BAB 2 : IYA JANJI

30 7 2
                                    

[FOLLOW GAN]

VOTE KOMENTNYA PLEASE!!!
CUZ HAPPY READING 💫💫💫💫


♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

"Bagaimana keadaan anak saya dokter?" Tanya Papah kepada dokter pribadi keluarga mereka.

Alvira tertidur pulas walaupun sempat beberapa kali bertanya 'siapa kamu?'. Ruangan Alvira dipenuhi dengan keluarga Vira, Dokter, dan juga sahabat sejatinya—Rean

"Tenang Alvira hanya kecapekan, mungkin ada beberapa hal yang sedang dipikirkan Alvira secara berlebihan. Alvaro coba sesekali kamu tanyakan ini ke Alvira, siapa tahu Alvira ingin berbagi masalahnya" jelas Dokter bernama Rifky itu.

'Kalaupun ada yang sedang dipirkan Alvira? Kenapa Dia nggak pernah cerita ke gue?' batin Rean yang mendengar ucapan Dokter Rifky.

"Baik Dok, saya akan usahakan" jawab Alvaro

"Ini ada beberapa vitamin untuk Alvira. Semoga vitamin ini membantunya supaya tidak mudah kelelahan, dan pastikan Alvira untuk tidak terlalu memaksakan diri" jelas dokter dengan memberikan dua jenis vitamin.

"Baik Dokter, terima kasih" Dokter dan kedua orang tua Vira pergi meninggalkan Alva, Rean, dan Vira dikamar

"Bang gue cabut ya. Titip salam untuk Alvira semoga cepat sembuh."  Pamit Rean pada Alva

"Sip yan, tiati ya" ucap Alva sedikit mengejek :)

"Ah elah bang orang rumah gue depan rumah lu" jawab Rean dengan sedikit menggelengkan kepala.

"wkwk siapa tahu lu bakalan kesandung semut yang sedang berjalan" Candaan itu mampu membuat Rean tersenyum renyah.

Namun, hati kecilnya amat sangat khawatir dengan keadaan Alvira yang tidak seperti biasanya, ditambah dengan igauan yang lumayan aneh.

Andreanpun meninggalkan rumah Vira. Didalam rumah Rean disambut Bundanya yang sedang menonton tv diruang keluarga. Bunda menanyakan kabar Vira, karena tadi Rean sempat menghubungi bundanya bahwa Alvira tiba-tiba pingsan.

Rean melemparkan tubuhnya di atas kasur, tidur terlentang dengan kedua tangan ditekuk dibawah kepala. Memikirkan sahabat kecilnya kini sedang memiliki masalah yang bahkan tidak diketahui dirinya.

"Vir, andaikan lu tahu kalau gue suka sama lu. Ish lunya kagak peka banget sih jafi orang. Kenapa juga gue punya sahabat gesrek kek lu sih, aneh. Tapi kalau lu kagak jadi sahabat gue, apakah gue juga bakalan suka sama lu ya? Atau emang bener kalo sahabat cowo sama cewe itu pasti salah satu diantaranya kena friendzone? Tau ah gelap" Ucap Rean kepada dirinya sendiri.

Rean kemudian beranjak dari tempat tidurnya menuju balkon dikamarnya yang menghadap kamar Vira. Namun, lelaki itu tidak bisa memandang Vira karena tertutup dengan tirai panjang di kamar Vira.

"Vir, kutitipkan rindu pada rembulan malam yang bersinar terang. Aku berharap bulan dan bintang disana mengerti apa yang ku rasakan. Vira, selama gue masih ada dideket lu, gue jamin tidak akan ada yang bisa nyakitin lu"  Angin malam berhembus sedikit kencang setelah Rean melontarkan kakimat itu.

Mungkin angin kencang tahu akan perasaan Rean saat ini. Mencintai sahabatnya sendiri bukanlah hal yang mudah, terlebih jika sahabat satunya hanya menganggap hubungan ini hanya sebatas persahabatn dan hanya itu. Kita harus pandai-pandai memainkan perasaan jika salah sedikit saja, mungkin sikap antara kedua sahabat ini akan berubah.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

"Ayo lean kejal Pira" seorang gadis kecil yang dikejar sahabatnya.

Tawa khas diselingi dengan teriakan.
Rean mencoba mempercepat larinya untuk mengejar Alvira. Sesekali Alvira menengok ke belakang memastikan sahabatnya tidak ada terlalu dekat dengan dirinya.

Tapi entah mengapa dirinya terlalu asyik melihat ke arah Rean, hingga tanpa sadar gadis itu tidak melihat ke arah depanya sehingga menabrak segerombolan anak lelaki yang sedang asyik bermain.

Gubrak

Segerombolan pemuda itu dan Alvira terjatuh.

"Woy, kenapa nabrak-nabrak, yang bener bisa gak sih" teriak seorang lelaki yang lebih tua darinya membuat temanya menatap tajam kearah Vira.

"maap maapin Alpila" ucap Vira kepada mereka.

Tiba-tiba teman lelaki tadi mendorong Alvira hingga terjatuh. Untung saja Rean berada persis dibelakang Vira sehingga mampu menahan Alvira jatuh ke tanah.

"Belaninya kalian jangan sama pelempuan dong. Masa gitu aja kalian malah" suara unyu Rean membela Vira.

"Emang kenapa kalau gue marah, hah" lelaki yang lebih tua itu kini mendekati Rean.

Dengan beraninya Rean maju dan mendorong lelaki itu hingga terjatuh. Ini saat yang tepat untuk Rean kabur dengan Vira. Digandengnya Vira dalam genggamanya. Berlari bersama tanpa rasa takut dikejar, kedua sahabat ini terus berlari diiringi tawa. Gerombolan lelaki itu tetap mengejar Rean dan Vira.

Keberuntungan saat ini berada dipihak Rean dan Vira. Disana ada sebuah gerobak pengangkut sampah yang sedang berpakir di pinggir jalan. Rean dan Vira bersembunyi di balik gerobak itu.

Gerombolan lelaki itu tetap berlari tanpa mengetahui keberadaan Rean dan Vira. Akhirnya gerombolan pemuda itu menjauh.

"Hahahaha meleka gak lihat kita Pira. Kita pandai banget sembunyinya" Ucap Rean kepada Vira

"Iya lean. Untung tadi Lean datengnya cepet. Kalau enggak mesti Pira udah nangis kalena meleka" ucapan polos Alvira dengan hati gembira.

"Iya Pira, Lean akan selalu ada di samping Pira. Jadi enggak akan ada yang menakali Pira kalau Lean ada didekat Pira" senyuman tulus terurai di bibir kecil Rean.

"Lean janji sama Pira?"

"Iya janji Pira" Ucap Rean dengan menyodorkan kelingkingnya dan dibalas dengan Vira. Kedua kelingking itu saling bertautan menandakan sebuah perjanjian yang telah disepakati.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

[DONE AGAIN]
SEE U NEXT TIME AND THANK YOU

VOTE KOMENYA KAKAK 💫💫💫

SALAM BY : TAA 💋

WAARHEID (Kebenaran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang