Karena Lya tidak ingin telat lagi seperti kemarin. Ia bangun lebih awal.
Lya berdiri di kaca panjangnya yang berada di sisi sudut ruangan. Ia merapihkan pakaiannya, dan menguncir rambutnya dengan satu ikatan kebelakang. Lya hanya memberikan sedikit polesan lipbalm pada bibirnya. Lalu, mengambil tas hitamnya, dan membawa binder di tangannya.
Setelah rapih, Lya turun ke ruang makan. Disana ia tidak melihat kedua orang tuanya. Yang Lya lihat hanya bang David dan mbo Minah yang sedang menyiapkan sarapan.
" Bang, mama sama papa udah jalan? ", tanya Lya kepada abangnya yang duduk berhadapan dengannya.
" iya mamah sama papa udah jalan duluan tadi pagi-pagi ", jawab David sebelum meneguk susu yang dipegangnya.
Lya membalas dengan membentuk huruf 'o' pada mulutnya. Lya mengambil selembar roti dan nutella, lalu mengoleskannya di roti. Setelah ia menghabiskan sarapannya, Lya dan bang David langsung berangkat.
Kali ini jalanan masih terlihat sepi, karena masih jam 5.45 pagi.
Jam 6, ia sudah sampai disekolah. Kalau tidak macet, dari rumahnya sampai kesekolah hanya memakan waktu 15 menit.
Lya mengucapkan selamat pagi pada Pak Heru yaitu satpam sekolah yang selalu siaga di depan pintu gerbang sekolah. Tak lama Lya berjalan, ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Ternyata Anya baru datang juga.
Mereka menaiki anak tangga hingga ke lantai 2. Kelas masih terlihat sepi, hanya tiga orang saja yang baru ada dikelas.
------
LUIS ALDRIANO
06.00 AM.Aldrian baru bangun dari mimpinya. Dia langsung mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah mandi, ia memakai seragam dan mengambil tasnya.
Ketika ia keluar dari kamar, dan menuju meja makan. Hanya ada Bi Surti yang dilihat olehnya. Aldrian sudah biasa dengan suasana seperti ini. Duduk sendirian di meja makan dan hanya ditemani oleh roti dan segelas susu putih.
" Aden udah mau berangkat ya? ", tanya pembantu rumah tangganya yang sejak kecil merawatnya sampai sekarang.
Aldrian hanya membalas dengan deheman. Ia langsung berdiri dari kursi meja makan, dan memakai jaket kulit hitamnya. Lalu ia pergi ke garasi tanpa berpamitan kepada Mba Surti terlebih dahulu.
Jam 6.15 , Ia keluar dari rumahnya dengan motor Ninja Hitamnya.
Ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Walaupun jalanan sudah mulai padat, Aldrian tetap santai.
------
Ketika pintu gerbang sekolah sudah mulai tertutup. Tiba-tiba motor Ninja hitam langsung menyalip masuk ke dalam. Pak Heru hanya menggelengkan kepalanya. Karena ia sudah paham betul siapa yang kelakuannya selalu seperti itu.Aldrian langsung memarkirkan motornya di parkiran, dan melepaskan helmnya. Rambutnya terlihat acak-acakan tapi tak dihiraukan oleh Aldrian.
Ia berjalan menuju kelas dengan tas ditaruh di bahu kanannya. Cewe-cewe SMA Trianawangsa nampak terpesona ketika Aldrian lewat. Aldrian tidak terlalu memperdulikan hal itu.
Bel sudah berbunyi, tapi Aldrian tidak belok ke kanan yang mengarah ke tangga melainkan lurus ke arah kantin. Aldrian berjalan ke kantin, dan menuju ke area belakang kantin. Disana tempat yang tidak terlihat oleh guru ketika merokok atau bisa dibilang basecamp buat Aldrian dan teman-temannya. Ia menyalakan korek api dan mendekataknya pada rokok yang ditaruh di mulutnya.
Aldrian merasa tenang ketika menghisap rokok dan mengeluarkan asap dari mulutnya.
------
LYA ADELINE
08.00 AMBel pergantian jam sudah berbunyi. Sekarang kelas XI-MIA 1 jam pelajarannya bu Wati. Sebelum bu Wati masuk ke kelas Lya buru-buru ke toilet.
Lya sangat buru-buru ke toilet karena takut bu Wati sudah masuk kelasnya. Ketika Lya ingin kembali ke kelasnya, Bu Laras guru piket hari ini keluar dari kelasnya. Lya lalu berhenti dan memberikan senyum kepadanya.
Difikirannya ia bisa menebak kalau bu Wati tidak masuk hari ini. Saat Lya masuk ke kelas, dan benar saja teman-temannya tampak happy dan santai.
" Ra bu Wati gamasuk? ", tanya Lya kepada Tara yang sedang membaca wattpad.
" hooh die kaga masuk Ly ", jawabnya tanpa melihat muka Lya.
" yuhuuuu ", ujar Lya dengan kegirangan.
" tapi ada tugas tuh ", celetuk Tara langsung dan menunjuk kearah papan tulis. Lya yang tadinya kegirangan kembali menjadi diam, ketika melihat Aldo menulis di papan tulis.Kerjakan rangkuman tentang Bab Fluida Statis dan soal lks halaman 23-25.
" baru aja seneng udah gamasuk, tau-tau dikasih tugas ", ujar Lya dengan kecewa. Ia langsung mengeluarkan lks fisika dari tasnya. Ketika membuka halaman yang di ajukan, Lya langsung menelan ludahnya sendiri. Bayangin aja 30 soal disuruh kerjain, dan itu materi yang belum di terangin sama gurunya.
Lya mengerjakan rangkuman terlebih dahulu, ya karena rangkuman hanya menulis ulang apa yang penting menurut kita.
Setelah selesai merangkum, Lya mencoba mengerjakan soal yang harus dikerjakan. Perlahan-lahan Lya membaca soal dan mengikuti cara yang ada di buku.
Oke awal-awal gue bisa ngerjain, tapi semakin kebawah gue gangerti.
Lya langsung menutup buku nya, dan ingin membeli jajanan. Karena otaknya mulai terkuras karena mengerjakan soal, jadi otak dengan perut menjadi tidak singkron. Ya walaupun belum jam istirahat, gapapa lah ya...
Dari pada nunggu jam istirahat yang masih 2 jam lagi." Ra ke kantin yuk, beli jajanan ", ajakan Lya ditolak karena Tara sedang malas bergerak alias mager. Sekarang gue ajak Anya, semoga dia mau. " Anya ke kantin yuk beli minum ", memasang muka melasnya. Anya menolak ajakan Lya juga dengan alasan yang sama. Tapi ia menitip es jeruk pada Lya, dan lebih menyebalkan lagi Tara juga menitip jajanan. Resiko punya temen yang tukang mageran.
Oke mau gamau gue ke kantin sendiri. Lya lalu turun dari tangga menuju ke arah kantin, terlihat di meja piket sedang tidak ada guru. Akhirnya Lya bisa lolos ke kantin dan Ia membeli minuman dan jajanan yang dititip sama kedua temannya.
Lya kesulitan membawa minuman dan jajanan yang dibawa.Ketika Lya berbalik badan dan baru saja berjalan tiga langkah.
Brukk
.
.
.To be continue
VOTE dan KOMEN YA GUYS JANGAN LUPA😊😜
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, Dia
Teen FictionKedekatan yang terbilang tidak diduga- duga oleh Lya Adeline kepada 2 cowok idaman satu Sekolah SMA TRIANAWANGSA, dan menimbulkan cinta segitiga yang terbilang rumit untuk dihadapi oleh Lya Adeline