Awal Pertemuan

122 5 0
                                    

***

Beberapa bulan sebelumnya

Kelulusan dari SMA amat sangat kunanti. Masa SMA yang indah penuh perjuangan. Hidup dengan aturan SMA yang tidak umum apalagi dunia SMA yang berbau militer, tapi aku bersyukur setidaknya masih bisa ketemu bunda dan ayah yah walaupun sebulan bisa dihitung.

Aku bangga pada ayah sama halnya bangga abang yang satu itu. Dia abang satu-satunya yaitu pria ke dua setelah ayah dan adikku. Serasa hidupku berputar hanya di kedua sisi. Dunia militer dan kelanjutan nasibku. Aku menghembuskan nafas panjang.

"Hei bi, ngelamun aja kamu" ucap shinta yang mengagetkanku.

"Apaan sih shin"ucapku dengan nada dan ekspresi cemberut

"Gimana bi, kamu dapat peringkat berapa?"ucap shinta dengan nada penasaran

"Udahlah shin, kamu tahu kan aku direngking berapa?" ucapku dengan nada kesal. Lagian si shinta aneh kenapa tiba2 tanya begituan  pikirku dalam hati.

"Iya ya, oya kamu ada acara nggak? Ikutan aku yuk habis ini kan kita kan Diizinkan keluar sama pamong" ucapnya dengan mengeluarkan jurus memelasnya

"Nggak agh males pengen pulang kerumah"ucapku dengan asal

"Egh, yah padahal aku mau ajak kamu ke acara ketemu abangku nih kangen aku. Kebetulan kan lagi pada bebas tugas"ucap si shinta

Nah kan aku bener ini anak pasti ada maunya dasar shinta , Haduh nasib punya sahabat kayak gini banget bentuknya runtukku dalam hati.

"ayolah bi, apa kamu nggak kasihan sama aku udah rindu banget ini"ucap dengan mengeluarkan  jurus maut muka melasnya, kalau gini mana bisa aku tolak.

"Ok, tapi jangan lama-lama ya? Abangku, bunda, ayah sama fadil lagi dirumah"ucapku

"Siap bos, udah yuk agh berangkat" ucap shinta dengan nada hormat dan mengandengku keluar.

Kami berjalan Beriringan memasuki balairum sebuah gedung. Egh tunggu bukannya acaranya ketemu abangnya kok di gedung. Haduh kayaknya dikerjai lagi aku sama ni bocah sableng. Seketika aku memberhentikan langkahku sehingga shinta menoleh ke arahku sambil mengangkat satu alisnya. Seolah berkata 'kenapa kamu berhenti' .

"tunggu bukannya kamu mau ketemu abangmu kok kesini sih shin?"ucapku dengan nada penasaran sambil tetap tajam si shinta seketika dia menunduk

"Hmm, maaf ya bi aku bohong Sama kamu. Sebenarnya emg aku ketemu abangku tapi sekalian ada acara ketemu kangen sama temen-temen abangku sekalian reuni"ucanya dengan nada lirih

"Trus?" ucapkan dengan nada mengintimidasi

"Trus abang bilang ketemu disini aja lagian acaranya santai nggak kaku. Nah daripada aku malu sendiri kesini lebih baik ajak kamu dah"ucapnya dengan nada polos sehingga membuatku kesal seketika

"Kenapa nggak bilang sih"ucapkan dengan nada kesal langsung meninggalkannya ketika aku akan pergi suara sesorang menahanku

"Loh bi, shin ngapain kalian cuman disitu abang udah nungguin kalian dari tadi malah berdiri cenggo disitu. Ayok masuk"ucap seorang lelaki yang aku kenal yaitu yap kalian tahu dia abang reynaga. Abang tersayang shinta.

"Egh iya bang ini mau masuk"ucap shinta

"Ya udah ayok acaranya mau mulai ini. Tenang acaranya santai kok"ucap bang rey menarikku dan shinta masuk keruangan

Hal pertama dalam ingatanku tempat ini indah bangunannya artistik. Yah aku sangat suka dengan benda berbau seni. Sedari dulu ayah dan bunda membebaskan ku menyukai dunia seni, kata ayah setiap bakat anak punya cara tersendiri dan itu yang membuat semua anak-anak ayah menentukan hidup masing-masing tanpa ayah ikut campur.

Ketika sedang asyik melamun sambil mengamati keindahan bangunan sebuah benda cair mengenai bajuku. Cipratan air berwarna merah seperti jus itu mengenai seragamku. 'haduh bakal kena marah ini sampai di asrama'  runtukku dalam hati.

Seseorang dengan suara bass mengagetkanku dengan meminta maaf karena menumpahkan air berwarna merah. Aku mendongak menatap wajah nya seketika aku terkesima melihat mata hitam legam dengan garis rahang kokoh dan tegas khas seorang tentara.

"Anda tidak apa-apa? Maaf saya tidak sengaja"ucap laki-laki itu dengan nada bersalah

" ya saya tidak apa-apa, lagian saya juga salah jalan sambil ngelamun"ucapku sambil merutuki kenapa aku bersikap bodoh terlalu jujur. Inilah sifatku yang kadang teramat sangat jujur

Dia hanya tersenyum tipis sambil mengambil sebuah sapu tangan dan memberikan padaku untuk membersihkan sisa noda masih menempel. Ketika aku terima sapu tangan ada yang memanggil nama laki-laki itu seketika kami berdua menoleh ternyata abangnya shinta bersama shinta si bocah pembuat kekacauan itu.

"Hei suh, wah seleramu tinggi ya datang-datang kamu langsung gaet cewek cantik Lagi"ucapnya dengan nada polos

"hey bang mulut ya" ucapku memperingatkan abang rey

"Sory dek, lagian kamu kenapa hilang tiba-tiba bisa dipengggal si rian kalau sampai adik kesayangannya lecet"ucapnya dengan nada cengegesan, 'dasar adik sama kakak sama aja resek maksimal'  gerutuku dalam hati

"Udah agh ayo kesana, kalian ini kalau ketemu pasti gitu"ucap shinta sedikit jengkel dengan perdebatan kami selalu tidak akur kalau ketemu

"Egh suh apa kabar sory kita kacangin habis nih bocah main Ilang-ilang"ucapnya sambil merangkul laki-laki bersuara bass itu

"Ya gpp, santai suh"ucapnya dengan senyum manis yang di lemparkan nya

Shinta melihat itu hanya mendengus sebal. Emang bener sih jadinya kita yang dikacangin. Ketika mereka asyik sendiri. Pembicaraan mereka yang kutanggap di telingaku yaitu masalah misi seorang tentara plus strategi musuh mana ngerti aku. Hagh bosannya ketika aku menunjukkan ekor mataku melirik si shinta dengan kode-kode kami ingin pergi seketika langkah terhenti ketika bang rey sadar akan kami beranjak pergi.

"Egh kalian mau kemana? Kalian nggak penasaran sama temen abang ini"uapnya sambil memperkenalkan temannya pada kami

"Biasa ae lah bang, udah yuk bi kita pulang aja kok jadi badmood ya"ucapnya kesal akan tetapi aku menahannya lewat ekor mataku yang mengatakan 'nggak sopan igh sama kakak sendiri'

"kamu nggak sopan dek, kenalan dulu napa? Anti banget sama tentara gara-gara putus cinta aja"ucap bang rey dengan nada mengoda. Aku melihatnya sambil tersenyum. Aku jadi rindu abang

"Perkenalkan nama saya Wira Prayudha, panggil saja Wira"uapnya memperkenalkan diri

Sambil menjabat tangan kami berdua dan berkenalan "wira" "shinta" "biana". Usai perkenalan laki-laki itu undur diri karena ingin menyapa temen-temen lain. Seketika aku merasa tak rela, pertemuan singkat yang bisa dibilang. Pesonanya membuat aku tak lepas pandangan hingga dia hilang dibalik kerumunan para orang-orang.

****

Hai guys,

Ketemu lagi nih maaf ya cerita nya agak absut karena ini cerita aku buat dari beberapa nara sumber dan pergi pengalamanku sendiri. Cerita yang yah bisa dibilang agak mainstream. Cukup sekian curcolnya

Jangan lupa tinggalkan jejak 😂😂

INGAT YA DILARANG COPAS DOSA 😕

BianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang