Berlanjut

41 3 0
                                    

***

Enam hari sudah berlalu detik-detik menuju pernikahanku persiapan mendadak dan serba seadanya hanya mengundang kerabat dekat saja. Acaranya bahkan sangat sederhana mengigat acaranya hanya ijab khabul baru setelah itu kami harus mengurus pernikahan kantor plus pesta yang dikehendaki orang tua kami.

Aku sendiri hanya termenung didalam kamar. Rasa bosan menyerangku, aku tak dapat berbuat apa-apa selain berdiam diri dikamar karena semua tak memperbolehkanku keluar kamar. Rasanya jantungku tak terkontrol. Bagaimana tidak besok hari bersejarah dalam hidupku dimana aku telah resmi menjadi istri kakak sahabatku sedari dulu. Rasanya seperti mimpi apakah aku bisa menjalankan tugasku secara diriku belum mampu membenahi diri.

tok tok tok

"Iya siapa?" ucapku

"Ini aku bi laras"ucapnya

"Buka saja ras nggak dikunci"ucapku

Pintu terbuka menampilkan senyum kami berdua. Senyum tulus dan bahagia. Laras menghampiriku dan duduk diranjang sambil memelukku. Rasanya perasaan melebur menjadi satu sedih, bahagia dan haru menjadi satu. Dia tahu perjalanan yang kualami dan kisahku yang memilukan beberapa tahun silam.

"Kenapa jadi mewek sih, aku kan kesini mau tidur sama calon kakak iparku "ucapnya sambil menghapus air mata kami berdua

Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya. Dia bercerita dan menenangkan seperti sebelumnya. Bercerita hal-hal yang kami bakal lewatkan dan hari-hari yang tak akan sama, tapi dia memakluminya. Sesi berlanjut sampai sepupuku datang dan obrolan larutku sampai kami tidur bertiga dalam satu ranjang.

Pagi menjelang dimulai dari aku dirias menjadi pengantin. Perasaan campur aduk menjadi satu.

"Bi kamu cantik banget mesti kakak aku bakal pangling lihatnya" Ucap laras dengan wajah berbinar-binar

Aku hanya bisa tersenyum.

"Bi, ayo keluar acaranya mau dimulai" Ucap mama yang tiba datang menjemputku

Aku dituntun mama dan laras menuju meja ijab kabul. Langkah perlahan aku menuju meja disana sudah ada papa dan bang Arya yang nantinya bakal mengantikan papa menjagaku. Seketika tak kuasa mataku berkaca-kaca melihat papa juga merasakan hal yang sama. Aku duduk duduk disamping bang Arya rasanya seperti mimpi.

Acara dimulai dengan pembacaan doa dan wejangan dari bapak penghulu disusul dengan khutbah nikah. Selanjutnya ijab kabul dan dengan di akhiri kata SAH dari wali nikah. Aku tak kuasa menahan tangis. Kini aku resmi menjadi istri SAH kakak laras sahabat ku. Kujabat tangannya dan Bang Arya mencium keningku beserta membacakan doa.

Acara telah usai hanya dihadiri keluarga besar dan tetangga terdekat karena kami hanya mengadakan acara ijab dahulu sesuai dengan permintaan ku. Semua orang telah memasuki kamar masing-masing begitu juga dengan aku. Suasana jadi canggung mengingat kami hanya beberapa kali bertemu.

"Bi, maaf ya belum bisa memenuhi tugas malam pertama kita karena kita harus nikah kantor dulu" Ucap bang Arya dengan sambil mengaruk kepala

"Iya mas nggak papa" Ucapku dengan nada malu

"Egh kamu manggil apa?" Ucap mas Arya kaget

"Enggh, nggak papa kan aku panggil mas" Ucapku

"Nggak papa asal biana nyaman dan satu hal sekarang kita suami istri apapun yang biana rasain serta biana mau bilang sama mas ok" Ucapnya sambil memegang tanganku

"Iya mas biana bakal ngomong tapi boleh nggak biana nyelesein kuliah karena tinggal sebentar lagi" Ucapku nada meminta kelongarannya

"Boleh mas nggak larang asalkan biana tahu waktu dan sekarang bersih2 gih mau mas bantuin" Ucapnya

"Nggak papa biana sendiri aja" Ucapku

Aku berbersih diri setelah itu baru disusul oleh suamiku. Sebutan itu rasanya membuat diriku bahagia sekaligus haru. Kini dialah seseorang yang mengantikan papa. Pintu terbuka memperlihatkan mas Arya dengan memakai setelan baju koko nya karena kami bersiap sholat pengantin terlebih dahulu. Setelah sholat kami tidur karena rasanya badan tak lelah.

Hari pun menjelang kami bersiap untuk melakukan nikah kantor. Semua keperluan sudah diurus oleh ayah. Kami hanya mempersiapkan diri dan mengikuti serangkaian tes. Hari ini dimulai tes kesehatan tak lupa berpamitan dengan papa dan mama karena kami bakalan menginap dirumah dinas ayah mengingat jarak rumahku dengan tempat tes jauh dan mempersingkat waktu tempuh.

Saat diperjalanan mas Arya mengajak berbicara dan mengobrol banyak hal. Tak terasa kami tiba ditempat tes. Aku berpisah dengan mas Arya. Setelah tes kesehatan kami harus menunggu hasil nya agar dapat tes selanjutnya. Sebenarnya kami harusnya nikah kantor dahulu tapi karena ayah menyangupi dan membantu proses kami tak jadi masalah. Semua berjalan lancar dan tiap tes kami jalani dengan rasa senang.

Tiba dites terakhir tes wawancara dan ternyata kami di tes oleh pimpinan mas arya. Disitu kami diberi wejangan dan arahan dalam berumahtangga tak lupa aku juga diberi nasehat menjadi istri tentara yang siap dan sedia membantu suami dalam segala kondisi. Akhirnya semua tes kami lalui dan kami resmi menjadi suami istri secara hukum militer.

"Akhirnya ya bi" Ucap mas Arya setelah kami memutuskan untuk beristirahat di kantin dalam kantor

"Iya mas, rasanya plong banget dan capek juga" Ucapku sambil sesekali rebahan di punggung kursi

Seketika aku kaget tiba-tiba mas Arya duduk disampingku dan memijat leherku. Rasanya enak dipijit seperti itu tapi aku juga merasa tak enak. Seketika kuhentikan tangannya agar tak menjatuhkan lagi.

"Mas udah biana mendingan sekarang" Ucapku

"Bener, atau nanti aja diterusin dirumah ya" Ucapnya dengan nada jahil

Seketika tanganku reflek memukul tangannya. Gemas aku kadang sama sikapnya yang jahil. Makin kesini aku makin bisa melihat kejahilannya dan keisengannya ternyata aku mengira dia tentara yang kaku dan tegas tapi ternyata tak sesuai yang aku fikirkan.

Seketika aku teringat kejadian tadi waktu wawancara yang membuatku malu karena pertanyaan ibu pemimpin yang membahas pernikahan yang seharusnya dilakukan setelah pernikahan kantor tapi tak jadi masalah karena mas Arya menjelaskannya. Disitu aku salut sekaligus menahan malu karena ejekan senior sekaligus yang memimpin kesatuan dimana suamiku bertugas mengatakan "kuat juga kau deksuh untuk tak melakukannya".

" Hayo mikirin yang tadi ya"ucap suamiku seketika aku tersadar sambil memukul lengannya

"Sembarangan, udah agh yuk pulang keburu sore" Ucapku dengan tersipu malu

Akhirnya setelah sesi ledek meledek ala kami dan kami pun pulang ke rumah ayah. Sesampainya di rumah kami berbersih dan beristirahat karena besok hari masih panjang.

****

TYPO BERTEBARAN 🤭

HAI READERS MAAF YA BARU UPDATE DIKARENAKAN BANYAK URUSAN HEHEHE

OK JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA 🤭😍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang