Aku tidak bisa diam begini.
Aku harus melakukan sesuatu.
Tapi apa yang bisa ku lakukan?
Aku tidak tau!
Pastinya saat ini hatiku benar-benar hancur mendengar bahwa Paul udah jadian sama Sally.
Aku pun segera menutup pelan pintu kamarku dan menguncinya seusai menguping pembicaraan Paul dan orang tuanya.
-Sally-
"Ibu... Ayah... Aku sudah pulang."
Ibu dan ayah menghampiriku.
"Sudah pulang nak?" Tanya ayah.
"Gimana kencanmu sama Paul?" Tanya ibu dengan mata berbinar.
"Lancar koq.Hmm... malahan aku... sudah... jadian sama Paul." Kataku dengan gugup namun menyimpan hati yang begitu gembira.
"Jadian? Selamat ya nak" kata ibu seketika memelukku.
"Iya selamat ya nak" timpal ayah ikut memelukku.
"Makasih ibu... Makasih ayah..." Kataku membalas pelukan mereka.
"By the way...kapan nieh acaranya?" Tanya ayah.
"Acara? Acara apa ya yah?" Tanyaku bingung.
"Maksudnya ayah,kapan mau ngadain acara makan-makan buat rayain hari jadinya kamu sama Paul? Iya kan yah?" Tanya ibu dengan senyum jahil.
Ayah menganggukan kepalanya mengiyakan lalu mengedipkan sebelah matanya.
"Idihhh... Ayah sama ibu mahhh... Baru juga hari ini jadiannya.masa iya sieh hari ini juga udah minta traktiran segala?"
Aku pura-pura marah dengan memasang wajah cemberut.
Ayah dan ibu pun tertawa geli melihat wajah cemberutku. Aku sendiri berusaha menahan tawa melihat ayah dan ibuku yang sedang tertawa geli seperti itu.
---
Di sekolah...
Wah...ada apa ini?
Hari ini kenapa sekolahku sepi banget?
Daritadi aku tidak melihat satu orang pun disekolah.
Apakah libur?
Tapi tidak ada pemberitahuan liburnya.
Atau di mading sudah di tulis kalau hari ini itu libur tapi aku tidak melihatnya?
Aku pun mengecek mading untuk melihat infonya.
Hmm... Aneh deh!
Tidak ada info kalau hari ini sekolah libur.
Aku pun mengecek satu persatu kelas hingga kelas-kelas yang berada di lantai paling atas.
Yaitu lantai 5.
Dan ketika aku membuka pintu salah satu kelas di lantai 5...
"DUARRRRRR"
Bersambung...