07.02 pagi.
Tepatnya pada hari minggu. Mama berteriak-teriak di lantai bawah. Aku tidak tahu alasan apa yang membuatnya berteriak-teriak di pagi hari yang damai ini.
"Youngmin! Tolong buka pintu! Mama lagi sibuk!"
Aku hampir saja mau mengumpat ketika mendengar Mama berteriak seperti itu hanya mau dibantu untuk membuka pintu rumah. Bayangkan saja, Mama ada di lantai bawah sedangkan aku ada di lantai atas. Bukankah lebih efektif bila Mama sendiri yang membuka pintu itu dibanding aku?
"Youngmin! Mama lagi sibuk beres-beres!"
Aku tidak menjawab dan memilih untuk menutup kepalaku dengan bantal. Tapi sayang, bantal tidak mampu meredam suara Mama yang sangat melengking di telinga.
"YOUNGㅡ"
"Iya Ma! Aku turun!" Teriakku, memotong teriakan Mama. Aku bergegas menuju lantai bawah dan langsung membuka pintu rumah yang sedari tadi belnya berbunyi terus.
"Selamat pagi! Halo aku tetangga baru di samping rumahmu! Salam kenal ya! Nih aku kasih sup buatan Mamaku dan aku!"
"Hah?"
Aku tidak tahu harus merespon apa, karena entitas yang tengah memegangi semangkuk sup di tangannya berbicara begitu cepat. Sangat sulit bagiku yang baru saja bangun tidur ini untuk mencerna kata-katanya. Dia bersurai hitam, dan mempunyai harum yang manis. Pipi dan bibir merahnya yang aku yakin sekali dimilikinya secara alami telah membangunkanku yang setengah tidur ini. Dia adalah gadis tercantik di dunia setelah Mama.
Aku buru-buru meraih mangkuk sup di genggamannya. "Makasih ya." Aku tersenyum simpul.
Dia pun membalas senyumanku, memperkenalkan siapa namanya lalu pergi begitu saja sebelum aku memperkenalkan diriku.
Aku hanya tertawa. Dia memang cantik tapi sepertinya sedikit bodoh. Karena dia itu adalah kamu. Dan semua yang aku tulis ini adalah tentang kamu.
Waktu itu adalah waktu aku pertama kali mengenalmu.