Lanjutan

1.3K 86 1
                                    

Di Thrakia, Orfeus duduk di sebuah batu di padang rumput, memainkan lagu duka cita atas hilangnya istrinya. Para Mainad, perempuan pengikut dewa anggur Dionisos, meminta sang musisi memainkan musik yang menyenangkan, namun Orfeus malah terus membawakan musik sendu. Akibatnya para Mainad marah dan menyerang Orfeus. Dalam versi lainnya, para Mainad membunuh Orfeus karena mereka berusaha merayunya tetapi Orfeus menolak mereka sebab dia hanya setia pada Euridike. Sementara dalam mitos Adonis, tindakan para Mainad disebabkan oleh dewi Afrodit, karena sang dewi marah akibat keputusan yang diambil oleh Kalliope, ibu Orfeus, terkait perselisihan antara dia dan Persefone.

Seorang gadis Thrakia membawa kepala Orfeus
Para Mainad melempari Orfeus dengan batu dan kayu. Tetapi musik Orfeus membuat batu dan kayu itu menolak melukai Orfeus. Para perempuan itu semakin marah dan akhirnya mengoyak-ngoyak tubuh Orfeus dengan tangan kosong. Mereka melempar kepala dan lira Orfeus ke sungai Hebros. Sambil terbawa aliran sungai, Kepala dan lira Orfeus terus melantunkan lagu dan musik sedih.

Para Musai (dewi seni) amat berduka atas kematian Orfeus. Mereka kemudian mengumpulkan semua potongan tubuh Orfeus dan menguburnya di Libethra, atau di Piera, Makedonia, sementara Zeus menempatkan Orfeus di angkasa sebagai konstelasi Engonasin ("Yang Berlutut"), yang melambangkan Orfeus yang tengah berlutut akibat diserang para Mainad. Kini rasi bintang tersebut dikenal sebagai konstelasi Hercules. Sementara itu lira Orfeus juga ditempatkan di angkasa sebagai rasi bintang lyra. Dalam versi lainnya, setelah jasad Orfeus dikuburkan oleh para Musai, arwah Orfeus pergi ke dunia bawah. Di sana, Orfeus bertemu lagi dengan Euridike. Kali ini tak ada yang bisa memisahkan mereka.

Selain versi di atas, ada pula beberapa versi lainnya mengenai kematian Orfeus. Dalam suatu kisah, Orfeus mati akibat disambar petir, karena dia membocorkan terlalu banyak rahasia Dunia Bawah dalam misteri kultusnya. Dalam kisah lainnya, Orfeus bunuh diri di Aornos, Thesprotia, setelah tak berhasil membawa kemballi Euridike. Ada pula kisah dimana sekumpulan wanita membunuh Orfeus di Dion, Makedonia. Ketika para wanita itu hendak mencuci tangan mereka yang penuh darah di sungai Helikon, aliran sungainya mengering dan meresap ke bawah tanah. Dewa sungai Helikon tidak mau airnya digunakan untuk membersihkan tangan pembunuh.

Para Nimfa menemukan kepala Orfeus
Agama pada masa klasik akhir dan Hellenistik, disebut kultus "Orfik", disebutkan didasarkan pada sajak dan puisi karya Orfeus. Karya-karyanya dipercaya menjadi dasar untuk naskah dan kepercayaan Orfik, meskipun naskah-naskah tersebut kemungkinan besar pseudepigrafis.

Tak seperti kultus Dionisos, kultus Orfik melarang anggotanya memakan daging, minum anggur, dan berhubungan seksual. Tujuan utamanya adalah menjalani hidup yang saleh supaya dapat masuk ke Elisian. Meskipun demikian, naskah-naskah kultus Orfik menempatkan dewa Dionisos sebagai bagian penting dalam penciptaan dunia.

Dalan Argonautika, Apollonios menuturkan bahwa Orfeus menyanyikan lagu mengenai penciptaan dunia yang berbeda dari yang diceritakan oleh Hesiodos dalam Theogonia dan Erga Kai Hemerai.

Salah satu praktik ritual penting dalam kultus Orfik adalah adegan pemotongan tubuh secara berpura-pura, sebagai cara untuk mengenang bagaimana Orfeus dikoyak-koyak oleh para wanita Thrakia, meskipun ada beberapa laporan bahwa pemotongan tubuh sungguhan dilakukan dalam ritual tersebut.

MITOLOGI YUNANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang