Chapter 6

12 2 0
                                    

Ya sudahlah.

Mungkin lebih baik besok saja aku nanyanya.

Toh,enggak penting-penting banget juga sieh.

Yang pasti hari ini aku lagi happy banget.

Dan dari sekarang juga aku harus menyusun waktu yang tepat buat ngajak Sally ngedate dan nyatain cinta ke dia.

Yeah!

Aku pun sibuk meraih kalender dan membuka satu persatu lembaran kalender yang tergantung dekat di meja belajarku.

-Sally-

Paul tadi ikut salah tingkah juga sepertiku?

Mungkinkah Paul juga menyukaiku?

Aku sedang duduk di ranjangku sambil membuka satu persatu lembaran kalender.

Hmm...Kalau memang iya,kira-kira kapan ya dia bakal ngajak aku ngedate terus nyatain cinta ke aku?

Dan nanti aku harus pakai gaun apa ya buat ngedate sama Paul?

Kemudian aku membuka lemari bajuku.

Aku pun mengacak-acak seluruh isi lemariku.

Mencari-cari gaun yang bagus dan pas untuk ngedate.

Hmm...enggak ada yang bagus dan pas untuk ngedate.

Kemudian aku melihat sebuah gaun yang sangat indah tergantung diantara semua gaun-gaunku.

Itu adalah gaun nikah ibuku yang sudah dia wariskan untukku setengah tahun yang lalu.

Akan tetapi...

Masa iya sieh aku ngedate pake gaun nikah?

Wahhh...

Apa kata Paul nanti?

Dia pasti akan tertawa terbahak-bahak dan lebih parahnya lagi...

Dia mengira aku sudah sinting alias sakit jiwa alias gila alias tidak waras.

Oh...No!

Tak bisa ku bayangkan itu!

Aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku mengusir bayangan Paul yang terbahak-bahak menertawaiku dan mengganggapku sudah sinting.

Atau...

Oh iya mungkin aku bisa meminjam salah satu gaun milik ibuku.

Seingatku ibu punya banyak sekali gaun.

Rata-rata gaun yang dimiliki ibuku bagus banget dan limited edition pula.

Kalau gitu nanti aku pinjam gaun ke ibu saja ahhh...

---

Tak terasa waktu berjalan sudah seminggu sejak pertemuan Paul dengan kedua orang tuaku.

Seminggu itu juga Aku dan Paul semakin dekat.

Aku dan Paul selalu pulang sekolah bareng.

Saat aku akan melangkah masuk ke rumahku...

"Tunggu" Tahan Paul agar aku berhenti melangkah masuk ke rumah.

"Ada apa Paul?"

"Besok malam minggu.kamu ada acara?"

"Enggak koq enggak ada.Kenapa?"

"Besok...Hmmm...Besok...Aku mau...Kita dinner berdua ya.Kamu... mau kan?" Ajak Paul dengan nada nerveous.

"Eh gimana ya? Ok deh.ok.Tapi kita minta ijin dulu sama orang tua kita masing-masing ya."

"Siip"

Paul pun berjalan masuk ke rumahnya.

Aku pun meneruskan langkahku untuk masuk ke rumahku.

-Paul-

Malam harinya...

Aku sibuk mengacak-acak lemari bajuku.

Haduh...

Tak ada kemeja yang bagus.

Ayah!

Kayaknya aku harus pinjam salah satu kemeja ayahku.

Kalau tidak salah...

Seingatku ayah punya beberapa kemeja yang bagus dan keren.

Aku pun bergegas menuju ke kamar ayah dan ibuku.

Kebetulan sekali!

Ayah sedang di kamar sendirian.

Ibu dan Aileen sedang memasak bersama di dapur.

"Ada apa Paul?"

"Yah,aku...boleh pinjam salah satu dari kemeja ayah?"

"Emang buat apaan?"

"Itu yah.aku...aku mau ngajak cewek kencan yah." Kataku pelan.

"Kencan? Kencan sama siapa kamu nak?"

"Itu loh yah Sally.Teman aku yang pernah main ke rumah kita sekitar seminggu yang lalu itu."

"Ohhh...itu orangnya.hmm...bentar ya.biar ayah bantu pilihin baju yang bagus dan keren buat kencan kamu sama Sally."

Ayah bergegas membuka lemari bajunya.

Dia ikut membantu mencarikan baju untuk kencanku dengan Sally nanti.

"Nah ini dia bajunya.ayah jamin pasti kamu akan terlihat sangat tampan dan penuh pesona.Sallymu ini akan suka sekali jika kamu pake baju ayah yang ini."

Ayah pun menunjukkan baju pilihannya.

Ohhh...

Astagaaa...!!!

Bersambung...

Aileen (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang