Kenangan indah

105 6 0
                                    

****
Kini aku sudah menjalani hari-hari biasa karena bebas dari asrama. Yaps, aku telah kembali kerumah dinas ayah yang sebenarnya tak jauh dari asramaku.

Aku sekarang sudah berkuliah disalah satu universitas di jogjakarta dan lebih sayangnya lagi sahabatku si shinta harus berbeda jurusan walaupun kita satu almamater akan tetapi kami memilih jalan jurusan kuliah yang berbeda.

Aku kuliah di jurusan pendidikan dokter sedangkan si shinta mengambil jurusan kedokteran gigi. Meskipun kami beda jurusan tetapi jarang ketemu walaupun kampus kami kuliah bersebelahan tinggal jalan dikit sampai. Hari yang kujalani sibuk dengan tugas-tugas kuliah begitupun shinta sehingga kami jarang bertemu.

Shinta dan aku selalu bertukar sapa yah walaupun shinta tinggal jauh dengan kos didekat kampus. Aku merasa sepi karena biasanya kami selalu bersama sehingga ketika kami berpisah rasanya amat sangat menyedihkan. Sebenarnya aku pengen ikutan kos juga tapi ayah melarangku dikarenakan aku anak perempuan kesayangan.

Terkadang aku kangen sama ulah si shinta apalagi kalau shinta dijenguk abangnya yaitu bang rey. Mengingat bang rey jadi seketika aku teringat peristiwa beberapa bulan lalu yang membuatku terkesima dengan sosok laki-laki untuk pertama kalinya. Setelah kejadian terakhir ketemu rasa penasaran akan sosok wira selalu terbayang wajahnya, dalam benakku kapan ya ketemu sama si temen abang rey.

Ketika asyik melamun tiba-tiba suara amat menyebalkan datang dari luar pintu kamar memanggil namaku dengan mengetuk pintu lumayan keras. 'Hugh bisa jebol itu pintu kamarku'  runtukku sambil membuka pintu yang bisa dipastikan sosok yang amat menyebalkan dengan tampang polosnya tersenyum.

"Kakak dipanggil sama bunda dan ayah tuh katanya penting"ucapnya

"Iya igh bawel kami dek, udah sana minggir kakak mau lewat"ucapku dengan nada kesal

"Egh malah ngatain, hu dasar si kakak emg galak"ucapnya berlari sebelum aku memarahinya, dasar si fadil emang ya. Kalau bukan adik satu-satunya udah aku karungin trus aku buang ke rawa-rawa biar dah dipungut sama buaya.

Seketika aku keluar dari kamar menemui ayah dan bunda di ruang keluarga. Ketika aku menghadap mereka ternyata ada sesorang yang sangat amat mengejutkanku dia kan bang wira ngapain ya dia disini.

"Egh bi, sini sayang duduk sama bunda"ucap bunda sambil menepuk tempat duduk disebelahnya

"I-ya bun"jawabku dengan sedikit gugup

"Hmm ayah mau tanya kamu kenal anak laki-laki ini bi?" ucap ayah dengan nada tegasnya

"I-ya yah, aku kenal sama bang wira"ucapku sambil menundukkan kepalaku

"Heghhhh, ayah mau tanya lagi sama kamu bi tapi kamu jawab yang jujur"ucap ayah dengan nada serius seketika aku mendadak suasana tak enak

"ada apa yah?"ucap ku

"Kamu tahu kan bi, ayah ndak suka kamu punya pacar biarpun ayah bebaskan kamu, karena itu dilarang oleh agama akan tetapi kamu sekarang sudah besar bi, ayah mau kamu tidak terjerumus dalam pergaulan makanya ayah protektif ke kamu maka ayah mau kamu ndak usah pacaran tapi langsung nikah dan tak disangka ketika ada laki-laki datang ke rumah ayah utarakan itu dan dia mengiyakan permintaan ayah untuk menikah denganmu makanya ayah sekarang tanya ke kamu apakah kamu mau dipinang sama nak wira? Ayah serahkan semua sama kamu bi"ucap ayah seketika aku mematung atas ucapan ayah barusan 'apa menikah? Mimpi apa ya aku kok tiba-tiba disuruh nikah' ucapku dalam hati

"Bi gimana? Ini ayah tanya malah ngelamun ini anak"ucap ayah

"Hmm, biana mau yah tapi biana masih kuliah yah trus kuliah biana gimana dong yah"ucap ku dengan sedikit sedih

BianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang