" ikut gue sekarang "
Lya merasakan ada yang memegang lengannya dari belakang. Ia berbalik badan dan melihat sosok laki-laki yang membuatnya kesal tadi pagi. " apaansih ", dengan spontan Lya melepaskan pegangan tersebut." ikut gue sekarang, gue gamau tau ", Aldrian menarik tangan Lya tanpa perasaan. Noel yang berada di samping Lya langsung melepaskan tangan Lya dari genggaman Aldrian. " mau lo apa ha ? ", tanya Noel yang kesal melihat sikap Aldrian.
" mau gue, ini anak ikut sama gue ", menarik tangan Lya lagi.
" gak gue gamau, lagian gue gaada urusan sama lo ", cetus Lya.
" lo denger sendiri kan, dia gamau ikut lo ", memberikan senyuman jijiknya.
" gue gamau tau lo harus ikut gue ", ucap Aldrian menghiraukan omongan Noel tadi.Noel menatap tajam mata Aldrian, seperti musuh.
Lya melihat tatapan mereka sangat tajam sekali, ia takut kalau ada kejadian yang tidak Lya inginkan. " ok, gue ikut sama lo ", ucap Lya dengan terpaksa. " tapi tolong lepasin tangan gue dulu ", Lya mengucapkan seperti itu karena tidak mau mereka berkelahi seperti di drama-drama yang ia tonton.
Aldrian akhirnya melepaskan tangan Lya dari genggamannya. Noel hanya bisa diam, dan mengepalkan tangannya untuk menahan rasa amarahnya. " udah El, gue gamau nanti lo berantem sama dia. Makanya gue turutin kemauannya dia ", ujar Lya.
Lya mengikuti jalan dari arah belakang Aldrian. " pake nih ", melemparkan helm putih nya ke hadapan Lya. Dengan sigap Lya menangkap barang yang dilempar Aldrian.
" bisa gak sih kalo ga dilempar ", ucap Lya dengan kesal. Aldrian tidak menjawab ucapan Lya.Lya melihat Noel mengeluarkan motor, dan melewati dirinya begitu saja. Tanpa menyapa dan senyum sedikit pun. "Noel marah sama gue?", gumamnya dalam hati.
" buruan naik ", Aldrian yang sudah siap ingin menyalakan motornya. Tidak mendengar responan dari Lya, ia membalikkan badannya dan melihat Lya yang masih berdiri. Lya sibuk dengan helmnya yang tidak mau terkunci.
" gini doang lo gakbisa ", Aldrian memasangkan helm lya dengan benar. Lya berdecak sebal, sedari tadi ia susah untuk mengunci helmnya, tapi dengan gampang di pasangkan oleh pemiliknya.
Dengan cepat Aldrian mengeluarkan motornya dari lingkungan sekolah.
Lya tidak tahu dirinya ingin dibawa kemana, ia hanya bisa diam memandangi pemandangan gedung.
Aldrian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, Lya dengan spontan menerkam jaket Aldrian dengan kencang. " Aldriaaaann!!, lo gabisa pelanan dikit bawa motornya! ", ujar Lya yang mengumpatkan mukanya kehadapan bawah.
***
Beberapa menit kemudian, motor Aldrian berhenti. " udah sampe, turun lo ", Lya yang memdengar kata-kata Aldrian langsung turun dan melepaskan helmnya. Ia memasang dengan muka betenya.
Lya bingung, Aldrian membawanya ke toko bunga.
" ko kesini Yan? ", tanya Lya dengan polos.
" ya emang kenapa? "
" emang lo mau beli bunga? "
" gak. Gue kesini mau beli makanan kucing ", menatap Lya dengan sinis.
" hahaha, mana ada makanan kucing disini ", Lya tertawa karena menurutnya itu lucu.
" dasar gajelas ", menatap malas.Mereka masuk ke toko bunga, dan di sambut dengan ramah dengan pelayan disana. Seketika badmoodnya hilang melihat isi dari toko itu. Lya langsung terpanah melihat sisi kiri. Disana berjejer bunga mawar putih dan merah.
Lya melihat sebuket mawar putih yang di letakan di vas bunga. Dirinya suka sekali dengan mawar putih. Aldrian diam-diam memperhatikan Lya dari belakang. Kemudian Aldrian menghampiri Lya.
" cewe biasanya suka dikasih bunga apaansih? ", berdiri disamping Lya.
" ehmm, macem-macem sih ", Lya berfikir sejenak.
" mungkin mawar merah, mawar putih, bunga Lily, Seruni ", Lya menyebutkan semua nama bunga yang ada dipikirannya .
" kalo lo suka bunga apaan? ", menatap wajah Lya yang masih menyebutkan satu per satu nama bunga.Seketika Lya berhenti berkata dan mereka saling bertatapan satu sama lain.
" g...gue? ", menunjuk wajahnya sendiri.
Aldrian membalas dengan deheman. Entah kenapa rasanya dada Lya berdebar tidak karuan, ia tidak tahu sekarang pipinya memerah atau tidak.
" pipi lo jadi merah gitu, jangan ke geeran kalo gue bakal beliin lo bunga "cetus Aldrian.Jleb.
Rasanya Lya dipermalukan oleh diri sendiri. Seharusnya ia tidak seperti ini, benar juga apa kata Aldrian. Bodohnya Lya yang terlalu berfikir kearah sana.
" emang iya apa? ", Lya dengan spontan memegang kedua pipinya.
" mungkin gara-gara tadi gue makan udang ", Lya mencari alasan agar tidak terlalu kelihatan kalau yang menyebabkan pipi nya menjadi merah karena pertanyaan Aldrian barusan." lama ", sindir Aldrian.
" ha? ", Lya benar-benar lola alias lemot. Aldrian menjadi kesal sendiri karena melihat kelemotan yang ada di diri Lya.
" lo suka bunga mawar putih? ", tanya Aldrian langsung.
Dibalas dengan anggukan. Kemudia Aldrian pergi meninggalkan Lya yang masih berdiri di depan bunga mawar putih diletakkan.Aldrian telah memesan bunga yang ia pesan tadi, dan langsung membayar dikasir.
" sampe kapan lo berdiri disitu? ", tanya Aldrian dari belakang.
Lya langusng berbalik badan, dan melihat Aldrian membawa sebuket bunga yang isinya bermacam-macam. Yang ada dipikiran Lya sekarang adalah Aldrian membeli bunga untuk siapa?." tolong pegangin ", memberikan buket bunga yang tadi dipegangnya. Kemudian Lya menaiki motor Aldrian dengan memegang sebuket bunga seperti menggendong bayi.
Motor Aldrian berhenti karena lampu merah menyala. Lya merasa seperti di perlihatkan oleh pengendara motor disekitarnya. Ada yang tersenyum melihat Lya membawa buket bunga, mungkin orang-orang berfikir kalau mereka berdua adalah sepasang kekasih, yang mungkin cowoknya memberikan bunga kepada pacarnya.
Motor Aldrian kemudian melaju lagi, dan menyusuri jalanan yang menurut Lya tidak asing baginya. Mengapa Aldrian membawanya kesini?
.
.
.
.To be continue
DONT FOREGET TO VOTE AND COMMENT😜😘
SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, Dia
Teen FictionKedekatan yang terbilang tidak diduga- duga oleh Lya Adeline kepada 2 cowok idaman satu Sekolah SMA TRIANAWANGSA, dan menimbulkan cinta segitiga yang terbilang rumit untuk dihadapi oleh Lya Adeline