyi mereka lekas menuju ke kelas mereka.
Saat pelajaran berlangsung. Vira mendapat message dari kakaknya. Dengan perlahan ia melihat isi pesan tersebut.
Alvaro : Dek, nanti abang ada acara sama temen-temen abang. Nanti lu pulangnya bareng Rean ya. Kuncinya nanti abang berikan ke Rean. [09.30]
Dengan hati-hati Vira membalas chat dari kakaknya dan diketahui oleh Rean. Akal cemerlang muncul dipiran Rean.
"Weh, Vir, keluarin aja napa hp lu. Masa main hpnya di laci" Suara Rean kemudian didengar oleh seluruh kelas. Guru yang mengajar akhirnya memusatkan pandangannya kepada Rean dan Vira yang duduk bersebelahan
"Vira, kamu ngapain hah? Berani-beraninya main hp saat pelajaranya saya? Sini kamu sekarang jelasin semua yang sudah tadi saya ajarkan." Ucap Guru mapel Fisika.
Dengan berat hati Alvira maju dan menjelaskan ulamg apa yang dijelaskan gurunya. Alvira membuatkan soal yang serupa dengan materi namun dengan soal yang lebih sulit. Balas dendam kepada Reanpun dilaksanakan. Senyuman miring diperlihatkanya.
"Ini ada soal yang saya berikan. Rean tolong kerjakan!" Rean menerima tantangan dari Vira. Ia segera maju kedepan dan membabi buta soal yang ada dihadapanya kini.
Sebelum mengerjakan Vira sempat bergumam
"Mampus" senyuman jahil terukir di bibir Alvira. Tak mau kalah Reanpun hanya tersenyum renyah"Kalau soal kayak gini aja gampang Ibu Alvira" ucap Rean seraya melihat seluruh teman sekelasnya. Teman sekelasnya hanya memutar bola mata melihat tingkah sombong Andrean. Namun, beberapa cewe di kelas tersebut tersenyum senang. Uwwu.
"Suombong amat" ceplos Vira. Benar apa yang dikatakan Rean, masalah yang ada dihadapanya ini telah terselesaikan. Akhirnya kedua murid ini diperintahakan untuk duduk kembali.
Guru tersebut akhirnya melanjutkan pelajaranya. Alvira juga masih memiliki niatan untuk membalas pesan dari kakaknya. Namun, sebelumnya Dirinya telah mengancam Rean untuk menutup mulutny. Kali ini Rean menuruti perintahnya.
Alvira : Iya bang, nanti Vira juga ada ulangan susulan. Bang pulangnya jangan lupa bawain permen kapas ya sama coffe latte yang biasanya. [09.40]
Alvaro : Kalau ada yang jual permen kapas, pasti abang beliin. Tapi kalau enggak ya gak akan. [09.41]
Alvira : Gak mau tahu, pokoknya abang harus bawain!!! [09.41]
Alvaro : Iya gue usahain. Manja amat! [09.42]
Alvira : Asyik sayang abang [09.42]
Alvaro : Sayang Vira juga. [09.42]
Alvira menutup aplikasi wa tersebut. Kemudian Ia memasukan hp miliknya kedalam laci dan mematikanya.
"Re, nanti abang gak ikut pulang bareng. Dia mau pergi sama temen-temenya. Nah, kunci mobilnya katanya mau dikasihkan ke elu pas istirahat nanti" jelas Alvira kepada teman sebangkunya.
"Wuokeh siap" jawab Rean dengan menunjukan jempol kananya.
"Tapi nanti gue ada susulan ulangan nih, jadi lu nanti nungguin gue ya"
"Iye bawel, gue juga ada tugas nih, maksudnya hukuman dari bu Rini masalah kemaren noh" Percakapan itu diakhiri dengan Vira yang menganggukan kepala tanda mengerti.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤
"Ini bu tugas yang ibu suruh. Sekarang saya boleh pulang kan bu?" Ucap Rean kepada Bu Rini. Rean menyerahkan beberapa berkas milik Bu Rini sebagai hukuman untuk perbuatannya.
"Iya makasih ya Re, sekarang kamu boleh pulang" jawab Bu Rini mengambil berkas dari Rean
"Siap bu, saya pamit ya bu" Pamit Rean dengan mencium punggung tangan gurunya itu.
"Assalamualaikum ibu cantiku" Goda Rean
"Waalaikumsalam jangan lupa tugas ini satu minggu lo Re"
"Wadaw siap bu" Rean kini menanti Vira diparkiran mobil. Tak butuh waktu yang lama orang yang ditunggunyapun datang.
"Gimana ulangannya, gampangkan?" tanya Rean basa-basi. Alvira juga sesosok siswa yang pintar. Karena sekelas, sering kali mereka belajar bersama, entah dirumah, caffe, ataupun tempat tongkrongan.
"Yoa, yuh pulang"
"Pergi dulu aja lah Vir, sekalian ada yang mau gue omongin" pinta Rean karena masih mengkhawatirkan sahabatnya ini.
"Kan bisa ngomong didalam mobil" ucap Vira yang langsung dibantah oleh Rean "Yah, gak seru nantinya. Ini agak serius sapi santay"
❤❤❤❤❤❤❤❤
[Next chapter lanjutanya bab 3 😬]
Tunggu yaw. Gak lama wkwkwkSalam by : Taa 💋
Don't forget vote comment yaw
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
WAARHEID (Kebenaran)
Teen Fiction[Cerita sudah dibukukan. Hanya tersedia di toko-toko online] [Cerita Sudah di Revisi dari Judul Kemarin] Alvira merupakan seorang remaja yang memiliki sahabat bernama Andrean dan kakak bernama Alvaro. Suatu hari mereka mendapatkan teman baru bernama...