Who is He - 14

3.3K 173 11
                                    

Siang ini Viola sudah diizinkan pulang ke rumah. Dokter Siska bilang keadaan Viola sudah jauh membaik. Walaupun Viola masih belum bisa berjalan terlalu lama. Namun, setidaknya Viola yang sudah muak dengan pemandangan rumah sakit akhirnya bisa kembali menghirup udara segar. Ia bisa kembali tidur di tempat tidurnya yang nyaman.

Keo membantu Viola masuk ke dalam mobil. Sedangkan Dinda memasukan barang – barang ke dalam bagasi.

Sepanjang perjalanan, Viola hanya diam. Yang ia inginkan sekarang adalah kaki nya cepat pulih dan bisa kembali ke sekolah. Sudah beberapa hari ini Viola tidak ke sekolah rasanya ada yang aneh. Walaupun temanteman Viola tetap datang menjenguknya setiap hari, namun rasanya tetap berbeda. Di rumah sakit ia tidak bisa bergerak bebas jika bermain bersama temantemannya.

Namun di dalam hati nya terdapat trauma jika mengingat kejadian malam itu. Apalagi kejadian itu masih di sekolahnya sendiri. Kini suasana hati Viola antara senang dan takut. Senang karena sudah keluar dari rumah sakit. Dan takut jika Laura berulah seperti itu lagi. Viola tidak bisa membayangkan bagaimana jika Laura berbuat setega itu lagi pada Viola.

Sesampainya Viola di rumah, Viola langsung duduk di ruang keluarga. Kaki nya masih sedikit terasa sakit saat berjalan dari teras ke dalam rumah. Namun Viola harus menahannya agar kaki nya cepat sembuh dan bisa berjalan seperti biasa.

"Hai, Vio." Viola menoleh saat suara laki – laki berasal dari sampingnya.

"Kak Genta?" Viola mengerutkan keningnya. "Ngapain disini?"

"Nyokap gue bilang lo udah balik, jadi gue samperin deh." Ucap Genta sambil tersenyum.

"Tapi ini kan belum jam pulang sekolah." ucap Viola mengingat sekarang masih pukul satu siang.

"Tadi gue ada acara lagi di Panti Asuhan yang kemarin, jadi dapet dispensasi. Selesai acara gue langsung kesini deh." Viola tidak menjawab. Ia hanya diam. Sekarang setiap ia bertemu dengan Genta, suasana hatinya berubah menjadi gelisah. Ia ingat semua ucapan Laura. Ia ingat semua ancaman Laura. Ia ingat semua perbuatan Laura.

"Gimana keadaan lo?" tanya Genta. Laki – laki itu duduk disamping Viola. Viola melirik Genta sekilas.

"Udah gapapa." Jawab Viola dengan singkat, padat dan jelas.

"Bagus deh. Oiya, gue bawain nasi padang buat lo. Lo doyan nasi padang kan?" Genta menyodorkan beberapa kotak nasi padang pada Viola.

Who is He? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang